Tren Pasar

BSI (BRIS) Tancap Gas: Laba Naik, Aset Tembus Rp401 Triliun, Likuiditas Makin Perkasa

  • BSI (BRIS) bukukan laba Rp3,74 triliun di semester I-2025. Bank syariah terbesar ini juga mendapat suntikan dana Rp10 triliun dari pemerintah.
BSI Buka Weekend Banking di 342 Cabang se-Indonesia, Mana Saja?
BSI Buka Weekend Banking di 342 Cabang se-Indonesia, Mana Saja? (Doc/Bank Syariah Indonesia)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di saat sebagian besar industri perbankan nasional sedang mengalami perlambatan pertumbuhan laba, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI justru tampil sebagai 'anak emas'. Bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dengan laba yang tumbuh dua digit pada semester pertama 2025.

Tidak berhenti di situ, BSI juga mendapatkan 'durian runtuh' dari pemerintah. Perusahaan ini menjadi salah satu dari lima bank BUMN yang menerima suntikan dana likuiditas jumbo, dengan porsi mencapai Rp10 triliun. Kombinasi antara fundamental yang kokoh dan dukungan penuh dari pemerintah ini sontak menjadi sentimen super positif.

Lantas, seberapa solid sebenarnya kinerja BSI di tengah badai perlambatan, dan bagaimana mereka akan memanfaatkan dana 'segar' dari pemerintah? Mari kita bedah tuntas.

1. Rapor Keuangan: Tumbuh Dua Digit di Tengah Badai

Fundamental BSI pada semester I-2025 menunjukkan performa yang sangat impresif. Di saat bank-bank lain mengalami perlambatan, BSI justru berhasil membukukan laba bersih Rp3,74 triliun, tumbuh solid 10,21% secara tahunan.

Direktur Keuangan BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengungkapkan rasa syukurnya. "Hampir semua bank di tahun 2025 ini mengalami penurunan atau minimal perlambatan dari sisi pertumbuhan laba, tapi BSI bersyukur di semester 1 ini kita tetap bisa tumbuh lebih daripada 10 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 22 September 2025.

Pertumbuhan laba ini didukung oleh ekspansi bisnis yang sehat. Total aset perusahaan naik 10,97% menjadi Rp401 triliun, sementara pembiayaan tumbuh kencang 13,93% menjadi Rp293 triliun, dengan kualitas aset yang tetap terjaga.

2. Bensin Pendorong: Jurus Digitalisasi yang Sukses

Salah satu 'bensin' utama di balik pertumbuhan ini adalah strategi digitalisasi yang sangat berhasil. Jumlah pengguna aplikasi Byond Mobile Banking tercatat meroket 126% hanya dalam enam bulan, kini mencapai 4,49 juta pengguna.

Ekspansi di sisi jaringan distribusi juga tak kalah masif. Jumlah mesin ATM/CRM meningkat 108%, sementara jumlah merchant yang menggunakan EDC dan QRIS BSI masing-masing meroket 900% dan 49% secara tahunan.

Penguatan di kanal digital inilah yang berhasil mendorong pertumbuhan jumlah nasabah BSI hingga kini mencapai 22 juta. Ini adalah bukti bahwa strategi transformasi digital yang dijalankan perusahaan berada di jalur yang sangat tepat.

3. Durian Runtuh: Disiram Dana Pemerintah Rp10 Triliun

Di atas kinerja internal yang sudah solid, BSI mendapatkan 'durian runtuh' berupa suntikan dana pemerintah sebesar Rp10 triliun. Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, melihat kebijakan ini akan memberikan dampak yang sangat positif.

“Kita melihat dampak positifnya tentu saja peningkatan likuiditas perbankan, juga penyaluran ke sektor riil dan harapannya tentu saja multiplier pada ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 22 September 2025.

Penempatan dana ini secara langsung telah memperbaiki rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR) BSI dari yang semula 91% menjadi 86%. Ini memberikan ruang yang lebih luas bagi bank untuk kembali menggenjot penyaluran pembiayaan di sisa tahun ini.

4. Ke Mana Dana Rp10 Triliun Ini Akan Disalurkan?

Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa dana segar dari pemerintah ini akan difokuskan untuk mendukung ekosistem Islam (islamic ecosystem). Ini adalah strategi unik yang membedakan BSI dari bank-bank konvensional lainnya.

Fokus utamanya adalah mendorong pembiayaan di sektor-sektor seperti industri makanan halal, fesyen halal, dan wisata halal. Sektor-sektor inilah yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak baru bagi ekonomi nasional.

"Bagaimana kita mendorong value chain...yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi nasional dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, fenomena BSI saat ini menyajikan sebuah cerita pertumbuhan (growth story) yang sangat menarik. Perusahaan ini berhasil membuktikan kemampuannya untuk tumbuh secara organik, bahkan melampaui rata-rata industri.

Kini, dengan adanya suntikan dana jumbo dari pemerintah, BSI memiliki 'amunisi' tambahan untuk mengakselerasi pertumbuhannya lebih kencang lagi. Manajemen pun optimistis bahwa pertumbuhan pembiayaan hingga akhir tahun dapat dipertahankan di level dua digit.