Tren Pasar

Blok Gebang Jadi Mesin Baru ENRG, Laba Diproyeksi Dongkrak Harga Saham

  • PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bersiap memasuki babak baru dengan Blok Gebang sebagai sumber pertumbuhan utama. Riset UOB Kay Hian prediksi laba bersih naik 14,1% per tahun hingga 2030.
Penemuan Gas ENRG.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID – Emiten migas PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dinilai sedang memasuki babak baru pertumbuhan. Mesin uang utamanya yang lama, Blok Kangean, diprediksi akan segera digantikan oleh aset baru yang jauh lebih prospektif: Blok Gebang.

Riset terbaru dari UOB Kay Hian Sekuritas mengungkap bahwa pengembangan blok baru ini akan menjadi motor utama. Laba bersih perusahaan diprediksi tumbuh 14,1% per tahun hingga 2030. Ini adalah sinyal bullish bagi prospek jangka panjang perusahaan.

Melihat potensi kenaikan kinerja ini, para analis pun dengan yakin mempertahankan rekomendasi "Beli". Lantas, seberapa besar potensi Blok Gebang ini dan apa saja amunisi yang telah disiapkan oleh ENRG? Mari kita bedah tuntas.

1. Harta Karun Baru Bernama Blok Gebang

Blok Gebang diproyeksikan akan menjadi sumber pertumbuhan utama ENRG, menggantikan Blok Kangean yang produksinya mulai menurun. Analis UOB Kay Hian, Alden Gabriel Lam dan Bnyamin Mikael, memproyeksikan keran gas pertama dibuka pada semester pertama 2027.

Produksinya ditargetkan mulai dari 7.000 barel ekuivalen minyak per hari (MMBOED). Angka ini akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai puncaknya di 17.000 MMBOED pada tahun 2030 mendatang, menjadi tulang punggung produksi perusahaan.

Ini akan mendorong CAGR produksi perusahaan sebesar 7% per tahun hingga 2030. “Pertumbuhan produksi tersebut... sekaligus mengimbangi penurunan produksi alamiah di Kangean Block,” terang para analis dalam risetnya, Kamis, 16 Oktober 2025. 

2. Fondasi Keuangan yang Semakin Kokoh

Keberanian ENRG untuk melakukan ekspansi besar-besaran ini didukung oleh fondasi keuangan yang semakin kokoh. Perusahaan telah berhasil melakukan bersih-bersih neraca keuangan, yang menjadi salah satu kunci utama keberhasilan transformasi bisnis mereka.

Biaya pinjaman (cost of borrowing) berhasil ditekan dari 15,05% pada 2018 menjadi hanya 9,9% pada 2024. Penurunan biaya utang inilah yang menjadi titik balik bagi perusahaan, memberikan ruang fiskal yang lebih sehat untuk berekspansi.

Kondisi ini memberikan ENRG ruang untuk melakukan akuisisi aset-aset produktif lainnya. Akuisisi ini termasuk Blok Siak (produksi 1.600 barel/hari) dan Blok Kampar (produksi 900 barel/hari) yang kini berkontribusi positif terhadap pendapatan.

3. Amunisi Capex Jumbo US$1,4 Miliar

Untuk mengembangkan Blok Gebang dan aset lainnya, ENRG telah menyiapkan amunisi belanja modal (capex) jangka panjang yang tak main-main. Nilainya mencapai total US$1,4 miliar untuk periode 2025–2030, sebuah investasi yang sangat besar.

Investasi raksasa ini akan dialokasikan untuk pengeboran 30 sumur eksplorasi, 130 sumur pengembangan, dan pembangunan berbagai fasilitas penunjang. Untuk tahun 2025 saja, capex ditetapkan sebesar US$150–200 juta.

Anggaran belanja modal tersebut akan kembali ditingkatkan pada tahun 2026. Alokasi capex akan naik menjadi US$200–250 juta, seiring dengan percepatan berbagai proyek strategis yang sempat tertunda sebelumnya karena berbagai faktor.

4. Proyeksi Laba Meledak Jadi US$183 Juta

Kombinasi antara mesin uang baru dan fondasi keuangan yang kuat ini diproyeksikan akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Laba bersih ENRG diramal akan tumbuh dari US$73 juta menjadi US$183 juta pada 2030.

Pertumbuhan ini mencerminkan rata-rata kenaikan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 14,1% setiap tahunnya. Optimisme ini juga didukung oleh asumsi kenaikan harga minyak sebesar 5% per tahun dan efisiensi biaya yang terus dijaga.

Selain itu, sekitar 70% pendapatan ENRG berasal dari kontrak jangka panjang dengan pembeli BUMN. Struktur pendapatan yang terkunci ini memberikan stabilitas dan mengurangi volatilitas laba perusahaan di masa depan, yang diapresiasi oleh analis.

5. Rekomendasi Analis: Beli dengan Target Harga Rp1.600

Melihat prospek pertumbuhan yang sangat cerah ini, UOB Kay Hian dengan yakin mempertahankan rekomendasi "Beli"untuk saham ENRG. Target harga dipatok di level Rp1.600, jauh di atas harga pasarnya saat ini.

Target harga ini juga mempertimbangkan keunggulan ENRG sebagai perusahaan migas dengan cash cost yang sangat kompetitif. Ini adalah cerita transformasi dan pertumbuhan jangka panjang yang dinilai sangat menarik oleh para analis.