Bedah Kinerja Superbank (SUPA): Balikkan Rugi Jadi Laba, DPK Melonjak Jelang IPO
- Jelang IPO Rp3 triliun, Superbank berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih Rp20 miliar pada Semester I-2025. Demikian juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meroket 748% menjadi Rp8,4 triliun berkat integrasi ekosistem Grab dan OVO.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank resmi mengumumkan rencana IPO dengan target dana maksimal Rp3,06 triliun. Kepercayaan diri bank digital milik konsorsium Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank ini didukung oleh fundamental kinerja yang solid menjelang penawaran umum perdana saham.
Berdasarkan prospektus ringkas, calon emiten berkode saham SUPA ini berhasil mencatatkan pembalikan kinerja (turnaround) yang signifikan. Sepanjang Semester I-2025, Superbank membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp20,06 miliar, berbalik dari posisi rugi Rp188,46 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja positif ini menjadi landasan valuasi bagi calon investor. Perbaikan fundamental terlihat dari lonjakan pendapatan bunga, efisiensi operasional yang membaik, serta pertumbuhan dana pihak ketiga yang masif. Berikut adalah bedah tuntas kinerja keuangan dan operasional Superbank jelang IPO.
1. Pendapatan Bunga Bersih Melesat 171%
Pembalikan laba didorong oleh kinerja top line yang impresif. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) tumbuh 171% secara tahunan (YoY) menjadi Rp667,6 miliar per 30 Juni 2025. Kenaikan pendapatan ini juga berdampak positif pada margin profitabilitas bank.
Net Interest Margin (NIM) Superbank meningkat menjadi 10,2%, naik signifikan dari 8,1% pada tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aset produktifnya secara efisien di tengah persaingan bank digital yang semakin ketat dalam memperebutkan dana murah.
2. Efisiensi Operasional Membaik Signifikan
Salah satu indikator keberhasilan transformasi digital Superbank terlihat pada rasio efisiensi. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Cost to Income Ratio/CIR) menurun drastis menjadi 74,2%. Angka ini jauh lebih sehat dibandingkan posisi CIR tahun sebelumnya yang mencapai 149,9%.
Penurunan rasio CIR ini menandakan bahwa biaya operasional tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pendapatan. Hal ini mencerminkan skalabilitas model bisnis digital yang mulai matang, di mana infrastruktur teknologi yang dibangun mulai menghasilkan efisiensi biaya yang nyata.
3. Kredit Tumbuh 123%, Kualitas Aset Terjaga
Fungsi intermediasi Superbank berjalan agresif namun tetap prudent. Total penyaluran kredit mencapai Rp8,4 triliun, meningkat 123% YoY sepanjang paruh pertama 2025. Pertumbuhan kredit ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15,0 triliun, atau tumbuh 122% dibandingkan tahun lalu.
Meskipun kredit tumbuh kencang, kualitas aset tetap terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) Gross turun ke level 2,7%, sementara NPL Net berada di level sangat sehat, yakni 0,98%, menunjukkan manajemen risiko yang disiplin.
4. Ledakan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sisi pendanaan mencatatkan rekor pertumbuhan paling fantastis. Dana Pihak Ketiga (DPK) Superbank melonjak 748% YoY menjadi Rp8,4 triliun. Ledakan likuiditas ini didukung oleh keberhasilan integrasi produk tabungan berbasis ekosistem, seperti fitur OVO Nabung by Superbank.
Fitur rek-wallet ini memungkinkan jutaan pengguna OVO menabung secara instan langsung dari aplikasi mereka dengan bunga 5% per tahun. Strategi ini berhasil menarik hampir 4 juta nasabah baru dari seluruh Indonesia, memperkuat basis pendanaan bank secara signifikan.
5. Kesiapan Fondasi untuk Fase Selanjutnya
Capaian kinerja semester I ini dinilai manajemen sebagai bukti keberhasilan transformasi digital. Kinerja fundamental yang kokoh dan efisien ini menjadi modal penting bagi perseroan untuk melangkah ke tahap ekspansi selanjutnya, yang kini diwujudkan melalui rencana penawaran umum perdana saham.
"Transformasi digital kami telah membentuk fondasi bisnis yang tangguh dan efisien... kami siap untuk menjalankan tahap pertumbuhan berikutnya," kata Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, dalam keterangan resminya terkait kinerja keuangan semester pertama, 1 Agustus 2025.

Alvin Bagaskara
Editor
