WIFI Diunggulkan di Lelang 1,4 GHz, Benarkah Bisa Kalahkan TLKM dan DSSA?
- Saham WIFI terus menguat jelang lelang frekuensi 1,4 GHz. Namun, mampukah kuda hitam ini menandingi kekuatan finansial TLKM dan DSSA?

Alvin Bagaskara
Author


Wifi 6 Syistem Huawei/ huawei.com
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID – Hari penentuan bagi masa depan internet Indonesia akhirnya tiba. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) pada hari ini, Senin, 13 Oktober 2025, secara resmi menggelar lelang harga untuk harta karun pita frekuensi 1,4 GHz. Tiga raksasa kini beradu kuat untuk memperebutkan aset super strategis ini.
Ketiga petarung tersebut adalah PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sebagai kuda hitam yang sedang naik daun, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebagai raksasa BUMN petahana, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas Grup Sinar Mas, PT Eka Mas Republik.
Pasar saham bahkan seolah sudah memilih jagoannya, dengan saham WIFI yang terus menguat dalam sebulan terakhir. Lantas, seberapa besar harta karun yang diperebutkan ini dan bagaimana peta kekuatannya? Mari kita bedah tuntas.
1. Harta Karun yang Diperebutkan: Frekuensi 1,4 GHz
Aset yang menjadi rebutan ini adalah spektrum frekuensi di rentang 1427-1518 MHz. Pita frekuensi ini dinilai sangat ideal untuk menggelar layanan broadband wireless access (BWA), yaitu internet berkecepatan tinggi yang bisa menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kabel fiber optik.
Pemerintah membagi aset ini ke dalam tiga wilayah atau region: Region I (Jawa & Indonesia Timur), Region II (Sumatra & Nusra), dan Region III (Kalimantan & Sulawesi). Siapapun yang memenangkan lelang ini akan memiliki senjata baru untuk mendominasi pasar internet di luar kota-kota besar.
2. Kuda Hitam Pilihan Pasar: WIFI
Pasar seolah sudah memilih jagoannya dalam kompetisi ini. Saham WIFI menjadi sorotan utama setelah harganya terus menguat. Hanya dalam sebulan terakhir, saham ini telah naik lebih dari 45%, menunjukkan ekspektasi positif yang sangat tinggi dari para investor.
Pada Jumat, 10 Oktober 2025 lalu saja, saham WIFI melonjak hingga 16,87%. Menurut Equity Analyst Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, WIFI dianggap sebagai kandidat terkuat karena memiliki keunggulan mutlak yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya, TLKM dan DSSA.
Keunggulan tersebut adalah perjanjian eksklusif dengan vendor teknologi papan atas seperti Qualcomm, Huawei, dan Nokia. Ini membuat WIFI menjadi satu-satunya pemain yang siap dengan teknologi Fixed Wireless Access (FWA) 1.4 GHz, sebuah keunggulan strategis yang sangat signifikan.
3. Para Raksasa Petahana: TLKM dan DSSA
Namun, WIFI tidak akan melenggang sendirian. Mereka harus berhadapan dengan dua raksasa dengan modal super tebal. Pertama adalah TLKM, BUMN telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tentu tidak akan tinggal diam melihat potensi pasar baru ini.
Pesaing kedua adalah DSSA, bagian dari imperium bisnis Grup Sinar Mas yang juga memiliki ambisi besar di sektor digital melalui anak usahanya, MyRepublic. Meskipun harga saham TLKM dan DSSA cenderung lebih stabil, kekuatan modal mereka tidak bisa diremehkan dalam sebuah lelang.
4. Biaya Kompetisi yang Tak Murah
Perebutan frekuensi ini dipastikan tidak akan murah. Rumor yang beredar di pasar menyebutkan bahwa nilai spektrum ini bisa mencapai Rp5 miliar per MHz. Dengan lebar pita yang dilelang, total ongkos untuk memenangkan satu regional saja bisa menyentuh angka Rp400 miliar.
Angka fantastis ini menunjukkan betapa strategis dan berharganya frekuensi 1,4 GHz ini. Hanya perusahaan dengan kekuatan finansial yang sangat kokoh yang mampu ikut serta dalam pertarungan mahal ini.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, lelang ini adalah sebuah pertaruhan besar yang akan menentukan nasib ketiga emiten tersebut. Pemenang lelang akan mendapatkan mesin pertumbuhan baru yang sangat signifikan untuk beberapa tahun ke depan, yang berpotensi melambungkan harga sahamnya.
Sebaliknya, pihak yang kalah mungkin harus mencari strategi pertumbuhan lain. Hasil lelang ini diperkirakan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan. Momen pengumuman inilah yang akan menjadi katalis paling krusial dan dinanti-nantikan oleh seluruh pelaku pasar.

Alvin Bagaskara
Editor
