3 Skema Inisiatif MRT Jakarta Ubah Seragam Bekas Jadi Merchandise
- MRT Jakarta meluncurkan "Menjahit Perjalanan", program daur ulang seragam dan pakaian bekas menjadi produk kreatif. Selain mengurangi emisi karbon hingga 10 ton per tahun, inisiatif ini fokus pada pemberdayaan disabilitas dan inklusi sosial. Masyarakat dapat berpartisipasi melalui dropbox di berbagai stasiun MRT.

Maharani Dwi Puspita Sari
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - PT MRT Jakarta (Perseroda) mendukung program keberlanjutan melalui daur ulang. Program tersebut merupakan inisiatif keberlanjutan melalui daur ulang seragam bekas milik karyawan PT MRT dan masyarakat sekitar. Rangkaian ini dikemas dalam “Menjahit Perjalanan: Merayakan Perjalanan, Menyatukan Kota, dan Menghidupkan Karya” kepada publik.
“Program yang kami luncurkan sebagai salah satu inisiatif PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam merespons isu keberlanjutan baik aspek sosial maupun lingkungan. Bersama Yayasan Teman Hebat Berkarya, kami menghidupkan kembali seragam bekas milik karyawan dan pakaian bekas milik masyarakat menjadi berbagai macam produk seperti tas sepatu, gantungan kunci, card holder, dan pouch,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat dikutip dari siaran pers.
Masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat menyerahkan pakaian bekas melalui dropbox yang tersedia di sejumlah stasiun, antara lain Stasiun Bundaran HI Bank Jakarta, Bendungan Hilir, Blok M BCA, dan Lebak Bulus. Jadi, siapapun berhak untuk mendukung keberlanjutan untuk kehidupan jauh lebih baik dan sehat.
Keberlanjutan ditempatkan sebagai inti strategi perusahaan dalam menjalankan mandatnya. Komitmen tersebut dituangkan ke dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2022–2030 yang mencakup berbagai inisiatif, program, dan agenda keberlanjutan. Pelaksanaan program-program tersebut mengacu pada peta jalan keberlanjutan MRT Jakarta yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Mengenal Program Menjahit Perjalanan dan Skema Keberlanjutan
Program Menjahit Perjalanan dari MRT Jakarta memperkirakan pengurangan emisi karbon lebih dari 10 ton CO2e per tahun. Program ini juga mencegah lebih dari 1.000 potong seragam perusahaan setiap tahunnya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir atau dibakar. Selain dampak lingkungan, program ini turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan warga di sekitar Stasiun Blok A serta melibatkan penyandang disabilitas.
Selain itu, MRT Jakarta juga mengajak masyarakat Jakarta untuk mendukung penerapan prinsip zero waste dan circular fashion berbasis pemanfaatan kembali seragam dan pakaian bekas.
Dalam pelaksanaannya, seragam dan pakaian bekas yang terkumpul akan dipilah dan dikelola melalui tiga skema utama.
Adapun 3 skema utama yang perlu dilakukan adalah:
- Upcycle, yaitu merupakan pengolahan pakaian bekas menjadi produk kreatif oleh komunitas penyandang disabilitas.
- Thrift sale, dengan hasil penjualan yang dialokasikan untuk kegiatan sosial, pendidikan, serta pemberdayaan disabilitas.
- Penyaluran, yakni pendistribusian pakaian dan produk hasil olahan kepada masyarakat dan lembaga yang membutuhkan. Pakaian yang masih layak pakai diubah menjadi produk bernilai guna untuk kebutuhan sehari-hari maupun kerajinan tangan.
Produk hasil daur ulang tersebut selanjutnya akan diluncurkan sebagai merchandise resmi MRT Jakarta dan dipasarkan oleh Yayasan Teman Hebat Berkarya sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi lokal.
Peluncuran program ini juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan pendukung, seperti diskusi bertema inklusi sosial dan pemberdayaan melalui kreativitas, pertunjukan seni dari penyandang disabilitas, lokakarya pembuatan kerajinan tangan, pergelaran busana, serta pameran hasil karya.
Bagi masyarakat atau pengguna MRT, program ini dapat diterapkan sebagai upaya dalam mendukung konsep keberlanjutan yang mampu menciptakan keseimbangan lingkungan melalui pemberdayaan kelompok disabilitas.

Maharani Dwi Puspita Sari
Editor
