Tren Ekbis

Pidato Terakhir Sri Mulyani: Titip Kemenkeu, Minta Privasi, dan Pesan untuk RI

  • Momen haru perpisahan Sri Mulyani. Di balik ucapan pamit, tersimpan pesan mendalam untuk jajaran Kemenkeu dan seluruh rakyat Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (kemenkeu.go.id)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Suasana haru menyelimuti acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kementerian Keuangan hari ini, Selasa, 9 September 2025. Momen ini menandai akhir dari era kepemimpinan Sri Mulyani Indrawati, yang secara resmi menyerahkan jabatannya kepada Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.

Dalam pidato terakhirnya yang emosional, Sri Mulyani tidak hanya mengucapkan terima kasih, tetapi juga menitipkan pesan-pesan penting bagi para penerusnya. Ia juga membuat satu permintaan khusus kepada publik setelah kini kembali menjadi warga negara biasa.

Dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat tinggi seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputi Senior Gubernur BI Destry Damayanti, pidato ini menjadi penutup dari pengabdian panjangnya. Lantas, apa saja pesan terakhir dari sang bendahara negara?

1. Ucapan Terima Kasih untuk Semua Pihak

Sri Mulyani mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan yang telah membantunya mengelola keuangan negara dengan penuh dedikasi. Ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi tidak pernah mudah, terutama di tengah perubahan teknologi dan geopolitik.

Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada semua pihak di luar kementerian, mulai dari rekan-rekan kabinet, anggota legislatif, hingga media dan akademisi. Ia secara khusus berterima kasih atas semua kritikan yang membangun.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kerja sama, dukungan, bantuan, masukan, kritikan, terutama kritikan yang membangun, yang diberikan kepada saya dan kepada Kementerian Keuangan," katanya.

2. Permohonan Maaf dan Selamat untuk Pengganti

Setelah mengucapkan terima kasih, Sri Mulyani dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan selama menjabat. Ia mengakui bahwa sebagai manusia, tidak ada yang sempurna dalam menjalankan amanah.

"Tiada ada gading yang tidak retak, tiada ada manusia yang sempurna. Pasti dalam menjalankan amanah ada kekurangan, ada kekhilafan. Dan untuk itu saya dengan rendah hati memohon maaf," ujarnya.

Ia kemudian secara khusus mengucapkan selamat kepada pejabat baru, Purbaya Yudhi Sadewa. "Selamat mengemban amanah dan tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengelola dan menjaga keuangan negara, dan memimpin Kementerian Keuangan. Semoga Pak Yudhi diberikan kemudahan dan sukses membantu Presiden Prabowo."

3. Titipan untuk Jajaran Kemenkeu

Pesan paling penting dalam pidato ini ditujukan kepada 'keluarga' yang ia tinggalkan, yaitu seluruh jajaran Kementerian Keuangan. Ia menitipkan pesan agar mereka terus menjaga keuangan negara dan institusi Kemenkeu sebagai pilar stabilitas.

Ia meminta agar Kemenkeu terus menjadi instrumen untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan ini disampaikannya dengan penuh harapan agar fondasi yang telah dibangun bisa terus dilanjutkan.

"Jalankan dan lanjutkan tugas dengan amanah, profesional, kompeten, dan jaga selalu integritas. Bantu pimpinan yang baru dan terus melaksanakan tugas dengan dedikasi," pesannya kepada seluruh jajaran Kemenkeu.

4. Permintaan Privasi dan Pesan Penutup yang Menyentuh

Di akhir pidatonya, Sri Mulyani membuat satu permintaan yang sangat personal. Setelah tidak lagi menjabat, ia memohon agar ruang pribadinya sebagai warga negara biasa dapat dihormati oleh semua pihak.

"Saya pamit undur diri pagi hari ini, dan mohon mulai saat ini untuk kami dihormati ruang privasi kami, atau ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa," pintanya.

Ia menutup pidatonya dengan sebuah pesan penutup yang sangat menyentuh dan nasionalis, yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin. "Salam sehat untuk seluruhnya dan sukses untuk semuanya yang hadir dan jangan pernah lelah mencintai Indonesia. Terima kasih."