Mesin Kredit Ngamuk, Bank Mandiri (BMRI) Bersiap Gaspol di Kuartal Akhir 2025
- Bank Mandiri (BMRI) diproyeksikan pulih di kuartal IV-2025 didorong konsumsi domestik, investasi, dan proyek strategis nasional. Meski laba turun 10,2% YoY, analis pertahankan rekomendasi Buy dengan upside 24,14%.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diproyeksikan berpotensi mengalami pemulihan pada kuartal IV-2025. Proyeksi ini didukung oleh ekspektasi membaiknya konsumsi domestik, realisasi investasi, dan berlanjutnya proyek strategis nasional.
Meskipun laba bersih perseroan selama kuartal III-2025 tercatat turun 10,2% (Year-on-Year/YoY) menjadi Rp37,73 triliun, Phintraco Sekuritas melihat adanya sinyal perbaikan. Kinerja kuartalan perbankan dengan logo pita emas ini tercatat tumbuh 17,9% secara kuartalan (QoQ).
Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, dalam risetnya 29 Oktober 2025 mempertahankan rekomendasi "Buy" untuk BMRI. Target harga wajar disesuaikan menjadi Rp5.600 dari sebelumnya Rp6.325, dengan potensi upside sebesar 24,14%.
1. Analisis Tekanan Profitabilitas Kuartal III-2025
Penurunan laba bersih BMRI utamanya disebabkan oleh tekanan pada pendapatan bunga bersih (NII). Pendapatan bunga perusahaan memang tumbuh 10,5% YoY menjadi Rp122,30 triliun, namun beban bunga melonjak lebih tinggi sebesar 22,9% YoY menjadi Rp44,04 triliun.
Akibatnya, pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) hanya tercatat 4,9% YoY menjadi Rp78,26 triliun. Selain itu, terjadi kenaikan signifikan pada pos beban lain-lain sebesar 57,5% YoY, yang semakin menekan perolehan laba bersih perusahaan.
2. Mesin Kredit 'Wholesale' Tetap Tumbuh Kuat
Di balik tekanan laba, mesin intermediasi BMRI justru berjalan kencang. Total kredit tumbuh 11% YoY menjadi Rp1.764 triliun pada kuartal III-2025, atau berada di atas guideline manajemen. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh segmen wholesale (korporasi dan komersial).
Kredit korporasi tercatat tumbuh 14,9% YoY, sementara kredit komersial naik 14,4% YoY. Segmen wholesale kini berkontribusi 55,6% dari total portofolio kredit BMRI, menjadi penopang utama pertumbuhan pinjaman perseroan.
3. Dinamika Pendanaan (DPK) dan Kualitas Aset
Dari sisi pendanaan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BMRI tumbuh kuat 13,0% YoY mencapai Rp1.884 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh dana murah (CASA) yang naik 5,97% YoY menjadi Rp1.305 triliun pada periode sembilan bulan 2025.
Namun, simpanan deposito (dana mahal) tumbuh lebih tinggi sebesar 32,8% YoY menjadi Rp579 triliun. Peningkatan tajam pada porsi deposito inilah yang menjelaskan mengapa beban bunga perusahaan ikut melonjak signifikan.
Dari sisi kualitas aset, rasio Non Performing Loan (NPL) naik tipis 6 bps YoY menjadi 1,19%. "Meskipun mengalami pemburukan kualitas aset di 9M25, hal ini lebih baik dibandingkan rata-rata NPL 3 tahun terakhir sebesar 1,41%," tulis Nurwachidah.
4. Prospek Pemulihan Kinerja di Kuartal IV
Phintraco Sekuritas optimistis pemulihan kinerja BMRI berpotensi terjadi pada kuartal IV-2025. Katalis positif akan datang dari membaiknya konsumsi domestik, realisasi investasi swasta dan pemerintah, serta berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) dan program hilirisasi.
Posisi BMRI yang kuat di segmen wholesale dinilai dapat mengoptimalkan katalis tersebut. Kontributor utama kredit wholesale berasal dari sektor Energi dan Air (+36,9% YoY), Manufaktur Batubara (+35,5% YoY), dan Infrastruktur (+19,3% YoY).
"Posisi BMRI yang kuat untuk segmen wholesales membuat BMRI dapat mengoptimalkan katalis positif tersebut," tegas Nurwachidah dalam risetnya.

Alvin Bagaskara
Editor
