Menggali Sejarah Kuliner Legendaris Lotek yang Tercipta dari Jurnalis asal Inggris
- Lotek mulai dikenal pada tahun 1940-an di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, seorang jurnalis asal Inggris bernama Peter ditugaskan di Bandung untuk meliput kondisi Indonesia selama Perang Dunia II. Peter merindukan salad, tetapi saat itu sulit sekali menemukan salad di Indonesia. Maka dari itu, ia berinisiatif untuk membuat salad dengan bahan-bahan seadanya.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Ada beberapa hal yang istimewa dari Indonesa, salah satunya kulinernya yang beragam. Setiap daerah memiliki makanan tradisional yang unik dan khas. Kuliner Nusantara tumbuh bersama seiring waktu, menyimpan jejak perubahan, merefleksikan gaya hidup, dan mewariskan nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Setiap suapan menyimpan kenangan, dan setiap cita rasa terpatri akar budaya yang terus hidup. Seperti makanan dari Jawa Barat yang satu ini yang memiliki cita rasa unik, namanya Lotek, mungkin kamu pernah mencobanya.
Tanah Sunda (Jawa Barat) selain terkenal dengan keindahan alamnya, juga terkenal dengan kuliner tradisionalnya yang begitu lezat, salah satunya adalah Lotek, makanan tradisional yang tak lekang oleh waktu. Makanan ini mudah ditemukan di berbagai daerah di Jawa Barat.
Melansir dari Java Private Tour, sekilas, Lotek terlihat mirip dengan Gado-gado, yaitu makanan berupa sayuran segar yang disiram dengan bumbu berupa saus cabai dicampur dengan saus kacang. Keunikan Lotek terletak pada tambahan tempe goreng, terasi, gula merah, dan bawang putih dalam bumbunya.
Campuran tersebut menciptakan rasa yang manis, pedas, dan gurih sekaligus. Secara umum, rasa Lotek lebih manis dibandingkan pecel atau gado-gado. Hidangan ini biasanya disajikan dengan lontong atau nasi hangat, ditemani dengan kerupuk dan bawang goreng.
Perpaduan ini membuat hidangan tersebut menjadi lebih nikmat dan menggoda selera. Setiap suapan menghadirkan harmoni rasa yang pas antara sayuran segar dan bumbu yang kaya.
Lotek mulai dikenal pada tahun 1940-an di Bandung, Jawa Barat. Dan kamu tahu tidak? Ternyata ada kisah menarik mengenai bagaimana makanan ini menjadi populer di wilayah tersebut, khususnya di Bandung. Pada saat itu, seorang jurnalis asal Inggris bernama Peter ditugaskan di Bandung untuk meliput kondisi Indonesia selama Perang Dunia II.
Peter merindukan salad, tetapi saat itu sulit sekali menemukan salad di Indonesia, terutama di Bandung, karena masyarakat Indonesia saat itu belum mengenal salad, bahkan ia tidak apat menemukan bahan-bahan yang diperlukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Peter berinisiatif untuk membuat salad dengan bahan-bahan seadanya. Ia juga menggunakan peralatan seadanya dalam membuat salad tersebut.
Karena istilah “Low Tech” yang ia gunakan untuk menggambarkan cara pembuatan salad tersebut sulit diucapkan oleh penduduk setempat, maka istilah itu kemudian disederhanakan menjadi Lotek.
Punya Cita Rasa yang Khas dan Menggugah Selera
Keunikan Lotek terletak pada penggunaan kencur dan asam jawa dalam bumbunya, sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dari gado-gado. Perpaduan manisnya gula merah, gurihnya kacang tanah, dan segar dari kencur memberikan karakter rasa yang khas di lidah.
Selain itu, tingkat kepedasan dapat diatur sesuai selera, membuat Lotek cocok untuk berbagai kalangan. Kombinasi sayuran rebus yang segar dan bumbu kacang yang kaya membuat setiap suapan terasa menenangkan sekaligus menggugah selera, bikin nambah lagi dan lagi.
Lebih dari sekadar hidangan, Lotek mencerminkan filosofi hidup masyarakat Indonesia yang sederhana, bersyukur, dan menjunjung kebersamaan.
Perpaduan berbagai jenis sayuran dalam satu piring melambangkan harmoni dan keberagaman, seperti dengan masyarakat Indonesia yang hidup berdampingan dalam perbedaan. Dengan cita rasanya yang unik, harga yang terjangkau, serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Lotek menjadi bukti cita rasa lokal tidak akan pernah pudar.
Meski zaman terus berubah dan tren kuliner selalu berganti, lotek tetap eksis hingga kini. Di berbagai kota di Jawa, terutama Yogyakarta dan Bandung, warung Lotek masih mudah dijumpai, baik di pasar tradisional maupun di pinggir jalan.
Bagi banyak orang, Lotek bukan sekadar hidangan, melainkan bagian dari kenangan masa kecil yang menghadirkan rasa nostalgia saat dinikmati kembali di masa kini.

Distika Safara Setianda
Editor
