Tren Inspirasi

Sertifikat Halal untuk UMKM: Kisah Welly dan Anita yang Raup Omzet Lebih Besar Berkat Program BCA

  • Kisah Welly dan Anita membuktikan bahwa sertifikat halal bisa menjadi titik balik bisnis UMKM. Dengan adanya dukungan program seperti yang dijalankan BCA, hambatan biaya dan birokrasi bisa ditekan, sehingga pelaku usaha lebih fokus mengembangkan produk dan memperluas pasar.
Foto.jpg
Sertifikasi Halal dari BCA Bantu Pelaku UMKM Berkembang - Pelaku UMKM Kaloci Pontianak sekaligus alumni program sertifikasi halal dan pelatihan UMKM BCA Welly Kent Sen (Kedua kanan), pengusaha UMKM pemilik Tibumi Padang Anita Vemilia (kanan), VP BCA Suryawati Widjaja (kedua kiri), dan para narasumber pada sesi talkshow "Fasilitas BCA untuk UMKM dan Sharing Nasabah Alumni UMKM Halal" di Batam, awal Agustus 2025. (dok. BCA)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Bagi pelaku UMKM di Indonesia, sertifikat halal bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Sesuai regulasi, seluruh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah harus memiliki dokumen ini selambatnya Oktober 2026. Namun, kenyataannya banyak pelaku usaha yang masih belum paham prosedurnya.

Hal ini dirasakan langsung oleh Welly Kent Sent (31), pengusaha asal Pontianak yang mengelola Kaloci PTK, produsen jajanan khas berbahan ketan mirip mochi. Ia menilai banyak UMKM yang belum tahu cara mengurus sertifikasi halal, padahal dokumen tersebut bisa jadi penentu keberlangsungan usaha.

Welly akhirnya bisa bernapas lega ketika mengikuti program pelatihan sertifikasi halal dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada 2024. Melalui program ini, BCA mendampingi ribuan pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal secara gratis dan lebih cepat.

Kaloci PTK milik Welly menjadi salah satu dari 2.000 UMKM yang berhasil meraih sertifikat halal sepanjang 2024 lewat program Bakti BCA. Prosesnya, kata Welly, jauh lebih mudah dari bayangan sebelumnya.

“Dari situ, dampak yang kami rasakan setelah produk kami ini sudah memiliki sertifikat halal adalah jadi lebih percaya diri,” ungkap Welly melalui kisah suksesnya yang dibagikan oleh BCA, 

Ia bahkan mengibaratkan UMKM tanpa sertifikat halal seperti mobil tanpa wiper: tetap bisa jalan, tetapi rawan terganggu ketika hujan badai datang.

Omzet Naik Setelah Bersertifikat Halal

Dampak positif langsung terasa. Menurut Welly, omzet Kaloci PTK pada akhir 2024 melonjak hingga 11% secara tahunan setelah mengantongi sertifikat halal. Produk yang tadinya hanya dikenal di Pontianak kini lebih mudah diterima pasar luar daerah tanpa perlu menjelaskan panjang lebar soal kehalalannya.

“Sertifikat halal bisa membantu kami melangkah lebih jauh di pasar masyarakat Indonesia, terutama ke teman-teman Muslim, sehingga produk kami bisa dirasakan dan dinikmati secara nyaman, tenang, oleh masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga: 15 Tools Gratis & Berbayar yang Wajib Dicoba UMKM untuk Jualan Online

Kisah Anita: Omzet 10 Kali Lipat dalam 1 Tahun

Cerita serupa datang dari Anita Vemilia (41), pemilik usaha cold pressed juice Tibumi dari Padang, Sumatera Barat. Saat baru memulai bisnis pada pertengahan 2023, omzetnya hanya Rp1 juta per bulan. Namun, sejak ikut program BCA pada Desember 2023, pendapatannya melonjak 10 kali lipat.

Anita menilai, dukungan BCA bukan sekadar membantu urusan sertifikasi halal, tapi juga menyentuh aspek lain seperti pengembangan ide bisnis hingga desain kemasan.

“Sekarang semenjak tampilannya cantik, (produk Tibumi) sudah masuk ke mana-mana. Alhamdulillah, sebulan omzet sudah lebih Rp10 juta,” ujarnya.

Ribuan UMKM Sudah Terbantu

Sejak 2023 hingga akhir 2024, BCA telah memfasilitasi penerbitan 3.000 sertifikat halal untuk UMKM di berbagai daerah. Pada 2025, program ini terus berlanjut dengan target tambahan 2.000 sertifikat halal.

Pelatihan terbaru digelar pada awal Agustus 2025 di Kota Batam, Kepulauan Riau, dengan diikuti sekitar 300 pelaku UMKM. Para peserta mendapat pendampingan langsung untuk memenuhi standar halal, dukungan penerbitan sertifikat halal gratis, hingga pelatihan peningkatan kualitas produk dan strategi pemasaran.

Program ini menjadi angin segar bagi UMKM yang tengah bersaing di pasar ketat. Dengan adanya sertifikat halal, produk mereka punya nilai lebih di mata konsumen, khususnya masyarakat Muslim yang menjadi mayoritas di Indonesia.

Kenapa Sertifikat Halal Penting untuk UMKM?

Sertifikat halal bukan sekadar dokumen administratif. Bagi UMKM, keberadaannya membawa berbagai manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya pembeli Muslim yang jumlahnya dominan di Indonesia.
  • Membuka peluang pasar lebih luas, baik di dalam negeri maupun ekspor.
  • Memberi nilai tambah produk, sehingga lebih kompetitif dibanding produk tanpa sertifikat halal.
  • Mendukung keberlanjutan bisnis, sesuai regulasi yang mewajibkan sertifikasi halal sebelum Oktober 2026.

Momentum Emas bagi UMKM

Kisah Welly dan Anita membuktikan bahwa sertifikat halal bisa menjadi titik balik bisnis UMKM. Dengan adanya dukungan program seperti yang dijalankan BCA, hambatan biaya dan birokrasi bisa ditekan, sehingga pelaku usaha lebih fokus mengembangkan produk dan memperluas pasar.

Kalau kamu pelaku UMKM dan belum memiliki sertifikat halal, sekarang saat yang tepat untuk bersiap. Selain mengikuti program pelatihan dari lembaga terpercaya, sertifikat halal juga akan menjadi investasi jangka panjang bagi bisnismu.