Tren Inspirasi

Teh Iin, Sosok di Balik Rumah Teduh yang Menjadi Sandaran Pasien Dhuafa

  • Teh Iin, pendiri Rumah Teduh Sahabat Iin, mendedikasikan hidupnya mendampingi pasien dhuafa sejak 2011. Dari rumah singgah sederhana, kini ia telah membangun lebih dari 20 cabang di Bandung, Jakarta, Sukabumi, dan Malang.
Screenshot 2025-08-26 at 12.02.51.png
Teh Iin, pendiri Rumah Teduh Sahabat Iin, mendedikasikan hidupnya mendampingi pasien dhuafa sejak 2011. Dari rumah singgah sederhana, kini ia telah membangun lebih dari 20 cabang di Bandung, Jakarta, Sukabumi, dan Malang. (https://www.youtube.com/@NikitaWilly.indraPriawan)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Kabar duka tentang bocah empat tahun bernama Raya asal Sukabumi yang meninggal akibat cacingan akut sempat mengguncang publik. Di balik kisah pilu itu, ada sosok penuh kepedulian bernama Iin Achsien atau akrab disapa Teh Iin, yang bersama relawan Rumah Teduh berjuang membantu Raya hingga detik-detik terakhirnya.

Teh Iin lahir dengan nama lengkap Iraningsih Achsien dan berdomisili di Bandung. Meski memiliki latar belakang pendidikan di bidang pariwisata, jalan hidup membawanya menekuni dunia yang sama sekali berbeda: kemanusiaan dan kesehatan. Ia memilih untuk mendedikasikan hidupnya mendampingi pasien-pasien dhuafa, terutama mereka yang datang dari daerah dengan kondisi ekonomi sulit.

Awalnya, sejak tahun 2011, Teh Iin bergerak seorang diri. Dengan tekad sederhana, ia mulai membantu pasien yang sakit keras untuk mendapat akses layanan kesehatan. Ia mengantar, mendampingi, hingga mengurus kebutuhan administratif rumah sakit yang kerap menjadi kendala bagi pasien tidak mampu.

Lahirnya Rumah Teduh

Seiring berjalannya waktu, aksi kemanusiaannya mendapat perhatian banyak orang. Dukungan dari para donatur pun mulai mengalir. Dari situ, Teh Iin berhasil mewujudkan mimpinya menghadirkan sebuah rumah singgah yang layak bagi pasien dan keluarga yang tengah berjuang mencari kesembuhan di kota besar.

Pada 2015, ia mendirikan yayasan Rumah Teduh Sahabat Iin secara resmi. Rumah Teduh bukan hanya sekadar tempat tinggal sementara, tetapi juga rumah kedua bagi pasien dan keluarganya. Di sana, mereka mendapatkan fasilitas tempat tinggal gratis, makanan sehari-hari, hingga pendampingan dalam mengurus administrasi kesehatan, terutama bagi pasien yang berstatus orang terlantar.

Kini, Rumah Teduh telah berkembang pesat. Ada lebih dari 20 cabang yang tersebar di Bandung, Jakarta, Sukabumi, dan Malang. Kehadiran Rumah Teduh menjadi sandaran harapan bagi ribuan pasien dhuafa yang tengah berjuang melawan sakit keras.

Peran Teh Iin pun tak berhenti pada urusan logistik semata. Ia bersama relawan juga hadir memberikan dukungan emosional, karena ia percaya bahwa kesembuhan pasien tidak hanya ditentukan obat, tetapi juga rasa tenang, dicintai, dan diperhatikan.

Kisah hidup Teh Iin adalah bukti bahwa kepedulian bisa tumbuh dari siapa saja, bahkan dari latar belakang yang jauh dari dunia kesehatan. Tekad, konsistensi, dan keberanian menolong sesama membuatnya mampu membangun jaringan kemanusiaan yang memberi dampak nyata.

Bagi Teh Iin, setiap pasien yang datang ke Rumah Teduh adalah keluarga. Ia selalu menekankan bahwa pelayanan yang diberikan bukan sekadar amal, melainkan wujud nyata kasih sayang dan solidaritas antarmanusia.

Kini, di tengah banyaknya persoalan sosial dan kesehatan di Indonesia, sosok Teh Iin hadir sebagai pengingat: bahwa secercah empati bisa berubah menjadi gerakan besar yang menyelamatkan banyak nyawa.

Tags: