3 Strategi UMKM Tembus Pasar Global dengan Bantuan OJK
- OJK meluncurkan POJK Nomor 19 Tahun 2025 untuk mewajibkan bank menyediakan skema kredit yang lebih cepat dan murah bagi UMKM. Strategi ini memperkuat kontribusi ekspor UMKM (15,7% dari total ekspor non-migas) dan sejalan dengan Asta Cita.

Maharani Dwi Puspita Sari
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin gencar mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu naik kelas dan menembus pasar global.
Strategi ini didukung oleh data kinerja yang positif seperti kontribusi ekspor non-migas dari UMKM telah mencapai 15,7% dari total ekspor non-migas nasional, sekaligus menyumbang lebih dari 60% dari PDB.
OJK menyiapkan ekosistem terintegrasi melalui edukasi, pembiayaan, hingga digitalisasi untuk menopang pertumbuhan ini. Melansir dari laman OJK pada Jumat, 21 November 2025, OJK meluncurkan POJK Nomor 19 Tahun 2025 pada September 2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (POJK UMKM).
POJK ini dibuat untuk memberdayakan UMKM agar mampu meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintah untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja, mempercepat pemerataan ekonomi dan pemberantasan angka kemiskinan.
“Dengan diberlakukannya POJK ini, Bank dan LKNB diharapkan dapat menghadirkan pendekatan yang lebih inovatif untuk menyediakan produk keuangan sesuai kebutuhan setiap segmen UMKM," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae.
Aturan baru ini dirancang untuk mempermudah UMKM mengakses pembiayaan dengan mewajibkan perbankan dan lembaga keuangan non-bank untuk menyediakan skema kredit yang lebih cepat, murah, dan inklusif.
Strategi Akselerasi Go Global dan Peluang Bagi UMKM
Upaya pendampingan OJK telah menunjukkan hasil nyata. OJK Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat keberhasilan menginkubasi 30 UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor pada tahun 2024, dengan produk seperti kerajinan, kopi, dan rempah dikirim ke Arab Saudi, Jepang, Singapura, hingga Eropa.
Melansir dari Harian Fajar pada Jumat, 21 November 2025, Kepala OJK Sulawesi Selatan Barat, Darwisman, menjelaskan bahwa UMKM yang tergabung dalam program ini memiliki beragam produk unggulan yang diminati pasar internasional.
Adapun produk yang diminati Banoaqu yang memasarkan kunyit bubuk, merica bubuk, kemiri sangrai, pala, dan fuli ke Arab Saudi. Selain itu, CV Al Razak dengan merk dagang Kopi Asik juag berhasil mengekspor kopi Kalosi Enrekang ke pasar Asia dan Eropa.
Melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), OJK mencatat lebih dari 150.000 UMKM telah onboard ke platform e-commerce nasional. OJK berharap dengan kebijakan dan program terintegrasi ini, UMKM Indonesia tidak hanya tumbuh di dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing secara global, menjadi pilar utama ekonomi inklusif yang mendorong pertumbuhan ekspor dan nilai tambah nasional.
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal kini memiliki peluang besar untuk naik kelas dan menembus pasar global, didukung penuh oleh inisiatif terintegrasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Manfaat ini terbagi dalam tiga pilar utama yaitu pendidikan ekspor, akses pembiayaan, dan digitalisasi pasar.
1. Memanfaatkan Program Inkubasi dan Pendidikan Ekspor
UMKM dapat segera mencari peluang untuk bergabung dengan program pendidikan vokasi, seperti Program Kampus UMKM Bersama yang merupakan kerja sama OJK dan GoTo.
Program ini menyediakan kurikulum yang secara spesifik mengajarkan tata cara bisnis ekspor, mulai dari edukasi berkelanjutan, sistem logistik, hingga pemasaran daring internasional. Keberhasilan 30 UMKM OJK Sulsel yang sukses mengekspor produk rempah, kopi, dan kerajinan ke pasar Arab Saudi dan Eropa menjadi bukti nyata bahwa produk lokal memiliki daya saing yang tinggi.
2. Memperluas Akses Pembiayaan yang Inklusif
Untuk mengatasi masalah modal, UMKM harus memanfaatkan perluasan akses pembiayaan yang didorong OJK. Ini termasuk program Kredit Melawan Rentenir (K/PMR) untuk mendapatkan modal kerja yang aman dan terjangkau.
Selain itu, OJK mendorong digitalisasi penyaluran kredit yang terintegrasi dari hulu ke hilir. UMKM yang bergerak di sektor ramah lingkungan juga memiliki peluang besar untuk mengakses dukungan Blended Finance (pembiayaan campuran dana publik dan swasta), yang sangat ideal untuk proyek-proyek berkelanjutan dengan risiko tinggi.
3. Mengoptimalkan Platform Digital dan Ekspansi Pasar
Langkah krusial lainnya adalah memastikan produk sudah terdigitalisasi. Melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), lebih dari 150.000 UMKM telah onboard ke e-commerce. UMKM perlu segera memanfaatkan platform digital ini untuk memperluas jangkauan pasar, baik di dalam maupun luar negeri, guna meningkatkan visibilitas dan volume penjualan secara signifikan.

Chrisna Chanis Cara
Editor