Tren Pasar

Superbank IPO Rp3 Triliun, Andalkan 4 Juta Pengguna Ekosistem Grab

  • Dana IPO Superbank sebesar 70% akan dialokasikan untuk ekspansi kredit, menyusul pertumbuhan produk pinjaman PAS sebesar 130%. Simak jadwal lengkap IPO dan analisis fundamentalnya di sini.
189298423p.jpg
Superbank mengumumkan bahwa mereka telah menerima tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun dari para pemegang saham utamanya, yaitu Grab, Singtel, dan KakaoBank, Rabu, 3 Juli 2024. (dok. Superbank)

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank resmi memulai langkah penawaran umum perdana saham (IPO). Bank digital yang didukung ekosistem Grup Emtek dan Grab ini membidik dana segar hingga Rp3,06 triliun, dengan dukungan sindikasi penjamin emisi efek papan atas.

Manajemen menawarkan saham perdana di kisaran harga Rp525 hingga Rp695 per saham. IPO ini tidak hanya menawarkan saham, tetapi juga "kisah pertumbuhan" integrasi ekosistem digital yang diklaim telah terbukti mencetak jutaan pengguna aktif dalam waktu singkat.

Berikut adalah lima poin kunci analisis IPO Superbank, yang membedah struktur penawaran, profil penjamin emisi, hingga fundamental bisnis yang menjadi landasan valuasi perusahaan.

1. Struktur Penawaran dan Profil Underwriter

Superbank berencana melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan. Dengan rentang harga tersebut, perseroan berpotensi mengantongi dana segar antara Rp2,31 triliun hingga Rp3,06 triliun, yang akan memperkuat struktur permodalan bank secara signifikan.

Aksi ini dikawal ketat oleh PT Mandiri Sekuritas (CC) sebagai Partisipan Admin. Dukungan sindikasi diperkuat oleh PT Sucor Sekuritas (AZ), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (LG), dan sekuritas asing PT CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) untuk menjaring investor global.

2. 'Moat' Utama: Integrasi Ekosistem Grab-OVO

Nilai jual utama Superbank adalah basis pengguna yang masif. Per 30 Juni 2025, data menunjukkan sekitar 64,4%pengguna aplikasi Superbank diakuisisi secara organik melalui integrasi langsung dengan aplikasi Grab dan OVO, menekan biaya akuisisi nasabah (CAC) secara signifikan.

Platform mitra yang luas memungkinkan Superbank menjangkau basis pengguna dengan frekuensi transaksi tinggi. Strategi ini efektif mempercepat adopsi solusi perbankan digital di kalangan masyarakat underbanked dan unbanked yang sebelumnya sulit dijangkau oleh perbankan konvensional.

3. Validasi Pasar: Pengguna Tembus 4 Juta

Sejak peluncuran aplikasi publik pada Juni 2024, jumlah pengguna aktif Superbank meroket. Dari di bawah 20.000 pengguna pada April 2024, angka tersebut melonjak menjadi sekitar 4 juta pengguna aktif per 30 Juni 2025, menunjukkan validasi pasar yang kuat.

Pertumbuhan eksponensial ini menandai keberhasilan transformasi dari Bank Fama (konvensional) menjadi bank digital. Didukung investasi Grab, Singtel, dan KakaoBank, Superbank kini memosisikan diri sebagai pemain utama dalam lanskap keuangan digital Indonesia yang semakin kompetitif.

4. Penggunaan Dana: Genjot Kredit Digital (PAS)

Sesuai prospektus, sekitar 70% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk modal kerja penyaluran kredit. Langkah ini krusial untuk mendukung ekspansi produk unggulan "Pinjaman Atur Sendiri" (PAS) yang tumbuh lebih dari 130% dalam periode Desember 2024 hingga Juni 2025.

Sisanya, sekitar 30%, akan digunakan untuk belanja modal (capex). Fokusnya adalah pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan inovasi produk baru, guna mempertahankan keunggulan kompetitif layanan perbankan digital yang andal dan aman bagi nasabah ritel.

5. Jadwal Masa Penawaran Umum

Investor perlu mencermati jadwal pelaksanaan aksi korporasi ini. Masa penawaran umum perdana saham dijadwalkan berlangsung pada 10–15 Desember 2025. Momen ini menjadi kesempatan bagi publik untuk masuk sebelum saham melantai di pasar sekunder.

Jika seluruh proses berjalan lancar dan pernyataan efektif OJK terbit tepat waktu (8 Desember), saham Superbank (SUPA) akan resmi melantai (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember 2025 mendatang.