Airlangga Bertemu Menkeu AS, Fokus Bahas ini dalam Negosiasi Tarif Resiprokal
- Delegasi Indonesia telah bertemu sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Ambassador Greer dari USTR, Mendag AS Howard Lutnick, dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA – Pemerintah menegaskan bahwa seluruh proses negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat akan tetap berlandaskan pada perlindungan kepentingan nasional.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pada Kamis, 24 April 2025, yang mencakup pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent.
“Tawaran Indonesia kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan kerja sama perdagangan yang adil, fair and square, sepenuhnya mengacu pada kepentingan nasional dan dirancang untuk menjaga keseimbangan dalam setidaknya lima aspek manfaat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual bertajuk Perkembangan Lanjutan Negosiasi Dagang Indonesia-Amerika Serikat, Jumat 25 April 2025.
Airlangga memaparkan lima manfaat strategis yang ingin dicapai Indonesia melalui negosiasi ini, pertama, menjaga ketahanan energi nasional agar tetap stabil dan berkelanjutan. Kedua, memperluas akses pasar ekspor guna meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Ketiga, mendorong kemudahan berusaha melalui langkah-langkah deregulasi yang dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Keempat, membangun rantai pasok industri strategis, khususnya yang berkaitan dengan mineral kritis sebagai bagian dari agenda hilirisasi nasional. Kelima, memperluas akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk di sektor kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan yang penting bagi transformasi ekonomi Indonesia ke depan.
- Baca Juga: Tersandera 2 Raksasa: Tantangan Indonesia dalam Pusaran Perang Dagang AS-China
Langkah Progresif dan Diplomasi Terbuka
Delegasi Indonesia juga telah bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Ambassador Greer dari USTR, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett.
Pertemuan-pertemuan tersebut mendapat sambutan positif dari pihak AS, yang di antaranya menghasilkan kesepakatan untuk membuka ruang dialog teknis dalam dua minggu mendatang.
Selain jalur pemerintahan, diplomasi ekonomi juga dijalankan melalui pendekatan sektor swasta. Airlangga berdialog aktif dengan berbagai asosiasi dan perusahaan besar seperti US-ASEAN Business Council, Semiconductor Industry Association, serta raksasa teknologi seperti Amazon, Google, dan Microsoft. Seluruh pihak, menurut Airlangga, menyambut baik pendekatan proaktif dari Indonesia.
Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara pertama yang masuk dalam tahap awal negosiasi tarif. Perjanjian Non-Disclosure Agreement (NDA) resmi ditandatangani pada 23 April 2025 bersama USTR sebagai bentuk komitmen menjaga kerahasiaan proses teknis.
Salah satu hasil konkret dari kesepakatan ini adalah pembentukan kelompok kerja (working group) di lima sektor prioritas yang akan mempercepat proses pembahasan teknis. Pemerintah menargetkan tahap negosiasi teknis ini dapat diselesaikan dalam 60 hari ke depan.
“Saya terkesan dengan surat dari Menko Airlangga kepada saya. Itu adalah awal yang sangat baik. Saya berterima kasih karena Indonesia terus melanjutkan hubungan bilateral yang baik ini,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam pertemuan tersebut.
Deregulasi dan Keseimbangan
Airlangga juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menyesuaikan sejumlah regulasi yang dianggap penting bagi penguatan kemitraan perdagangan bilateral. Penyesuaian tersebut meliputi perizinan impor, kuota impor, dan aturan mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dalam pertemuan dengan Scott Bessent, Indonesia menyatakan kesiapan untuk meningkatkan pembelian berbagai komoditas utama dari AS, seperti minyak, gas, dan produk pertanian, sebagai bagian dari upaya menciptakan perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square).
“Kami mendukung perdagangan yang fair and square. Indonesia siap meningkatkan pembelian sejumlah komoditas utama seperti minyak, gas, dan produk pertanian dari Amerika Serikat,” tegas Airlangga.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan apresiasi atas respons cepat dan terbuka dari Indonesia terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Trump pada 2 April lalu. Indonesia bahkan dinilai sebagai salah satu negara paling progresif dalam merespons isu ini.
Amerika Serikat juga menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia di berbagai forum internasional seperti G20 dan OECD, khususnya menjelang Presidensi AS dalam KTT G20 tahun 2026.

Ananda Astridianka
Editor
