Selain Dividen Rp2 Triliun, Harta Karun Apa Lagi yang Disiapkan UNTR?
- UNTR bagikan dividen interim Rp2,05 triliun atau Rp567 per saham. Di saat yang sama, perseroan juga incar akuisisi tambang emas di Australia.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Kabar gembira bagi para pemegang saham PT United Tractors Tbk (UNTR). Emiten alat berat Grup Astra ini secara resmi mengumumkan akan membagikan durian runtuh berupa dividen interim senilai total Rp2,05 triliun atau setara Rp567 per lembar saham.
Guyuran cuan di tengah tahun ini menjadi bukti komitmen UNTR untuk terus memberikan nilai tambah bagi para investornya. Namun di saat yang sama, perusahaan ternyata juga sedang menyiapkan jurus ekspansi yang sangat agresif untuk mencari mesin uang baru.
Setelah sukses mengakuisisi tambang emas di dalam negeri, UNTR kini secara terbuka menyatakan sedang melirik potensi akuisisi tambang mineral di Australia. Lantas, seperti apa detail pembagian dividen dan seberapa serius rencana ekspansi UNTR?
1. Durian Runtuh Dividen Interim Rp2,05 Triliun
Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, dalam keterangan resminya pada Senin, 29 September 2025, mengonfirmasi bahwa direksi dan dewan komisaris telah menyetujui pembagian dividen interim ini. Dana tersebut bersumber dari laba bersih semester pertama 2025 yang mencapai Rp8,13 triliun.
Bagi para pemburu dividen, penting untuk mencatat jadwalnya. Tanggal akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen atau cum date di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 7 Oktober 2025.
Sementara itu, tanggal pembayaran dividen interim akan dilakukan pada 24 Oktober 2025. Pembagian dividen ini dipastikan tidak akan memengaruhi kelangsungan usaha perseroan, mengingat posisi saldo laba ditahan yang sangat tebal.
2. Jurus Ekspansi: Lirik Harta Karun Tambang di Australia
Di balik guyuran dividen, UNTR ternyata sedang menyiapkan jurus ekspansi besar-besaran. Investor Relations United Tractors, Ari Setiawan, mengungkapkan bahwa perusahaan kini secara serius mengkaji potensi akuisisi tambang mineral di Australia.
Langkah ini adalah bagian dari aspirasi besar UNTR untuk menyeimbangkan portofolio bisnisnya pada tahun 2030. Perusahaan tidak ingin lagi terlalu bergantung pada bisnis batu bara dan kini fokus untuk memperbesar porsi dari sektor non-batu bara, terutama mineral.
“Kami terus fokus untuk menambah portofolio kami di bidang mineral, untuk menyeimbangkan bisnis antara coal dan non-coal,” ujar Ari dalam sebuah workshop di Jakarta pada Kamis, 25 September 2025.
3. Fokus Utama: Emas dan Nikel
Fokus utama dari rencana ekspansi ini adalah pada mineral emas dan nikel. Direktur United Tractors, Iwan Hadiantoro, sebelumnya juga telah menegaskan bahwa UNTR saat ini terus aktif mencari peluang di kedua sektor tersebut, baik di dalam maupun di luar negeri.
Langkah ini sejalan dengan strategi besar Grup Astra untuk masuk lebih dalam ke ekosistem energi hijau dan mineral strategis. Dengan kantong yang sangat tebal, UNTR memiliki amunisi yang lebih dari cukup untuk melakukan akuisisi jumbo.
“Mudah-mudahan ke depannya kita bisa terus untuk menambah portofolio kita di sektor mineral mining ini,” kata Iwan dalam Pubex Live pada 8 September 2025 lalu.
4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, serangkaian informasi ini adalah sinyal yang sangat positif. Pembagian dividen interim yang royal menunjukkan bahwa fundamental perusahaan saat ini sangat sehat dan mampu menghasilkan arus kas yang kuat.
Di saat yang sama, rencana ekspansi yang agresif ke sektor mineral, terutama emas dan nikel, adalah sebuah cerita pertumbuhan (growth story) jangka panjang yang sangat menarik. Ini menunjukkan bahwa UNTR tidak hanya fokus pada keuntungan hari ini, tetapi juga sedang membangun mesin uang baru untuk masa depan.
Kombinasi antara imbal hasil dividen yang menarik dan prospek pertumbuhan dari bisnis mineral inilah yang membuat saham UNTR tetap menjadi salah satu primadona di kalangan investor institusi maupun ritel.

Alvin Bagaskara
Editor
