Tren Pasar

Asing Serok 5 Saham Ini Rp11 Triliun, Tapi Kenapa AMMN Justru Boncos?

  • Investor asing melakukan aksi borong jumbo di BEI dengan net buy Rp11,2 triliun, melampaui total pasar. AMMN, BBRI, TLKM, ASII, dan CUAN jadi anak emas asing, meski salah satunya justru anjlok. Simak anomali dan prospeknya di sini.
Aktifitas Bursa Saham - Panji 3.jpg
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Investor asing mengamuk di Bursa Efek Indonesia. Dalam sebulan terakhir, mereka tercatat melakukan aksi borong masif pada lima saham unggulan dengan total pembelian bersih (net buy) fantastis mencapai Rp11,2 triliun.

Aksi borong jumbo ini bahkan nilainya lebih besar dari total net buy asing di seluruh pasar yang hanya Rp9,29 triliun. Ini adalah sinyal yang sangat jelas: 'smart money' global sedang sangat fokus dan bertaruh besar pada segelintir saham pilihan.

Namun, di balik aksi borong ini, ada sebuah anomali yang sangat menarik. Saham yang paling banyak diborong asing justru harganya malah anjlok. Lantas, siapa saja anak emas asing dan ada apa di balik anomali ini? Mari kita bedah tuntas.

1. Anak Emas Asing: Siapa Saja Incaran Utama Mereka?

Panggung utama para jawara net buy asing kali ini didominasi oleh saham-saham blue chip dari berbagai sektor. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi yang paling 'dicintai' asing dengan net buy terbesar mencapai Rp3,55 triliun.

Di posisi kedua, ada raksasa perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang juga diakumulasi secara masif senilai Rp3 triliun. Menyusul di belakangnya adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy Rp2,10 triliun.

Melengkapi daftar lima besar 'anak emas' asing, ada PT Astra International Tbk (ASII) yang diborong senilai Rp1,65 triliun dan emiten Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), yang juga ikut kecipratan dana asing sebesar Rp822,97 miliar.

2. Anomali Saham AMMN: Paling Disayang Asing, Tapi Justru Boncos

Inilah anomali yang paling menarik perhatian pasar. Meskipun menjadi saham yang paling banyak diakumulasi asing, harga saham AMMN dalam sebulan terakhir justru tercatat turun -3% dan ditutup di level Rp8.075 per lembar.

Penurunan ini menjadi semakin dalam setelah pada perdagangan kemarin harganya anjlok -5%. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun ada akumulasi besar dari sebagian investor asing, tekanan jual dari pihak lain ternyata masih lebih kuat untuk saat ini.

Meskipun begitu, analis dari Mandiri Sekuritas masih melihat prospek jangka panjang yang sangat cerah. Mereka menyematkan target harga yang sangat tinggi untuk AMMN, yaitu di level Rp10.500, meskipun rekomendasinya masih "Netral".

3. Yang Paling 'Cuan' dari Aksi Borong Asing

Berbeda dengan AMMN, empat saham lainnya langsung 'terbang' setelah diakumulasi oleh investor asing. TLKM menjadi yang paling 'cuan' dengan kenaikan +14,29% dalam sebulan terakhir dan ditutup di harga Rp3.260.

Saham ASII juga ikut melesat +11,94% dan parkir di level Rp5.625. Tidak ketinggalan, CUAN juga menguat +11,11%ke harga Rp1.700, sementara BBRI berhasil naik +5,84% dan ditutup di level Rp4.170 per saham.

4. Bagaimana Prospeknya Menurut Analis?

Para analis secara umum masih sangat optimistis terhadap prospek saham-saham 'anak emas' asing ini. TLKMmendapatkan rekomendasi "Beli" dari BRI Danareksa dan Mandiri Sekuritas dengan target harga kompak di Rp3.500.

Saham ASII dan BBRI juga sama-sama mendapatkan rekomendasi "Beli" dari Mandiri Sekuritas. Target harga untuk ASII dipatok di Rp6.350, sementara target untuk BBRI berada di level Rp4.400.