3 Poin Penting Pertemuan Trump, Zelenskyy dan Pemimpin Eropa
- Mengingat kunjungan terakhirnya yang penuh pertikaian ke Ruang Oval pada bulan Februari, presiden Ukraina berusaha keras untuk bersikap ramah dan memikat tuan rumah.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA,TRENASIA.ID- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali ke Gedung Putih pada Senin 18 Agustus 2025 untuk bertemu Presiden Amerika Donald Trump. Beberapa pemimpin Eropa juga membatalkan semua agenda mereka demi menghadiri pertemuan tersebut.
Mengingat kunjungan terakhirnya yang penuh pertikaian ke Ruang Oval pada bulan Februari, presiden Ukraina berusaha keras untuk bersikap ramah dan memikat tuan rumah. Termasuk mengucapkan enam kali terima kasih dalam beberapa menit pertama pertemuan.
Terakhir kali dia berada di Gedung Putih, Zelenskyy dimarahi oleh Wakil Presiden JD Vance karena dianggap kurang bersyukur atas dukungan AS terhadap Ukraina selama perang. Hal lain yang menjadi perdebatan dalam pertemuan bulan Februari yakni pakaian Zelensky juga tidak muncul kembali. Kali ini, Zelenskyy mengenakan setelan jas berwarna gelap. Bukan pakaian militer yang biasa dia gunakan.
Zelenskyy juga berusaha untuk mendekati keluarga Trump selama pertemuan tersebut. Salah satunya dengan menyerahkan surat dari Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska kepada presiden Amerika untuk disampaikan kepada Melania Trump. “Ini bukan buat Anda, ini buat istri Anda,” kata Zelenskyy.
Pengiriman surat tersebut terjadi beberapa hari setelah Trump mengantarkan langsung surat dari Melania kepada Vladimir Putin saat berada di Alaska. Di mana dia meminta Putin untuk melindungi kepolosan anak-anak dan memelihara harapan generasi mendatang.
Presiden Donald Trump mengadakan pembicaraan yang diatur secara tergesa-gesa dengan Zelenskyy dan sejumlah pemimpin Eropa saat ia berupaya untuk merundingkan diakhirinya perang Rusia di Ukraina. . Sesuatu yang jarang terjadi di Gedung Putih. Pejabat Eropa mengatakan keputusan menit terakhir untuk datang ke Washington mencerminkan urgensi yang dirasakan banyak pemimpin untuk bersekutu dengan Trump dalam mengakhiri perang. Tetapi juga kekhawatiran mereka agar mereka tidak dikesampingkan.
Pemimpin Eropa yang datang ke Gedung Putih adalah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Finlandia Alexander Stubb, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.
Tidak ada pernyataan pers bersama setelah pertemuan. Tetapi berikut ini adalah hal-hal yang dapat diambil dari pertemuan tersebut.
1. Menetapkan jaminan keamanan
Peran Amerika Serikat dalam jaminan keamanan bagi Ukraina menjadi inti pembicaraan hari Senin. Para pemimpin Eropa dan Zelenskyy ingin tahu sumber daya apa yang akan dikomitmenkan Trump setelah kesepakatan damai potensial tercapai. Terutama untuk memastikan Rusia tidak dapat mengumpulkan kekuatan lagi dan mengincar lebih banyak wilayah di kemudian hari.
Di Ruang Oval bersama Zelensky, Trump tidak akan mengesampingkan kemungkinan mengirim pasukan Amerika ke Ukraina untuk menjaga perdamaian. Sebuah perkembangan signifikan yang dapat memudahkan Zelensky untuk menyetujui aspek lain dari kesepakatan yang diusulkan. “Isu siapa yang akan melakukan apa akan dibahas dengan para pemimpin Eropa lainnya,” kata Trump dikutip dari Reuters.
Trump mengatakan Presiden Putin setuju bahwa Rusia akan menerima jaminan keamanan untuk Ukraina. Dan ini adalah salah satu poin kunci yang perlu dipertimbangkan. Dia optimistis secara kolektif dapat mencapai kesepakatan yang akan mencegah agresi apa pun di masa mendatang terhadap Ukraina.
Trump menulis dalam pesan penutupnya di Truth Social Senin malam bahwa ”Jaminan akan diberikan oleh berbagai Negara Eropa, dengan koordinasi dengan Amerika Serikat,” tulisnya.
Meskipun ia mengatakan negara-negara Eropa akan memimpin dalam jaminan keamanan apa pun, keterbukaan Trump yang tampak dalam mengizinkan pasukan Amerika merupakan perkembangan baru. Termasuk akan lebih banyak bantuan. Trump terpilih sebagian karena janjinya untuk menjauhkan pasukan Amerika dari konflik luar negeri. Bahkan beberapa anggota pemerintahannya sendiri telah menganjurkan pengurangan besar-besaran peran Amerika dalam perang Ukraina. Memang dia tidak berkomitmen pada apa pun pada hari Senin. Namun, fakta bahwa dia tidak menyingkirkan opsi tersebut dapat menandakan perubahan pendekatan dalam upayanya mengakhiri perang.
2. Masih Mengincar Pertemuan Trilateral
Salah satu tujuan utama Trump adalah mempertemukan Zelensky dan Putin di ruangan yang sama, bersama dirinya sendiri untuk merundingkan akhir perang. Menjelang akhir hari, Trump mengatakan ia masih berupaya mencapai tujuan tersebut. Tetapi hanya memberikan sedikit detail tentang seberapa cepat hal itu akan terwujud.
Saat pembicaraan hari Senin dimulai, dia menekankan pentingnya pertemuan semacam itu. Kemudian, Trump mengatakan ia yakin pertemuan seperti itu akan terjadi.
Trump kemudian menulis di media sosial dia telah mulai mengatur pertemuan antara Putin dan Zelensky. Trump dan Putin berbincang pada Senin sore . Ketika Presiden AS menunda pertemuannya dengan Zelensky dan para pemimpin Eropa untuk berbicara dengannya. Menurut Trump dia menelepon Putin dan mulai mengatur pertemuan, di lokasi yang akan ditentukan antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy. Setelah pertemuan itu, mereka akan mengadakan trilateral yang akan dihadiri oleh kedua Presiden, ditambah dia sendiri.
Kantor berita pemerintah Rusia Tass mengutip penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov melaporkan bahwa kedua presiden berbicara mendukung kelanjutan perundingan langsung antara delegasi Rusia dan Ukraina. “Mereka juga membahas gagasan untuk meningkatkan tingkat negosiasi langsung Rusia-Ukraina,” kata Ushakov.
Trump tidak menyebutkan kapan kedua pertemuan itu akan berlangsung. Pejabat Amerika mengatakan mereka berharap pertemuan itu dapat berlangsung dengan cepat.
Namun, Trump tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Putin telah menyetujui pertemuan tersebut. Dan pemimpin Rusia tersebut telah lama menjadi pihak yang menentang pembicaraan semacam itu. Sebelumnya pada pertemuan multilateral hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan agar seorang pemimpin Eropa juga hadir. Tampaknya Trump tidak akan menyambut baik gagasan itu. Setidaknya dalam waktu dekat. Namun, pernyataan Macron menggarisbawahi betapa besar taruhannya bukan hanya bagi Ukraina dalam pembicaraan hari Senin. Tetapi juga bagi seluruh Eropa.
3. Trump Masih Menolak Gencatan Senjata
Pembalikan keputusan Trump mengenai keharusan gencatan senjata segera di Ukraina mengejutkan para pemimpin Eropa. Hal itu mewarnai pembicaraan mereka pada hari Senin. Menjelang pertemuan puncaknya minggu lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump mengatakan ia akan kecewa jika perundingan tersebut tidak menghasilkan gencatan senjata. Dan mengancam akan memberikan konsekuensi berat jika gencatan senjata tidak tercapai.
Namun saat meninggalkan Alaska minggu lalu, Trump mengatakan ia tidak lagi menganggap gencatan senjata diperlukan. Dan ingin melanjutkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan damai final. Ia juga mengatakan tidak memikirkan sanksi tambahan yang telah lama ia ancamkan terhadap Rusia.
Perubahan ini mengejutkan pihak Eropa. Ini karena mereka telah mencapai kesepakatan dalam pertemuan virtual dua hari sebelum pertemuan puncak Trump dengan Putin bahwa gencatan senjata akan menjadi tujuan presiden Amerika.
Namun saat duduk bersama orang-orang Eropa pada hari Senin, Trump menegaskan bahwa ia telah mengubah pikirannya tentang apa yang realistis. Menurutnya semua menginginkan gencatan senjata segera selagi mengupayakan perdamaian abadi. Sampai saat ini, hal itu belum terwujud.
Kanselir Jerman Friedrich Merz mendorong Trump untuk berpikir ulang. “Saya tidak bisa membayangkan pertemuan berikutnya akan berlangsung tanpa gencatan senjata,” katanya. Dia merujuk pada kemungkinan pertemuan antara Trump, Putin, dan Zelenskyy. “Jadi, hal itu harus kita diupayakan.” Tetapi Trump menepis gagasan itu.
Selama berbulan-bulan, Zelenskyy telah mendesak untuk bertemu Putin. Hal ini kemungkinan besar merupakan cara untuk membuktikan argumennya bahwa Rusia tidak serius dalam memperjuangkan perdamaian. Karena dia tahu Putin tidak tertarik untuk menyetujui pertemuan semacam itu. Kremlin di sisi lain telah berulang kali menolak hal ini. Dan baru dua minggu lalu berpendapat bahwa presiden Rusia dan Ukraina tidak punya alasan untuk bertemu sampai setelah jarak yang tepat antara posisi kedua negara diatasi. Trump berharap jarak itu kini dijembatani oleh upaya mediasinya.
Sejumlah pemimpin Eropa kini menantang Putin untuk benar-benar melakukan pertemuan dengan Zelenskyy. Presiden Finlandia Alexander Stubb meragukan Putin berani datang. Sementara Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan saatnya Putin membuktikan bahwa dia berani bicara dengan Zelenskyy.
