Tren Pasar

Harga CPO Ngegas ke Level Tertinggi, Emiten Sawit Kompak Pesta Cuan!

  • Sektor sawit sedang panas, siapa juaranya? Bongkar pemicu reli harga CPO dan daftar lengkap 7 emiten sawit yang paling untung pada semester I-2025.
Panen Kelapa Sawit - Panji 5.jpg
Nampak seorang petani tengah melakukan panen tanaman kelapa sawit di kawasan Bogor Jawa Barat, Kamis 28 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Sektor kelapa sawit sedang panas-panasnya. Harga minyak sawit mentah (CPO) dunia berhasil ngegas ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir, menembus 4.520 ringgit Malaysia per ton. Reli ini didorong oleh kombinasi sempurna antara permintaan yang menggila dan pasokan yang semakin ketat.

Euforia di pasar komoditas ini langsung menular ke lantai bursa. Para emiten sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak melaporkan pesta cuan dengan lonjakan laba bersih yang fantastis sepanjang semester pertama 2025, membuktikan bahwa momentum ini benar-benar nyata.

Lalu, apa sebenarnya pemicu utama di balik reli harga CPO yang sangat kencang ini? Selain itu, siapa saja emiten kelapa sawit yang paling jago dalam mencetak laba di tengah momentum positif tersebut? Mari kita bedah tuntas rapor lengkapnya.

1. Pemicu Utama Reli: Duet Maut Permintaan & Pasokan

Direktur Penjualan Manzoor Trading, Abdul Hameed, ada dua pemicu utama di balik reli ini. Pertama adalah permintaan yang sangat kuat dari dua konsumen terbesar dunia, yaitu China dan India, yang sedang gencar melakukan penyetokan kembali menjelang festival Diwali.

Kedua adalah pasokan yang semakin ketat dari produsen utama, Indonesia. “Pengetatan suplai ini disebabkan oleh rencana implementasi program biodiesel B50 yang akan menyerap banyak CPO untuk pasar domestik, serta adanya penyitaan lahan sawit ilegal oleh pemerintah,” jelasnya dikutip pada Rabu, 20 Agustus 2025. 

2. Game Changer Bernama Program Biodiesel

Info saja, program biodiesel menjadi game changer yang mengubah peta pasokan global. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) memproyeksikan program B50 di Indonesia akan menciptakan tambahan permintaan CPO domestik sebesar 3 juta tonper tahun pada 2026.

Angka ini sangat signifikan, karena lebih besar dari total prediksi kenaikan pasokan CPO global yang hanya 1,6 juta ton. Hal serupa juga terjadi di AS dan Brasil yang sama-sama meningkatkan porsi campuran biodiesel, yang turut mengerek permintaan minyak kedelai sebagai substitusi.

3. Rapor Lengkap 7 Sultan Cuan Sektor Sawit di Semester I-2025

Kombinasi harga jual yang tinggi dan permintaan yang kuat langsung tercermin pada rapor keuangan para emiten sawit. Berikut adalah rincian lengkap tujuh emiten dengan perolehan laba bersih terbesar sepanjang paruh pertama tahun 2025:

  1. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 1,69 triliun
    • Pertumbuhan (YoY): +76,9% dari Rp 955,34 miliar di Semester I-2024.
  2. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 916 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +80,3% dari Rp 508 miliar di Semester I-2024.
  3. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 825,38 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +94,97% dari Rp 423,33 miliar di Semester I-2024.
  4. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 755 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +43% dari Rp 527,97 miliar di Semester I-2024.
  5. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 714 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +19,3% dari Rp 598,32 miliar di Semester I-2024.
  6. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 702,12 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +40,1% dari Rp 501,04 miliar di Semester I-2024.
  7. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA)
    • Laba Bersih Semester I-2025: Rp 656,72 miliar
    • Pertumbuhan (YoY): +55,15% dari Rp 423,28 miliar di Semester I-2024.

4. Satu Sinyal Waspada yang Perlu Diperhatikan Investor

Namun, di tengah semua kabar baik ini, ada satu sinyal waspada yang perlu dicermati investor. Keberhasilan program biodiesel B50 sangat bergantung pada kecukupan dana subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Direktur Jenderal Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang meminta tambahan alokasi dana. Alasan utamanya adalah semakin lebarnya selisih harga antara CPO dengan solar, yang membuat beban subsidi membengkak.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, prospek sektor kelapa sawit saat ini terlihat sangat cerah. Kombinasi antara harga CPO yang tinggi dan fundamental emiten yang mencatatkan pertumbuhan laba fantastis adalah sinyal bullish yang sangat kuat.

Namun, faktor keberlanjutan program B50 menjadi kunci utama. Investor perlu terus memantau perkembangan mengenai kecukupan dana subsidi sawit. Jika masalah pendanaan ini berhasil diatasi, maka reli di sektor ini berpotensi untuk terus berlanjut.