Tren Ekbis

Target Rp35 T! Harbolnas 2025 Jadi Solusi atau Ancaman Utang?

  • Pemerintah menargetkan transaksi Harbolnas 10–16 Desember 2025 mencapai Rp35 triliun dan melibatkan 1.000 UMKM. Namun, tren diskon besar dikhawatirkan memicu peningkatan utang paylater.
istockphoto-1222588897-612x612.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID - Pemerintah resmi mendukung pelaksanaan hari belanja online nasional (Harbolnas) yang akan dilakukan pada tanggal 10-16 Desember 2025. Event ini akan dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk menyasar sejumlah pasar dan keuntungan besar menjelang akhir tahun.

Sebagai informasi, Harbolnas merupakan event promo yang biasa dilakukan oleh platform online atau e-commerce. Event ini akan menyajikan banyak promo dan keuntungan yang diberikan kepada konsumen. Di tahun ini, e-commerce akan memberikan diskon hingga 90% dan pemerintah pun mematok target transaksi sebesar Rp35 triliun. 

“Saya matok target aja Rp35 triliun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara peluncuran Harbolnas, Kamis, 4 Desember 2025.  Ia berharap pelaksanaan Harbolnas ini menjadi alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat ekosistem perdagangan berbasis digital di Indonesia. 

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menargetkan transaksi Harbolnas 2025 naik sebesar 10% dibandingkan tahun lalu. “Target peningkatan transaksi sebesar 5–10% atau Rp33–34 triliun,” ujar Budi. 

Uniknya, di pelaksanaan Harbolnas 2025 kali ini melibatkan 1.000 UMKM yang ditargetkan dapat bersaing dan menyumbang penjualan sebesar Rp17 triliun. Hal ini selaras dengan tujuan pemerintah yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025, dan meningkatkan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

Kata Masyarakat dan Tren Belanja di Harbolnas 2025

Hadirnya Harbolnas 2025 ini, menjadi keuntungan dan solusi yang berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, dari sisi masyarakat Harbolnas 2025 ini bisa menjadi solusi sekaligus ancaman yang dikhawatirkan dapat meningkatkan pinjaman atau utang.

Salah satu warga Jakarta sekaligus pengguna e-commerce, Radit, menilai pemberian diskon besar-besaran berguna bagi masyarakat yang memiliki kesadaran penuh untuk berbelanja sesuai kebutuhan harian bahkan rumah tangga. 

Namun dia mengakui ancaman terbesar dari promo ini adalah peningkatan pengguna paylater, yang digunakan untuk kebutuhan hidup mewah. “Karena ada promo kayak gitu, biasanya masyarakat tuh banyak kan. Apalagi budaya masyarakat anak sekarang malah ngambil ini itu, jadi aji mumpung nih diskon 90%. Enggak ada dana nih, paylater aja lah. Nanti utang lagi,” ujarnya.

Pengguna e-commerce dari kalangan Gen Z, Vasinka, memilih memanfaatkan diskon Harbolnas 2025 untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. “Kalau dari aku sendiri lebih fokus cari promo ke skincare gitu, karena kan harga skincare sekarang lumayan,” ungkapnya.

Dia juga berpendapat adanya promo di Harbolnas ini seharusnya bisa jadi keuntungan dan berdampak baik buat masyarakat. Menurutnya, semua keputusan untuk membeli akan kembali pada masyarakat, sehingga kebijakan ini akan tergantung pada kebutuhan masing-masing individu. 

“Efektif sih kayaknya, selain harga jadi pada murah terus orang-orang pada senang dapat promo juga kan. Terus produk lokal sekarang emang lagi bagus-bagusnya banget, enggak kalah sama produk lokal. Jadi kita pake produk lokal, terus dapet promo, jadi kaya good deals banget gitu,” ujar Vasinka.

Dalam pelaksanaan event ini, Vasinka juga berharap brand-brand lokal bisa terus berkembang dan memiliki kualitas produk yang berdaya saing. Promo ini bisa dibilang menjadi salah satu jembatan bagi konsumen dan para pelaku usaha untuk bertransaksi secara cepat, sehat, serta bijak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia di akhir tahun 2025.