Tren Leisure

Ide Patungan Beli Hutan Bersambut, 2 Influencer Beri Rp1,5 Miliar

  • Merespons peristiwa memilukan yang terjadi di Pulau Sumatra, baru-baru ini media sosial seperti Twitter (X) dan Instagram muncul satu wacana yaitu patungan membeli hutan. Dorongan tersebut meledak setelah Pandawara Group membagikan sebuah ide yang menggugah perhatian dan perasaan banyak orang.
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia (Reuters/Willy Kurniawan) (Reuters/Willy Kurniawan)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Peristiwa banjir di Pulau Sumatra kini menjadi sorotan publik, dalam beberapa video yang beredar, terlihat bukan hanya air banjir berwarna keruh yang menerjang permukiman, tapi juga ribuan batang kayu gelondongan besar yang ikut tersapu arus deras.

Akibat keserakahan manusia, banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah menghancurkan segalanya, menenggelamkan desa, kehilangan keluarga, merusak fasilitas umum, dan lain sebagainya.

Ketua Dewan Daerah Walhi (Walhi) Aceh Muhammad Nur menyebut maraknya penebangan liar serta perluasan perkebunan kelapa sawit menjadi faktor utama terjadinya banjir di Pulau Sumatra. Menurutnya, aktivitas tersebut telah mengubah fungsi hutan secara besar-besaran dan mengganggu keseimbangan lingkungan.

Sementara dilansir dari Suara Muhammadiyah, kebun kelapa sawit dapat membantu menyerap dan menahan air hujan, tetapi pohon sawit tidak banyak menyerap air hujan karena dia memiliki struktur anatomi yang berbeda dengan pohon-pohon lainnya

Ukuran jaringan xilem (pengangkut air) yang dimiliki lebih kecil, dibandingkan yang ada pada pohon lain. Selain itu, batang pohon sawit dilapisi lapisan lilin yang membuat kemampuan menyerap air hujan menjadi lebih rendah. Akibatnya, ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, risiko terjadinya banjir meningkat.

Sebagai perbandingan, pohon kelapa sawit hanya menyerap sekitar 20-30 liter air per hari, sedangkan pohon lainnya bisa menyerap sekitar 100-200 liter air per hari. Oleh karena itu, mengganti hutan lebat dengan perkebunan sawit berisiko tinggi terjadinya banjir, karena kemampuan serap dan kemampuan menahan air pada kebun sawit jauh lebih rendah dibandingkan hutan yang lebat.

Merespons peristiwa memilukan yang terjadi di Pulau Sumatra, baru-baru ini media sosial seperti Twitter (X) dan Instagram muncul satu wacana yaitu patungan membeli hutan. Dorongan tersebut meledak setelah Pandawara Group membagikan sebuah ide yang menggugah perhatian dan perasaan banyak orang.

“Lagi ngelamun, tiba-tiba aja kepikiran gimana kao masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan agar tidak dialihfungsikan,” tulis Pandawara Group di Instagram @pandawaragroup. Unggahan tersebut menuai banyak respon dari masyarakat biasa hingga publik figur.

Inspirasi dari Megamendung, Ketika komoditas menjadi fungsi. Langkah tersebut sejalan dengan kisah inspiratif Rosita di Megamendung, Bogor.

Berawal dari mimpi sang suami, ia rela aset keluarga dan mengubah lahan tandus bekas perkebunan singkong menjadi hutan organik seluas 30 hektare, meskipun harus menghadapi berbagai stigma dan kerumitan agraria.

Selama 25 tahun perjuangan, Hutan Organik Megamendung telah menunjukkan hasil nyata. Dua mata air yang sebelumnya mengering berhasil hidup kembali dan mendukung DAS Ciliwung. Ekosistem pun perlahan pulih, ditandai dengan kembalinya sekitar 125 jenis pohon dan 25 jenis burung.

Rosita membuktikan menanam hanyalah langkah awal, sementara merawatnya adalah komitmen seumur hidup. Hutan tidak tercipta dari sekadar slogan, melainkan dari komitmen dan kesabaran.

Merespon ide dari Pandawara, menurut Denny Caknan ide yang disampaikan Pandawara Group adalah simbol kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Denny bahkan menyatakan kesiapannya untuk memberikan donasi apabila gerakan yang diinisiasi Pandawara Group benar-benar direalisasikan.

“Mungkin terlihat tidak mungkin. Terlihat ngawur. Tapi kalau dipikir-pikir masuk akal juga lamunannya. Walaupun aku gak iso mikir cara belinya gimana,” tuilis Denny Setiawan atau @denny_caknan di Instagramnya.

“Saya Rp1 miliar,” sambung Denny Caknan.

Selain Denny Caknan, King Abdi juga siap berpartisipasi untuk donasi. “Saya Rp500 juta,” tulisnya di Instagram pribadinya @kingabdi_jajanmercon.

“Masio aku gak se sogeh @denny_caknan dan aku merasa mimpi beli hutannya @pandawaragroup seperti tidak mungkin, tapi ketika mimpi itu bisa terwujud, karena rasa kepemilikan yang tinggi akan tanah air ini. Biar enggak cuma pejabat aja dan pemerintah yang bisa mengalihfungsikan hutan,” kata King Abdi.

“Saya siap beli hutan untuk keberlangsungan kehidupan warga, satwa dan lingkungan agar tidak gampang di hancurkan!” sambungnya.