Strategi Cuan Gen Z: Tinggalkan 9 to 5, Fokus 3 Side Hustle Ini
- Konsep pekerjaan 9 to 5 dianggap berisiko tinggi oleh Generasi Z, membuat side hustle menjadi strategi wajib untuk keamanan finansial. Berdasarkan data BPS 2023, 15,45% pekerja Indonesia punya usaha sampingan. Tiga side hustle paling populer di kalangan Gen Z adalah konten kreator, jualan online, dan jasa digital (desain grafis/video editing). Masing-masing menawarkan peluang cuan berbeda, namun model paling efektif adalah yang menggabungkan beberapa sumber pendapatan dan investasi keterampilan digital.

Maharani Dwi Puspita Sari
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Konsep pekerjaan "9-to-5" kini sudah terasa mainstream bagi Generasi Z. Di era digital, memiliki satu sumber pendapatan dianggap lebih berisiko tinggi. Oleh karena itu, side hustle atau usaha sampingan bukan lagi sekadar hobi, melainkan strategi cerdas untuk mencapai keamanan finansial dan akselerasi kekayaan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, sekitar 15,45% pekerja di Indonesia memiliki side hustle, meningkat dari 11,25% pada tahun 2021. Berbagai bentuk pekerjaan sampingan atau side hustle terus bermunculan
Namun tiga bidang tetap menjadi yang paling populer di kalangan Gen Z adalah konten kreator, jualan online, serta jasa desain grafis dan layanan digital. Ketiganya menawarkan peluang cuan yang berbeda, tergantung kebutuhan pasar dan keterampilan yang dimiliki.
Peluang dan Benefit Side Hustle
Profesi konten kreator menjadi pilihan dengan modal awal yang paling ringan. Cukup bermodalkan ponsel dan internet, anak muda dapat mengembangkan kanal pribadi mereka serta menarik perhatian merek melalui endorsement, kerja sama berbayar, hingga monetisasi platform seperti YouTube maupun TikTok.
Keunggulan dari profesi tersebut terletak pada kepekaan terhadap tren dan kemampuan berinteraksi secara alami di media sosial. Namun, pendapatan dari profesi ini cenderung fluktuatif dan sangat bergantung pada pertumbuhan pengikut serta tingkat keterlibatan konten.
Sementara itu, berjualan online baik melalui model dropshipping maupun produk stok secara mandiri, mampu menawarkan margin keuntungan besar jika dikelola dengan tepat. Untuk memulainya, banyak Gen Z yang memanfaatkan platform seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop untuk menjual produk fashion preloved, barang koleksi, hingga produk ramah lingkungan. Dorongan tren live shopping menjadikan sektor ini tumbuh pesat dan semakin mudah diakses.
Di sisi lain, penyedia jasa digital seperti desain grafis, editing video, atau penulisan konten menjadi pilihan paling stabil. Pemilik keterampilan kreatif dapat menawarkan layanan melalui sistem tarif per proyek atau per jam, dengan potensi pendapatan lebih terukur. Permintaan pasar juga terus meningkat, terutama dari UMKM yang membutuhkan materi visual untuk memperkuat kehadiran digital mereka.
Pengamat menilai tidak ada satu pun bidang yang dapat dianggap paling menguntungkan secara mutlak. Justru, model paling efektif adalah yang menggabungkan keahlian dan beberapa sumber pendapatan sekaligus. Contohnya, seorang desainer grafis yang menjual produk digital seperti e-book sekaligus memproduksi konten tutorial di media sosial dapat memperoleh pendapatan dari banyak saluran.
Pada akhirnya, Gen Z memiliki keuntungan kompetitif berkat kemampuan adaptasi teknologi. Side hustle yang mereka jalani bukan hanya menjadi sumber pemasukan tambahan, tetapi juga bentuk investasi keterampilan yang memperkuat posisi mereka di pasar kerja masa depan.

Chrisna Chanis Cara
Editor
