Tren Pasar

Efek MSCI di Saham Prajogo: CUAN Pesta, PTRO Galau

  • Saham CUAN dan PTRO masuk indeks MSCI, tapi kenapa harganya beda arah? Pelajari fenomena 'Buy on Rumor, Sell on News' dan prospeknya.
1715600405583.jpg
Prajogo Pangestu Bos Barito Pacific (Dok/Ist)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Masuknya saham-saham milik Prajogo Pangestu ke dalam indeks global Morgan Stanley Capital International (MSCI) ternyata tidak memberikan tiket instan reli harga. Sejak pengumuman pada 8 Agustus 2025, nasib PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) justru menunjukkan dinamika yang sangat berbeda.

Meskipun keduanya sama-sama naik kelas, reaksi pasar dan aliran dana asing terhadap kedua saham ini ternyata tidak seragam. Fenomena ini menjadi pelajaran penting bagi para investor yang bertaruh pada sentimen rebalancing indeks yang akan efektif berlaku mulai besok, 27 Agustus 2025.

Lantas, bagaimana prospek kedua saham ini menjelang tanggal efektif MSCI yang krusial? Mari kita bedah tuntas rapor pergerakan harganya serta pandangan lengkap dari para analis untuk menemukan jawabannya.

1. Nasib CUAN: Sempat Reli, Kini Dibayangi Aksi Ambil Untung

Saham CUAN, yang berhasil masuk ke dalam papan acuan utama atau MSCI Global Standard Index, sempat menikmati euforia. Setelah pengumuman, harganya terus menanjak dalam enam hari perdagangan beruntun, menunjukkan antusiasme pasar yang sangat tinggi.

Namun, pesta tersebut tampaknya mulai mereda. Pada perdagangan terakhir, saham CUAN justru ditutup melemah tipis. Hal ini sejalan dengan pandangan analis Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, yang memprediksi pergerakan akan volatil menjelang tanggal efektif.

“Berdasarkan historis kasus serupa, saham yang masuk ke MSCI Global Standard rata-rata mengalami kenaikan volume dan harga pada 1 hingga 2 pekan menjelang effective date, seiring dengan aksi front-running oleh investor ritel dan aktif fund,” ujar Liza dalam keterangannya dikutip Selasa, 26 Agustus 2025. 

2. Nasib PTRO: Reli Singkat Disusul Tekanan Jual Asing

Nasib serupa, bahkan dengan tekanan yang lebih terasa, dialami oleh PTRO yang masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Saham ini juga sempat menikmati kenaikan selama enam hari pasca pengumuman, namun kini mulai berada di bawah tekanan.

Pada perdagangan kemarin, PTRO mencatatkan jual bersih (net sell) oleh investor asing sebesar Rp4,46 miliar. Aksi jual ini menambah total dana asing yang telah keluar dari saham ini sepanjang tahun menjadi Rp967 miliar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun masuk ke dalam indeks, sentimen jual dari investor asing ternyata masih cukup kuat. Hal ini menjadi faktor risiko yang perlu diwaspadai oleh para trader dan investor jangka pendek.

3. Pandangan Analis: Prospek Jangka Panjang Tetap Solid?

Meskipun ada tekanan jangka pendek, analis justru melihat prospek jangka panjang yang masih sangat cerah, terutama untuk PTRO. Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, tetap menyematkan rekomendasi "Beli" dengan target harga fantastis di Rp6.000.

Menurutnya, rebalancing MSCI ini hanya menjadi pendorong awal. Potensi yang lebih besar justru terletak pada evaluasi berikutnya yang akan datang. “Potensi yang lebih realistis terletak pada tinjauan per November 2025,” kata Sukarno.

Ia menambahkan, prospek pertumbuhan kinerja, sinergi dengan perusahaan induk, dan diversifikasi portofolio menjadi alasan utama di balik pandangan optimistisnya, meskipun ada tantangan dari fluktuasi harga komoditas dan risiko regulasi.

4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Fenomena ini adalah pelajaran klasik tentang strategi Buy on Rumor, Sell on News. Euforia terbesar seringkali terjadi sebelum dan sesaat setelah pengumuman, yang kemudian diikuti oleh fase konsolidasi atau bahkan koreksi saat tanggal efektif semakin dekat.

Bagi investor, kuncinya adalah tidak terjebak dalam euforia sesaat. Seperti yang disarankan oleh para analis, fundamental jangka panjang tetap menjadi pegangan utama. Masuknya sebuah saham ke dalam indeks besar memang positif, namun bukan jaminan harga akan terus naik.