Tren Inspirasi

5 Daerah dengan Implementasi Green City di Indonesia

  • Sejumlah daerah di Indonesia terbukti mentransformasi ekonomi linier menjadi ekonomi sirkular melalui konsep Kota Hijau, menghasilkan nilai baru dari efisiensi sumber daya. Kota-kota ini berhasil menciptakan lapangan kerja hijau, menghemat anggaran fiskal melalui pengelolaan limbah dan energi, serta meningkatkan daya tarik investasi berkelanjutan.
city-6931092_640.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID - Indonesia memiliki keberagaman keindahan alam, budaya, dan bahasa yang dapat dioptimalkan untuk membangun konsep keberlanjutan. Melalui konsep berkelanjutan yang dikembangkan dalam penerapan kota hijau menjadi bukti bahwa, seluruh lembaga daerah dan elemen masyarakat turut serta mendukung program jangka panjang.

Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran fundamental cara kota beroperasi, meninggalkan model ekonomi linier menuju ekonomi sirkular. Dengan memprioritaskan keberlanjutan, beberapa kota tidak hanya menekan biaya sosial dan lingkungan, tetapi juga berhasil menghasilkan nilai ekonomi baru. 

5 Kota yang Berhasil Menerapkan Konsep Hijau

Kota besar dan provinsi seperti Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, dan Bali kini terbukti mampu mengimplementasikan program lingkungan hijau. Inisiatif ini bertransformasi menjadi mesin penggerak ekonomi baru yang fokus pada efisiensi sumber daya, penciptaan lapangan kerja hijau, dan peningkatan daya tarik investasi berkelanjutan.

Berikut adalah analisis mendalam mengenai bagaimana implementasi kota hijau yang mampu menghasilkan dampak ekonomi dan efisiensi di setiap wilayah:

1. Surabaya

Surabaya memimpin dalam konversi limbah dan menjadi sektor ekonomi produktif. Kota ini pernah melakukan ajang perlombaan yang dinamai Inovboyo 2025. "Dengan visi mewujudkan Surabaya sebagai kota inovatif yang berkelanjutan melalui partisipasi aktif masyarakat dan aparatur pemerintah daerah, inovasi lingkungan menjadi salah satu pilar utama," ungkap Kepala Bapendalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, dikutip dari lama resmi Pemerintah Kota Surabaya.

Perlombaan ini bertujuan untuk menjadikan Surabaya menjadi "Circular Economy Champion" dan mendorong solusi yang mampu mengubah limbah organik menjadi energi terbarukan. 

Salah satunya dengan program bank sampah yang mendaur ulang sampah plastik menjadi material konstruksi ramah lingkungan, dan menerapkan sistem urban farming untuk menghasilkan kualitas pangan sehat di tengah Kota Surabaya.

Program Bank Sampah yang diterapkan oleh Pemkot Surabaya, melibatkan ribuan warga terutama ibu rumah tangga dan UMKM sebagai lembaga keuangan mikro dan mampu menciptakan lapangan kerja hijau. 

Hal ini memberikan insentif ekonomi secara langsung dan meningkatkan daya beli di tingkat komunitas. Selain itu, peningkatan daur ulang secara signifikan mampu menurunkan biaya operasional dan anggaran fiskal pemerintah kota untuk penanganan limbah di TPA. 

2. Semarang

Di Semarang, dampak ekonomi hijau berfokus pada peningkatan efisiensi infrastruktur dan pembukaan pasar baru di sektor energi bersih. Kota ini aktif menjajaki investasi dari mitra asing untuk pengembangan energi hijau seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), bio migas, dan bio thermal, yang secara langsung menciptakan pasar baru bagi penyedia teknologi serta modal. 

Selain itu, penerapan standar green building dan penggunaan Penerangan Jalan Umum (PJU) bertenaga surya/LED menghasilkan penghematan substansial pada tagihan energi pemerintah kota dan sektor swasta, meningkatkan efisiensi fiskal.

3. DKI Jakarta

DKI Jakarta memfokuskan implementasi ekonomi hijau pada sektor transportasi untuk mengatasi polusi dan kemacetan, yang dampaknya terasa pada efisiensi waktu hingga biaya kesehatan. 

Investasi masif pada sistem transportasi publik smart city berbasis rel seperti KRL, MRT, dan LRT yang melakukan transisi ke kendaraan listrik, meningkatkan efisiensi waktu tempuh serta secara kolektif mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. 

4. Bandung

Bandung menggunakan pendekatan smart city untuk menjamin efisiensi serta kepatuhan lingkungan sektor industri dan jasa. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah modern dan terpusat memberikan jaminan layanan lingkungan bagi sektor industri serta bisnis. 

Hal ini bersifat krusial untuk menghindari risiko denda lingkungan dan memastikan rantai pasok lokal memenuhi standar keberlanjutan global yang semakin ketat. Selain itu, penggunaan teknologi digital untuk memantau kualitas udara dan air secara real time memungkinkan intervensi cepat, mengurangi potensi kerusakan lingkungan jangka panjang yang membutuhkan biaya restorasi besar.

5. Bali 

Sebagai pusat pariwisata internasional, Bali menggunakan ekonomi hijau sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas yield pendapatan pariwisata. Hal ini sejalan dengan penerapan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2023–2043. 

Melalui pedoman peraturan tersebut, pemerintah Provinsi Bali memiliki kerangka kerja untuk mengatur penggunaan lahan dan pembangunan infrastruktur pariwisata. Upaya menuju pariwisata berkelanjutan, seperti larangan plastik sekali pakai dan konservasi lingkungan, berhasil menarik segmen wisatawan kelas atas. 

Kelompok ini bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk akomodasi dan pengalaman eco-friendly, dan mampu menghasilkan pendapatan per wisata naik secara signifikan. Posisi Bali sebagai destinasi hijau yang bertanggung jawab juga memperkuat brand pariwisata dan menjamin daya saing jangka panjang di pasar internasional.

Secara keseluruhan, implementasi konsep green city di lima kota tersebut membuktikan bahwa perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi bukanlah zero-sum game. Berbagai studi memproyeksikan, model ekonomi hijau ini memiliki potensi nasional yang masif, termasuk mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). 

Selain itu, model tersebut diperkirakan dapat menyerap jutaan tenaga kerja baru dari proyek infrastruktur hijau dan energi baru. Dengan demikian, green city akan menjadi fondasi penting bagi pembangunan kota yang berkelanjutan di masa depan.