Tahun Ini Pilih Mana: Cuan Gila Saham Sawit atau Amannya Reksa Dana?
- Saham sawit sedang panen raya dengan cuan ratusan persen. Tapi, lebih baik pilih saham langsung atau main aman di reksa dana? Simak perbandingannya.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Tahun 2025 menjadi panggung panen raya bagi para investor di sektor kelapa sawit. Sejumlah emiten sawit papan atas berhasil mencatatkan lonjakan harga saham dan laba bersih yang fantastis, memberikan imbal hasil atau cuan yang luar biasa besar bagi para pemegang sahamnya.
Di tengah euforia ini, investor dihadapkan pada sebuah pilihan klasik: haruskah ikut terjun langsung membeli saham-saham sawit yang sedang ngegas untuk memaksimalkan keuntungan? Atau, lebih baik tetap berada di jalur aman dengan berinvestasi melalui reksa dana?
Kedua pilihan ini sama-sama menawarkan potensi keuntungan, namun dengan tingkat risiko yang sangat berbeda. Lantas, mana yang paling sesuai untuk Anda? Mari kita bedah tuntas perbandingan keduanya.
1. Sisi Saham Sawit: Potensi Cuan Raksasa
Jika tujuan Anda adalah memaksimalkan potensi keuntungan dalam waktu singkat, maka saham sawit adalah juaranya tahun ini. Lihat saja rapor kinerjanya: PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) berhasil meroket +111,41% sejak awal tahun, sementara PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) terbang +80,56%.
Kenaikan harga yang gila-gilaan ini ternyata bukan sekadar spekulasi. Kinerjanya didukung oleh fundamental yang sangat kuat, di mana laba bersih emiten-emiten ini juga melonjak drastis. PT Sinar Mas Agro Tbk (SMAR), misalnya, mencatatkan lonjakan laba hingga +94,97% pada semester pertama 2025.
Namun, potensi keuntungan raksasa ini datang dengan risiko yang juga sama besarnya. Kinerja saham-saham ini sangat bergantung pada pergerakan harga CPO global. Jika harga CPO anjlok, harga sahamnya pun berisiko terkoreksi sangat dalam.
2. Sisi Reksa Dana: Jalan Aman dan Terdiversifikasi
Di sisi lain, reksa dana menawarkan jalur yang jauh lebih aman dan terdiversifikasi. Dengan membeli satu produk reksa dana saham, dana Anda secara otomatis disebar ke puluhan saham dari berbagai sektor, tidak hanya bergantung pada nasib sektor sawit semata.
Kinerjanya memang tidak seekstrem saham sawit. Data dari NAVI milik Mirae Asset pada Kamis, 21 Agustustus 2025, menunjukkan bahwa produk reksa dana saham unggulan seperti Sucorinvest Maxi Fundmencatatkan imbal hasil +11,23% dalam sebulan terakhir, sementara HPAM Ultima Ekuitas 1 memberikan return +28,65% dalam tiga bulan.
Bagi investor yang lebih konservatif, ada juga Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Pasar Uang. Keduanya secara konsisten memberikan imbal hasil positif yang stabil, seperti Kisi Fixed Income Fund Plus (+9,58% setahun) dan Insight Money (+6,11% setahun).
3. Faktor Risiko: Fokus vs Sebar
Perbedaan utama terletak pada manajemen risiko. Dengan membeli saham sawit secara langsung, Anda menempatkan seluruh risiko investasi Anda pada satu sektor saja. Jika sentimen terhadap sektor sawit memburuk, seluruh portofolio Anda akan ikut tertekan.
Sebaliknya, dengan reksa dana, risiko Anda sudah disebar oleh Manajer Investasi. Jika saham di sektor sawit sedang turun, ada kemungkinan saham di sektor lain seperti perbankan atau konsumer justru sedang naik, sehingga bisa menyeimbangkan kinerja portofolio Anda.
4. Jangan Lupa Cek Fund Fact Sheet
Keunggulan reksa dana tidak hanya pada diversifikasi, tetapi juga pada kejelian Manajer Investasi (MI). MI yang jago akan secara aktif melakukan rebalancing portofolio. Artinya, mereka bisa saja menjual saham-saham sawit saat harganya sudah di puncak untuk merealisasikan keuntungan.
Dana hasil penjualan tersebut kemudian bisa diputar atau dirotasi ke sektor lain yang dinilai lebih prospektif. Inilah yang membuat reksa dana lebih dinamis. Kinerja baik sebuah reksa dana saham tidak hanya ditentukan oleh kondisi pasar, tetapi juga oleh kelihaian MI dalam mengambil keputusan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi investor untuk rajin memeriksa lembar fakta bulanan atau fund fact sheet. Di sana Anda bisa melihat apa saja saham-saham yang menjadi aset terbesar (top holdings) dalam reksa dana Anda, dan apakah MI melakukan perubahan strategi.
5. Jadi, Pilih yang Mana?
Pada akhirnya, tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua investor. Pilihan investasi yang paling tepat akan selalu kembali kepada profil risiko serta tujuan keuangan Anda masing-masing. Penting untuk mengenali diri sendiri sebelum mengambil langkah.
Jika Anda memiliki toleransi risiko yang sangat tinggi, pemahaman mendalam mengenai industri kelapa sawit, dan siap untuk menghadapi volatilitas ekstrem, maka berinvestasi langsung di sahamnya bisa memberikan imbal hasil yang lebih maksimal.
Namun, bagi sebagian besar investor, terutama pemula atau mereka yang menginginkan cara yang lebih simpel dan tidur nyenyak, reksa dana saham tetap menjadi pilihan yang lebih bijak untuk mendapatkan eksposur ke pasar saham dengan risiko yang jauh lebih terkelola.

Alvin Bagaskara
Editor
