Koffie Kawan Bandung Olah Ampas Kopi jadi Berbagai Inovasi Eco Friendly
- Di tengah tantangan krisis iklim, polusi, deforestasi, dan darurat sampah, sebuah aksi nyata hadir dari Koffie Kawan, sebuah kedai kopi yang berlokasi di Jalan Cigending, Ujung Berung. Di kedai ini, secangkir kopi tak hanya memanjakan rasa, tetapi juga menjadi bagian dari rantai keberlanjutan yang mendukung kelestarian bumi.

Distika Safara Setianda
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Bandung memiliki banyak cerita menarik di setiap sudutnya. Kini, Kota Kembang itu menunjukkan eksistensinya sebagai kota yang berkomitmen pada kreativitas dan keberlanjutan.
Di tengah tantangan krisis iklim, polusi, deforestasi, dan darurat sampah, sebuah aksi nyata hadir dari Koffie Kawan, sebuah kedai kopi yang berlokasi di Jalan Cigending, Ujung Berung.
Di kedai ini, secangkir kopi tak hanya memanjakan rasa, tetapi juga menjadi bagian dari rantai keberlanjutan yang mendukung kelestarian bumi. Masalah sampah semakin rumit seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya pola konsumsi.
Indonesia tercatat sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di lautan. Minimnya sistem pengelolaan sampah yang memadai dan rendahnya tingkat daur ulang membuat persoalan ini makin sulit ditangani.
Koffie Kawan membuktikan kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai dari langkah sederhana, misalnya mengolah ampas kopi. Sejak 2020, pengelola kedai ini telah memproses limbah seduhan kopi menjadi sabun, kompos, hingga merancang pengolahan kulit buah kopi atau cascara.
Seluruh proses dilakukan secara mandiri, tanpa bahan kimia berbahaya, dan tidak ada satu pun limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Seperti ampas kopi tidak dibuang begitu saja. Koffie Kawan, memanfaatkan limbah itu menjadi sabun ramah lingkungan. Pembuatannya hanya membutuhkan minyak, air, soda api, dan tentunya ampas kopi itu sendiri.
Semua bahan tersebut dicampur dan dituangkan ke dalam wadah. Setelah dua hari, adonan tersebut akan mengeras. Proses berikutnya adalah menunggu sekitar empat minggu agar efek soda api benar-benar hilang.
Dalam pembuatan sabun ini, ampas kopi berperan sebagai scrub alami yang membantu membersihkan kulit. Sabun tersebut tidak hanya dipakai untuk kebutuhan pribadi, tapi juga dijual kepada pelanggan yang ingin berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan. Inovasi ini bertujuan mengurangi limbah kopi yang kerap berakhir di tempat pembuangan sampah.
Sementara, inovasi lainnya yaitu memanfaatkan ampas kopi menjadi kompos alami. Prosesnya dilakukan dengan mencampurkan ampas kopi dengan sampah organik dan daun kering di dalam kantong sampah. Kehadiran kopi membantu mempercepat penguraian sampah organik hingga menjadi kompos.
Metode ini sepenuhnya alami. Pengomposan tidak lagi memerlukan cairan kimia karena fungsinya telah digantikan oleh ampas kopi.
Hasil dari kompos tersebut digunakan untuk menyuburkan tanaman rempah dan sayuran yang tumbuh di halaman Koffie Kawan. Menariknya, tanaman-tanaman tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk berbagai menu makanan dan minuman di kedai.
Filosofi kedai ini sederhana, semua yang dihasilkan di kedai diolah kembali di kedai, menciptakan siklus berkelanjutan yang memberi manfaat bagi lingkungan.
Koffie Kawan terus menghadirkan inovasi dengan mencari cara-cara baru untuk mengolah limbah lainnya Kedai kopi ini memanfaatkan cascara yaitu kulit kopi kering, sebagai bahan untuk membuat minuman segar.
Desain interiornya banyak menggunakan kayu daur ulang, dan hampir seluruh perabotnya dibuat para pengrajin lokal.
Pengunjung Koffie Kawan bisa menikmati kopi, teh, atau minuman manis lainnya dengan harga yang ramah kantong. Semua minuman disajikan menggunakan gelas kaca, bukan plastik sekali pakai. Mereka juga menyediakan tote bag berbahan kain dan sedotan bambu bagi pelanggan yang ingin berkontribusi dalam mengurangi sampah.
Didirikan pada tahun 2015, PT. Caturra Raya Niaga melalui brand Koffie Kawan merupakan perusahaan food and beverage yang berfokus pada pengembangan produk berbasis kopi dengan pendekatan berkelanjutan, pengalaman pelanggan yang optimal, serta layanan yang unggul.
Koffie Kawan dikelola oleh Randy Muhammad, salah satu alumni Young People dari program pendampingan bisnis NURTURE oleh PJI. Melalui program Urban Futures, Kota Bandung tengah membangun sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan, dan Koffie Kawan menjadi bagian dari upaya tersebut.
Dari sebuah kedai kecil di bagian timur Bandung, Koffie Kawan menunjukkan langkah perubahan bisa dimulai dari secangkir kopi. Inilah wujud nyata semangat ramah lingkungan dari Bandung yang patut menjadi inspirasi bagi banyak kota lainnya.

Distika Safara Setianda
Editor