Pasar Modal

BEI: 11 Perusahaan Listing Sepanjang Tahun, 23 Lainnya Ada di Pipeline

  •  JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 11 emiten baru telah resmi menjadi perusahaan tercatat selama tahun 2022 dengan nilai pendanaan yang berhasi
Ilustrasi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Ilustrasi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia (Trenasia.com)

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 11 emiten baru telah resmi menjadi perusahaan tercatat selama tahun 2022 dengan nilai pendanaan yang berhasil dihimpun sebesar Rp3,13 triliun.

Pada hari ini, Kamis, 10 Maret 2022, BEI mencatatkan dua emiten baru sekaligus yang menjadi Perusahaan Tercatat ke-10 dan ke-11 pada tahun 2022 yaitu PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).

Dengan tercatatnya dua emiten tersebut maka jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI telah mencapai angka unik yakni 777 Perusahaan Tercatat saham dari total 888 Perusahaan Tercatat (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa pencapaian tersebut tentunya menjadi hal yang menggembirakan bagi BEI di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung.

“Dengan penambahan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, mengindikasikan kepercayaan para pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia senantiasa terjaga dengan baik,” ujarnya kepada awak media, Kamis, 10 Maret 2022.

Pada tahun 2021, sebut Nyoman, BEI juga telah memperoleh pencapaian yang menggembirakan di mana pihaknya menjadi Bursa Efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi selama lima tahun terakhir di antara Bursa ASEAN.

Di samping itu, masih terdapat 23 perusahaan dalam antrean (pipeline) pencatatan saham BEI dengan berbagai klasifikasi. Di antaranya 1 perusahaan aset skala kecil (dibawah Rp50 miliar), 12 perusahaan aset skala menengah (Rp50 miliar - Rp250 miliar), dan 10 perusahaan aset skala besar (di atas Rp250 miliar).

Dari segi sektor, 1 perusahaan dari sektor Basic Materials, 2 dari sektor Industrials, 1 dari sektor Transportation & Logistic, 2 dari sektor Consumer Non-Cyclicals, dan 6 dari sektor Consumer Cyclicals.

Sedangkan, 2 perusahaan dari sektor Technology, 2 dari sektor Healthcare, 3 dari sektor Energy, 3 dari sektor Properties & Real Estate, dan 1 perusahaan lainnya dari sektor Infrastructures.

Selain pencatatan saham, hingga 10 Maret 2022 telah terdapat 22 emisi baru Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang dicatatkan di BEI dan diterbitkan oleh 18 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp23,07 triliun.

“Sedangkan di pipeline juga masih terdapat 11 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan 14 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk,” urai Nyoman.