7 Hal yang Harus Dilakukan UMKM Sebelum Ajukan Kredit agar Terhindar dari Gagal Bayar
- Banyak UMKM terburu-buru mengajukan pinjaman tanpa menghitung kebutuhan modal secara detail. Padahal, angka pinjaman yang terlalu besar justru meningkatkan risiko gagal bayar.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA, TRENASIA. ID - Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah lama menjadi salah satu program unggulan pemerintah untuk membantu UMKM mendapatkan akses permodalan dengan bunga rendah. Program ini bahkan ditargetkan bisa menyalurkan ratusan triliun rupiah setiap tahun melalui berbagai bank penyalur.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan tidak sedikit pelaku UMKM yang justru terjebak dalam masalah gagal bayar. Bukannya bisnis berkembang, mereka malah terbebani cicilan yang sulit dilunasi. Menurut penelitian Akbar & Maulisa (2023) dari Universitas Udayana (Unud), keterlambatan atau gagal bayar KUR bukan hanya merugikan bank, tapi juga meninggalkan catatan buruk di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Dampaknya serius: UMKM bisa kesulitan mendapatkan akses kredit di masa depan.
Situasi ini sering terjadi karena minimnya perencanaan dan kurangnya pemahaman tentang risk management (manajemen risiko) dalam mengelola pinjaman.
- 5 Sumber Pendapatan Pasif Terbaik Menurut Robert Kiyosaki
- 8 Cara Pengusaha Muda Mengelola Risiko Finansial Bisnis
- Merasakan Slow Living dengan Menu Homemade Ala Resonansi Jogja
1. Pahami Kebutuhan Modal Secara Nyata
Banyak UMKM terburu-buru mengajukan pinjaman tanpa menghitung kebutuhan modal secara detail. Padahal, angka pinjaman yang terlalu besar justru meningkatkan risiko gagal bayar.
Misalnya, jika bisnis kuliner hanya butuh tambahan Rp30 juta untuk membeli peralatan, jangan langsung tergiur mengambil pinjaman Rp100 juta. Pinjam sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan. Dengan begitu, cicilan tetap terkendali dan modal benar-benar digunakan untuk produktivitas.
2. Buat Rencana Bisnis yang Jelas
Bank biasanya akan meminta proposal usaha atau setidaknya gambaran rencana bisnis. Namun, rencana ini seharusnya bukan hanya formalitas untuk mendapatkan pinjaman, melainkan peta jalan bagi UMKM dalam mengembangkan usaha.
- Rencana bisnis ideal setidaknya mencakup:
- Proyeksi pemasukan dan pengeluaran bulanan
- Strategi pemasaran dan target pasar
- Estimasi pengembalian modal (return on investment)
Menariknya, riset menunjukkan bahwa lembaga penjamin seperti Jamkrindo sudah menerapkan Four Eyes Principles (FEP) sejak Januari 2023, di mana analisis bisnis dan risiko dipisahkan untuk menekan kredit bermasalah. Studi dari Permana Journal (2023) menemukan bahwa metode ini efektif menurunkan non-performing loan (NPL) dan membuat penyaluran KUR lebih sehat. Artinya, jika UMKM bisa menunjukkan rencana bisnis yang matang, peluang lolos verifikasi bank semakin besar.
3. Hitung Kemampuan Bayar dengan Jujur
Salah satu penyebab utama gagal bayar adalah ketidakmampuan menghitung cicilan. Sebelum mengambil KUR, pelaku UMKM sebaiknya mengalokasikan maksimal 30–40% dari keuntungan bersih untuk membayar angsuran bulanan.
Jika keuntungan rata-rata usaha hanya Rp10 juta per bulan, maka cicilan sebaiknya tidak lebih dari Rp3–4 juta. Dengan cara ini, usaha tetap punya ruang bernapas untuk operasional sehari-hari tanpa tercekik utang.
4. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Kesalahan klasik UMKM adalah mencampuradukkan uang pribadi dengan uang usaha. Akibatnya, dana pinjaman yang seharusnya dipakai untuk modal malah terpakai untuk konsumsi pribadi.
Membuka rekening terpisah untuk usaha adalah langkah sederhana tapi krusial. Selain membantu pengelolaan arus kas, hal ini juga membuat laporan keuangan lebih transparan jika sewaktu-waktu diminta oleh bank.
Baca Juga: AFPI Tegaskan Tidak Ada Praktik Kartel Bunga Fintech Lending, Ini Penjelasan Lengkapnya
5. Siapkan Catatan Keuangan yang Rapi
Bank tidak hanya melihat niat, tetapi juga rekam jejak keuangan UMKM. UMKM yang memiliki laporan keuangan sederhana—meski hanya berupa pencatatan arus kas harian dan bulanan—akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan bank.
Selain itu, catatan keuangan juga memudahkan pelaku usaha dalam mengambil keputusan: kapan harus menambah stok, kapan perlu mengurangi pengeluaran, hingga kapan waktu yang tepat untuk ekspansi.
6. Pahami Risiko Usaha dan Buat Strategi Mitigasi
Setiap bisnis pasti punya risiko: harga bahan baku naik, penurunan daya beli konsumen, hingga munculnya pesaing baru. Sebelum mengajukan pinjaman, UMKM perlu melakukan risk assessment sederhana.
Contohnya:
- Apa yang terjadi jika omzet turun 20%?
- Bagaimana strategi jika biaya bahan baku meningkat?
- Apakah ada rencana cadangan (misalnya diversifikasi produk) jika pasar utama sedang lesu?
Menurut data Kemenkop UKM yang dikutip Tempo (2024), penerapan credit scoring berbasis data terbukti mampu menurunkan risiko gagal bayar hingga 4%. Artinya, bank dan pemerintah kini semakin fokus pada pengelolaan risiko sejak awal. UMKM pun sebaiknya meniru pola serupa: kenali risiko, buat strategi cadangan, dan pastikan arus kas tetap sehat.
7. Konsultasi dengan Ahli atau Mentor
Banyak UMKM yang mengambil keputusan pinjaman hanya berdasarkan informasi dari teman atau promosi bank. Padahal, konsultasi dengan konsultan keuangan, mentor bisnis, atau komunitas UMKM bisa memberikan perspektif yang lebih realistis.
Dengan bimbingan yang tepat, pelaku UMKM bisa mengetahui skema pinjaman terbaik, memilih bank yang sesuai, hingga merancang strategi pengembalian modal yang aman.
- Bongkar Rahasia di Balik Ledakan Laba Fantastis Saham Nikel NCKL
- Sinyal dari BlackRock dan Analis, Saham GOTO Siap Comeback di Semester II-2025?
- Terkoreksi 35,43 Poin, IHSG Hari Ini 19 Agustus 2025 Ditutup di 7.862,95
Kesimpulan
Kredit Usaha Rakyat memang bisa menjadi “angin segar” bagi UMKM yang membutuhkan modal tambahan. Namun, tanpa perencanaan dan manajemen risiko yang matang, pinjaman ini justru bisa berubah menjadi beban yang menjerat.
Riset dari berbagai sumber menegaskan hal ini: catatan buruk di SLIK bisa membatasi akses kredit masa depan, metode analisis risiko yang tepat dapat menurunkan NPL (Permana Journal, 2023), dan penerapan credit scoring terbukti mengurangi gagal bayar hingga 4% (Tempo, 2024).
Itulah mengapa sebelum mengajukan KUR, UMKM perlu memahami kebutuhan modal, membuat rencana bisnis, menghitung kemampuan bayar, hingga menyiapkan strategi menghadapi risiko. Dengan langkah yang tepat, pinjaman bank tidak hanya membantu menjaga arus kas, tapi juga mendorong pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.
Kalau kamu pelaku UMKM yang sedang mempertimbangkan pinjaman, jangan terburu-buru. Pertimbangkan tujuh langkah di atas agar pinjamanmu benar-benar membawa manfaat, bukan masalah.

Amirudin Zuhri
Editor
