Desa Wisata Nglanggeran, Dorong Ekonomi Hijau Berbasis Komunitas
- Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul membuktikan pariwisata berkelanjutan efektif, meraih gelar Best Tourism Village 2021 UNWTO. Desa ini mengandalkan konsep Community Based Tourism (CBT), dengan pengelolaan Gunung Api Purba dan usaha lokal (kuliner, homestay) di tangan BUMDes dan Pokdarwis. Model ini sejalan dengan SDGs, memajukan ekonomi desa secara inklusif dan ramah lingkungan.

Maharani Dwi Puspita Sari
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Yogyakarta kembali menegaskan posisinya sebagai pionir pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, melalui Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogayakarta. Desa ini tidak hanya menawarkan keindahan alam berupa Gunung Api Purba, tetapi juga menjadi model pariwisata hijau yang berfokus pada konservasi dan pemberdayaan komunitas lokal.
Melansir dari laman Kemenko PMK Jumat, 21 November 2025, desa ini dikenal sebagai desa wisata telah memiliki berbagai prestasi. Pada tahun 2017, Desa Wisata Nglanggeran berhasil memperoleh penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik di Indonesia dan menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award di Singapura.
Di tahun 2018 Desa Wisata Nglanggeran berhasil masuk ke dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia atau Sustainable Destinations Top 100 versi Global Green Destinations Days (GGDD). Tak hanya itu, desa ini juga meraih gelar Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).
Nglanggeran telah diakui secara internasional sebagai destinasi yang menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas, di mana pengelolaan dan manfaat ekonomi berada di tangan warga setempat.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan masyarakat setempat bekerjasama dengan pemerintah daerah, serta pengelola yang mendorong pariwisata sebagai salah satu penggerak pembangunan desa.
Hal tersebuti selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam rangka memaksimalkan kontribusi desa wisata, lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan di pedesaan.
Strategi dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik utama Nglanggeran terletak pada Gunung Api Purba, formasi batuan vulkanik berusia jutaan tahun yang kini menjadi lokasi pendakian favorit. Konsep wisata yang diterapkan di sini sangat ketat mengedepankan konservasi
Strategi pengembangan dari desa ini tidak berfokus pada daya tarik wisata konvensional, melainkan menonjolkan suasana pedesaan asli melalui pendekatan berkelanjutan, konservasi lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
Konsep ekowisata di Nglanggeran dirancang untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial secara langsung kepada warga tanpa merusak ekosistem setempat. Objek wisata unggulannya adalah Gunung Api Purba Nglanggeran, didukung oleh daya tarik lain seperti embung, wisata air di kedung, kebun, dan kampung hijau.
Pengelolaan wisata yang diterapkan dalam desa tersebut, seperti usaha homestay, kuliner, dan pengolahan hasil perkebunan seperti cokelat dari kakao, dijalankan secara kolektif melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Struktur ini memastikan partisipasi masyarakat aktif dalam pengambilan keputusan dan memastikan manfaat ekonomi sepenuhnya kembali kepada warga desa.
Untuk pemasaran, pengelola memanfaatkan kanal digital seperti situs web resmi (gunungapipurba.com), dan media sosial untuk mempromosikan destinasi serta produk lokal. Secara sosial budaya, pengembangan Nglanggeran turut melestarikan kearifan lokal, yang menonjolkan nilai-nilai tradisional dan karakter masyarakat pedesaan sebagai bagian otentik dari pengalaman wisatawan.
Upaya yang dilakukan oleh pengelola Nglanggeran tidak hanya menarik kunjungan, tetapi tentang membangun identitas desa yang mampu memajukan ekonomi lokal secara inklusif, menjaga lingkungan, dan memiliki daya saing global.
Mendorong Green Tourism Regional
Keberhasilan Nglanggeran menjadi inspirasi bagi destinasi lain di Yogyakarta dan Indonesia. Modelnya menunjukkan bahwa pariwisata berkelanjutan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga sangat menguntungkan secara sosial dan ekonomi karena memutus rantai pihak ketiga dalam pengelolaan wisata.
Pemerintah Daerah Yogyakarta terus mendukung Nglanggeran sebagai showcase pariwisata hijau Indonesia, sejalan dengan tren global yang kini mencari pengalaman perjalanan yang lebih autentik, bertanggung jawab, dan berdampak positif bagi lingkungan serta masyarakat setempat.
Model pengelolaan melalui BUMDes dan Pokdarwis yang memastikan manfaat ekonomi kembali sepenuhnya kepada masyarakat lokal, menjadi kunci kesuksesan yang patut direplikasi.
Keberhasilan Nglanggeran merupakan sinyal jelas bagi Pemerintah Daerah Yogyakarta dan destinasi lain di Indonesia, bahwa pariwisata hijau bukan sekadar tren, melainkan strategi jangka panjang yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan, dan memperkuat identitas budaya desa.

Maharani Dwi Puspita Sari
Editor
