Tren Pasar

IHSG Koreksi Wajar Pasca Cetak Rekor, Analis Jagokan TINS dan ASII

  • Sektor perindustrian menguat 3,10% meski IHSG terkoreksi pada perdagangan Selasa, 25 November 2025. Simak analisis teknikal dan rekomendasi saham pilihan seperti TINS, ASII, dan ISAT untuk besok.
Aktifitas Bursa Saham - Panji 2.jpg
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,56% ke level 8.521,89 pada perdagangan Selasa, 25 November 2025. Koreksi ini terjadi setelah indeks sempat menyentuh level tertinggi harian baru di 8.574, sebelum akhirnya tertekan aksi ambil untung investor.

Meskipun terkoreksi, nilai transaksi di pasar tetap tinggi, mencapai Rp31,26 triliun. Sebanyak 57,55 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 2,56 juta kali. Kondisi ini menunjukkan likuiditas pasar yang masih sangat kuat meskipun terjadi tekanan jual jangka pendek.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya untuk Rabu, 26 November 2025, menilai koreksi ini wajar. Rupiah juga terpantau melanjutkan penguatannya terhadap Dolar AS di kisaran Rp16.655, didukung oleh menguatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Desember mendatang.

1. Sektor Properti Tertekan, Industri Jadi Penopang

Secara sektoral, pergerakan pasar bervariasi. Sektor properti mengalami koreksi terbesar dengan penurunan 0,94%, diikuti sektor teknologi dan non-siklikal yang turun 0,46%. Pelemahan ini menjadi penyeimbang setelah reli panjang yang terjadi pada sektor-sektor sensitif suku bunga dalam beberapa hari terakhir.

Sebaliknya, sektor perindustrian justru tampil sebagai penopang utama dengan penguatan 3,10%. Sektor kesehatan juga mencatatkan kenaikan solid 1,50%, diikuti sektor siklikal dan keuangan. Rotasi sektoral ini menunjukkan bahwa minat beli investor masih ada, namun berpindah segmen.

2. Saham Paling Aktif dan Top Gainers

Aktivitas perdagangan didominasi oleh saham-saham Grup Bakrie. Tiga saham teratas yang paling sering diperdagangkan secara volume adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), yang baru saja masuk indeks MSCI.

Di jajaran top gainers, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dan PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) mencatatkan kenaikan signifikan. PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga masuk dalam daftar saham yang menguat tajam, melanjutkan sentimen positif sektor rokok.

Sebaliknya, tekanan jual melanda saham-saham seperti PT Bundamedik Tbk (BMHS), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ). Ketiga saham ini menjadi top losers pada perdagangan hari ini, menekan laju indeks gabungan.

3. Proyeksi Teknikal: Sideways di 8.470-8.570

Secara teknikal, Phintraco Sekuritas mencatat adanya sinyal peringatan dini. Indikator Stochastic RSI telah membentuk pola Death Cross, yang mengindikasikan potensi pelemahan momentum. Namun, histogram MACD masih bertahan di area positif, dan IHSG masih berada di atas garis MA5.

Dengan kombinasi sinyal tersebut, IHSG diperkirakan akan bergerak menyamping dalam jangka pendek. Rentang pergerakan diprediksi berada di kisaran support 8.470 hingga resistance 8.600, dengan level pivot di 8.570 untuk perdagangan Rabu, 26 November 2025.

4. Rekomendasi Saham Pilihan

Di tengah potensi konsolidasi ini, Phintraco Sekuritas merekomendasikan lima saham pilihan untuk dicermati. Saham-saham tersebut dinilai memiliki potensi teknikal yang menarik meskipun pasar sedang istirahat sejenak dari reli panjangnya yang terjadi pada awal pekan ini.

Saham pilihan tersebut meliputi PT Timah Tbk (TINS), PT Astra International Tbk (ASII), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Investor disarankan untuk memperhatikan level teknikal masing-masing emiten.