Bedah Cuan Dividen BBCA: Hartono Kantongi Rp3,7 Triliun, Publik Kebagian Berapa?
- BBCA bagikan dividen interim Rp55 per saham (total Rp6,77 T). Keluarga Hartono diproyeksi terima Rp3,72 T, sementara publik Rp2,87 T. Simak jadwal lengkapnya di sini.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) resmi memutuskan pembagian dividen interim tunai tahun buku 2025 sebesar Rp55 per saham. Keputusan yang diumumkan Senin, 24 November 2025 ini memastikan total dana senilai Rp6,77 triliun akan mengalir ke rekening pemegang saham.
Namun, di balik angka jumbo tersebut, peta distribusi dividen menunjukkan dominasi mutlak sang pengendali. Keluarga Hartono, melalui entitas bisnisnya, dipastikan menjadi penerima manfaat terbesar dari "kado akhir tahun" bank swasta terbesar di RI ini.
Berikut adalah bedah tuntas mengenai alokasi dividen BBCA, mulai dari kalkulasi jatah pengendali, investor publik, hingga jadwal penting yang wajib dicatat.
1. Kalkulasi Cuan Keluarga Hartono
Berdasarkan data kepemilikan saham yang beredar, PT Dwimuria Investama Andalan menguasai porsi mayoritas sebesar 54,94%. Entitas ini merupakan kendaraan investasi Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono yang menggenggam sekitar 67,72 miliar lembar saham BBCA.
Dengan besaran dividen interim Rp55 per saham, maka secara matematis, PT Dwimuria Investama Andalan akan mengantongi dana segar tunai mencapai kisaran Rp3,72 triliun.
Angka ini naik dibandingkan dividen interim tahun buku 2024 yang sebesar Rp50 per saham. Kenaikan ini mempertegas posisi Grup Djarum yang konsisten menikmati yield jumbo dari performa solid BBCA di tengah dinamika ekonomi.
2. Jatah Publik dan Suntikan Likuiditas Pasar
Sementara itu, pemegang saham dari kalangan masyarakat (publik) memegang porsi kepemilikan 42,46% atau sekitar 52,34 miliar lembar saham. Kelompok ini akan memperebutkan total dana dividen sekitar Rp2,87 triliun.
Bagi pasar modal Indonesia, cairnya dana hampir Rp3 triliun ke tangan investor publik, mulai dari fund manager, dana pensiun, hingga ritel, pada 22 Desember nanti menjadi sentimen positif. Dana ini berpotensi diinvestasikan kembali (reinvest) ke bursa, menjaga likuiditas pasar di momen window dressing.
3. Konsistensi Manajemen dan Payout Ratio
Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, sebelumnya menegaskan bahwa pembagian dividen interim ini merupakan rutinitas tahunan perseroan. "Setiap tahun sudah beberapa tahun terakhir BCA selalu membagikan dividen interim, biasanya itu di bulan Desember," ujar Vera dalam keterangannya pada Senin, 25 November 2025.
Vera juga menyoroti konsistensi Dividend Payout Ratio (DPR) BBCA yang tergolong tinggi. Menilik historis tahun buku 2024, BBCA membagikan total dividen dengan rasio pembayaran sebesar 67,4% dari laba bersih. Kenaikan nilai interim tahun ini menjadi sinyal optimisme manajemen terhadap laba bersih 2025.
4. Catat Tanggal Penting Dividen
Dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan BBCA periode 1 Januari 2025 hingga 30 September 2025. Bagi investor yang ingin mendapatkan hak dividen, wajib mencatat jadwal berikut untuk menghindari jebakan dividend trap:
- Cum Dividen (Pasar Reguler & Negosiasi): 2 Desember 2025 (Batas akhir beli saham).
- Ex Dividen (Pasar Reguler & Negosiasi): 3 Desember 2025.
- Cum Dividen (Pasar Tunai): 4 Desember 2025.
- Pembayaran Dividen Tunai: 22 Desember 2025.
5. Rincian Distribusi Pemegang Saham
Selain keluarga Hartono dan investor publik, struktur kepemilikan saham BBCA juga mencakup pihak afiliasi, termasuk jajaran direksi dan komisaris. Berdasarkan data pemegang saham per 31 Oktober 2025, total saham yang beredar di pasar tercatat mencapai 123,27 miliar lembar saham.
Berikut adalah estimasi distribusi dividen berdasarkan DPS Rp55:
| Pemegang Saham | Persentase | Jumlah Lembar Saham (Miliar) | Estimasi Cuan (Asumsi DPS Rp50) |
| PT Dwimuria Investama (Hartono) | 54.94% | 67,72 Miliar | Rp 3,38 Triliun |
| Masyarakat (Publik) | 42.46% | 52,34 Miliar | Rp 2,61 Triliun |
| Pihak Afiliasi (Direksi/Komisaris) | 2,6% | 3,20 Miliar | Rp 160 Miliar |
| TOTAL | 100% | 123,27 Miliar | Rp 6,16 Triliun |
Pihak afiliasi yang memegang sekitar 2,6% saham atau 3,20 miliar lembar diproyeksikan menerima total dividen sekitar Rp176 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa manajemen kunci perseroan juga turut menikmati buah manis secara langsung dari kinerja solid perusahaan sepanjang tahun ini.

Alvin Bagaskara
Editor