<p>JAKARTA, TRENASIA.ID – Tetap aktif bukan hanya soal menurunkan berat badan atau membentuk otot yang terlihat. Aktivitas fisik merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/olahraga">Olahraga</a> teratur dapat meningkatkan suasana hati, mempertajam ingatan, dan memperbaiki kualitas tidur.</p><p>Selain itu, olahraga juga menurunkan risiko penyakit serius seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, stroke, dan depresi. Namun, meskipun manfaatnya sudah dikenal luas, banyak orang yang masih kurang bergerak.</p><p>Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi setiap minggu. Meski begitu, di banyak negara, sebagian besar penduduk belum memenuhi target tersebut.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/mengenal-jalan-kaki-nordik-yang-mampu-bakar-kalori-lebih-banyak">Mengenal Jalan Kaki Nordik yang Mampu Bakar Kalori Lebih Banyak</a></li></ul><h2>Negara Paling Malas Olahraga di Dunia</h2><p>Dilansir dari Stars Insider, berikut negara dengan penduduk paling malas <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/olahraga">olahraga</a>:</p><h3>1. Uni Emirat Arab</h3><p>UEA menempati peringkat pertama dalam daftar negara yang penduduknya kurang berolahraga. Sekitar 66% warganya tidak melakukan aktivitas fisik dalam jumlah yang memadai.&nbsp;Kurangnya kesadaran tentang pentingnya berolahraga serta hubungan antara tingkat pendidikan dan kebiasaan beraktivitas fisik disebut sebagai penyebab utama.</p><h3>2. Kuwait</h3><p>Kuwait berada di posisi kedua dalam daftar, dengan hampir 63% penduduknya tidak memenuhi syarat aktivitas fisik minimal.&nbsp;</p><p>Laporan menyebutkan hampir 75% perempuan dan 61% laki-laki berusia 18 tahun ke atas tidak melakukan olahraga dalam jumlah yang cukup. Angka ini juga tinggi pada kelompok usia 11 hingga 17 tahun. Angka tersebut melonjak tajam pada kalangan perempuan dan remaja, yang dipengaruhi oleh pola hidup modern serta minimnya kebiasaan aktif.</p><h3>3. Kuba</h3><p>Norma sosial turut berperan besar, di mana diet atau berolahraga sering dipandang kurang menarik dan dianggap sebagai cara mencari perhatian. Akibatnya, 61% penduduk Kuba tidak melakukan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/aktivitas-fisik">aktivitas fisik</a> berat sama sekali.</p><p>Salah satu penyebab utama kurangnya olahraga di negara ini adalah tingginya biaya, seperti pengeluaran untuk pakaian, sepatu, perlengkapan, dan keanggotaan, yang menjadi hambatan bagi banyak orang.</p><h3>4. Lebanon</h3><p>Beragam faktor menyebabkan 59% warga Lebanon tidak berolahraga dengan cukup, antara lain kesibukan harian, norma sosial, iklim panas, serta kebiasaan hidup yang cenderung pasif.</p><p>Kurangnya aktivitas fisik juga terlihat pada kalangan remaja. Sebuah studi menunjukkan hampir 48% pelajar menghabiskan lebih dari tiga jam untuk menonton televisi atau bermain gim komputer.</p><h3>5. Korea Selatan</h3><p>Meskipun Korea Selatan termasuk salah satu negara dengan penduduk dengan tingkat obesitas terendah, banyak warganya yang enggan berolahraga. Sekitar 58% populasi tidak memenuhi jumlah aktivitas fisik yang disarankan.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/apa-itu-padel-olahraga-mirip-tenis-yang-kian-populer">Apa Itu Padel? Olahraga Mirip Tenis yang Kian Populer</a></li></ul><p>Rendahnya kesadaran kesehatan, fokus yang kuat pada pencapaian akademis, kurangnya promosi hidup sehat, dan keterbatasan waktu menjadi kendala. Kondisi ini lebih parah pada generasi muda, di mana 94% pelajar tidak berolahraga dengan cukup.</p><h3>6. Panama</h3><p>Sebagian besar penduduk Panama, sekitar 58%, tidak terlibat dalam aktivitas fisik berintensitas tinggi. Berbagai faktor yang saling terkait ini mencerminkan pengaruh sosial, budaya, lingkungan, dan ekonomi terhadap gaya hidup mereka.</p><p>Di wilayah perkotaan, minimnya taman, trotoar yang terbatas, serta ketiadaan jalur sepeda membuat masyarakat kesulitan berjalan, berlari, atau bersepeda dengan aman. Keterbatasan akses ke pusat kebugaran, ditambah cuaca panas dan lembap, juga cenderung mengurangi minat untuk beraktivitas fisik.</p><h3>7. Qatar</h3><p>Iklim panas di Qatar menjadi salah satu penghalang bagi warganya untuk beraktivitas fisik. Sekitar 54% populasi tidak melakukan olahraga secara rutin. Pola ini juga terlihat pada anak-anak, di mana hampir 60% pelajar tidak mencapai rekomendasi minimal 30 menit olahraga per hari.</p><h3>8. Irak</h3><p>Sekitar 52% warga Irak tidak melakukan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/aktivitas-fisik">aktivitas fisik</a> berat. Kondisi ini dipengaruhi oleh keterbatasan waktu, kurangnya infrastruktur, serta norma sosial dan budaya.</p><p>Pandangan konservatif menjadi hambatan utama bagi perempuan. Studi menunjukkan hanya 2,1% perempuan berusia 10 hingga 30 tahun di Irak yang pergi ke klub olahraga, dibandingkan dengan 21,6% laki-laki.</p><h3>9. Portugal</h3><p>Portugal menjadi salah satu negara di kawasan Barat dengan proporsi penduduk yang besar tidak berolahraga, di mana hampir 52% populasinya memilih untuk tidak terlibat dalam aktivitas fisik berat.</p><p>Keterbatasan fasilitas umum, rendahnya kesadaran akan kesehatan, dan tingginya biaya menjadi faktor yang menghalangi masyarakat untuk aktif secara fisik. Menariknya, kurang dari 30% remaja melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 60 menit per hari.</p><h3>10. Arab Saudi</h3><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/tips-olahraga-dan-diet-sehat-ala-group-k-pop-le-sserafim">Tips Olahraga dan Diet Sehat Ala Group K-Pop LE SSERAFIM</a></li></ul><p>Sekitar 52% penduduk Arab Saudi tidak berolahraga dengan cukup. Urbanisasi, keterbatasan akses terhadap fasilitas, serta norma budaya turut mengurangi minat masyarakat untuk beraktivitas fisik.</p><p>Faktor penting lainnya adalah stres kerja dan jam kerja yang panjang. Bagi perempuan, pandangan tradisional tentang peran gender membatasi partisipasi mereka dalam olahraga.&nbsp;</p>

Ilustrasi orang olahraga lari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi setiap minggu. Meski begitu, di banyak negara, sebagian besar penduduk belum memenuhi target tersebut.

Harga Emas Hari Ini

10 Negara Paling Malas Olahraga di Dunia