Dapur BEI Ngebul: Laba Tumbuh, Transaksi Meledak, Pesta IPO Lanjut Terus!
- Bursa Efek Indonesia (BEI) meraih laba bersih Rp279,72 miliar pada semester I-2025, ditopang ramainya transaksi dan penambahan 2,7 juta investor baru. Sukses IPO mercusuar juga memperkuat likuiditas serta daya tarik pasar modal Indonesia.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Dapur Bursa Efek Indonesia (BEI) benar-benar ngebul sepanjang semester pertama 2025. Otoritas bursa ini berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif, dengan laba bersih yang terus bertumbuh didorong oleh ramainya aktivitas transaksi di pasar saham.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, BEI sukses membukukan laba bersih sebesar Rp279,72 miliar. Pertumbuhan ini menjadi cerminan dari gairah pasar modal Indonesia yang terus membara dan semakin diminati oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan.
Lantas, dari mana saja sumber cuan BEI, dan target apa saja yang sudah berhasil dicapai? Mari kita bedah tuntas rapor kinerja bursa kita.
1. Rapor Keuangan: Cuan dari Transaksi Bursa
Mesin uang utama yang menjadi tulang punggung kinerja BEI adalah pendapatan dari transaksi bursa. Pos ini berhasil tumbuh 8,75% secara tahunan, menyumbang total Rp1,39 triliun pada paruh pertama tahun ini, menunjukkan aktivitas pasar yang sangat tinggi.
Jika dibedah lebih dalam, kontributor terbesar datang dari jasa transaksi efek yang mencapai Rp515,71 miliar. Angka ini diikuti oleh jasa kliring sebesar Rp260,57 miliar, jasa pencatatan Rp132,58 miliar, serta pendapatan dari jasa informasi dan fasilitas lainnya.
Sementara itu, pendapatan non-transaksi bursa tercatat relatif stagnan di angka Rp84,26 miliar. Pertumbuhan laba bersih BEI yang mencapai 1,76% ini menunjukkan bahwa semakin ramai investor bertransaksi, semakin sehat pula kondisi keuangan bursa kita.
2. Rapor Target yang Mentereng
Tidak hanya dari sisi laba, BEI juga berhasil mencapai, bahkan melampaui, sejumlah target penting yang telah dicanangkan untuk tahun ini. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan bahwa rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sudah sesuai dengan target.
Selain itu, target penambahan 2 juta investor baru juga berada di jalur yang tepat. Hingga 8 Agustus 2025, jumlah investor pasar modal telah bertambah 2,7 juta orang, menunjukkan antusiasme masyarakat yang luar biasa tinggi untuk berinvestasi.
Jumlah pencatatan efek baru juga telah melampaui target yang ditetapkan. “Kalau dilihat per 8 Agustus 2025, RNTH sudah Rp13,56 triliun dengan volume transaksi harian mencapai 22 miliar lembar saham dan frekuensi 1,29 juta kali transaksi. Mudah-mudahan ini bisa tercapai sampai akhir tahun,” ucapnya.
3. Misi Khusus BEI: Pesta IPO Mercusuar
Salah satu misi khusus BEI tahun ini adalah menggelar lima IPO mercusuar atau lighthouse, yaitu IPO raksasa dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun. Misi ini pun berjalan dengan sangat sukses dan bahkan berpotensi melampaui target awal.
Hingga saat ini, sudah ada empat IPO mercusuar yang melantai. Mereka adalah PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Iman Rachman bahkan optimistis target ini bisa terlampaui. Ia menuturkan bahwa target awal sebanyak lima perusahaan berpotensi terlewati hingga tembus enam perusahaan raksasa yang akan melantai di bursa pada tahun ini.
4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, kinerja bursa yang sehat dan bertumbuh adalah sinyal yang sangat positif. Ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia kini semakin likuid, kredibel, dan menarik, baik bagi emiten untuk mencari dana maupun bagi investor untuk menempatkan modalnya.
Semakin banyaknya perusahaan, terutama yang berskala besar, yang memilih untuk go public juga berarti akan semakin banyak pilihan investasi berkualitas bagi para investor. Ini adalah fondasi yang sangat kuat bagi pertumbuhan IHSG yang berkelanjutan di masa depan.

Alvin Bagaskara
Editor
