Cengkeraman Luhut di Era Prabowo, Menkeu Purbaya Jadi Bukti Anyar?
- Tak hanya di era Jokowi, Luhut punya cengkeraman kuat di pemerintahan Presiden Prabowo. Penunjukan Menkeu baru jadi sinyal penting betapa kuat pengaruhnya di pemerintahan.

Muhammad Imam Hatami
Author

Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID - Luhut Binsar Pandjaitan, purnawirawan jenderal TNI dan politisi senior, terus memperkuat pengaruhnya dalam pemerintahan Indonesia. Sejak Oktober 2024, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional di era Presiden Prabowo Subianto.
Posisi ini memberinya kewenangan besar dalam mempengaruhi arah kebijakan ekonomi nasional. Sebelumnya, selama era Presiden Joko Widodo, Luhut dipercaya mengisi sejumlah posisi kunci.
Hal itu mulai dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2019–2024), Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (2020), Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali (2021), hingga Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung (2021).
Kepercayaan tinggi juga ditunjukkan ketika Jokowi menugaskannya mengawasi penanganan pandemi di sembilan provinsi strategis, termasuk DKI Jakarta.
Baca juga : Emas Cetak Rekor Baru, Harganya Naik Rp26.000 Per Gram
Pengangkatan Purbaya sebagai Menkeu
Pengaruh Luhut semakin kuat dengan pengangkatan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025. Purbaya memiliki rekam jejak panjang bekerja di bawah komando Luhut.
Hal itu antara lain sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam (2015–2016) dan Kemenko Marves (2016–2018), serta Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Marves (2018–2020).

Meski kerap disebut “orangnya Luhut”, Purbaya dikenal sebagai teknokrat berpengalaman yang juga berkiprah sejak era Presiden SBY dan Jokowi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebelum dipercaya menjadi Menkeu.
Penunjukannya dinilai semakin memperkuat cengkeraman Luhut dalam kebijakan fiskal dan ekonomi, terlebih karena saat ini ia juga memimpin Dewan Ekonomi Nasional.
Jaringan Keluarga dalam Pemerintahan dan Militer
Jaringan keluarga turut memperkokoh pengaruh Luhut. Menantunya, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) sejak November 2023.Maruli merupakan lulusan Akmil 1992 yang pernah memimpin Paspampres dan Kostrad.
Adik Luhut, Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir, juga menempati posisi strategis sebagai calon Duta Besar RI untuk Jepang setelah menjalani fit and proper test di DPR pada Juli 2025.
Keponakannya, Pandu Sjahrir, kini menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO) di Danantara, sebuah perusahaan investasi. Sementara putranya, Letkol Inf. Paulus Pandjaitan, berkarier di militer sebagai perwira infanteri. Kombinasi peran keluarga ini menunjukkan betapa luas jejaring Luhut dalam militer, diplomasi, hingga sektor bisnis.
Baca juga : Simak Spesifikasi iPhone 17 yang Diluncurkan Hari Ini
Sosok Luhut di Tengah Menyurutnya Pengaruh Jokowi
Meski Presiden Joko Widodo telah lengser, pengaruh Luhut tetap terjaga berkat kemampuannya beradaptasi dengan pemerintahan baru. Penunjukannya sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh Presiden Prabowo memperlihatkan bahwa ia masih dianggap figur penting.
Koneksi bisnisnya melalui Toba Sejahtra Group, yang memiliki kepentingan di sektor sumber daya alam, energi, dan pertanian, juga memperkuat pengaruhnya dalam kebijakan ekonomi maupun investasi.
Cengkeraman Luhut Binsar Pandjaitan dalam pemerintahan Prabowo Subianto terlihat nyata melalui kombinasi posisi strategis, penempatan orang-orang kepercayaan seperti Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu, serta jaringan keluarga di militer dan pemerintahan.
Stabilitas pengaruhnya, bahkan setelah transisi kekuasaan dari Jokowi ke Prabowo, menunjukkan kemampuannya beradaptasi sekaligus menjaga relevansi politik. Namun, fenomena ini juga menimbulkan kritik terkait praktik nepotisme dan konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.
Ke depan, pengaruh Luhut hampir pasti tetap menjadi salah satu faktor penentu dalam dinamika politik dan ekonomi Indonesia.

Chrisna Chanis Cara
Editor