IHSG Melemah Akibat Perang Dagang, Saham CDIA, ANTM, dan SSIA Tetap Menarik
- IHSG dibuka melemah akibat sentimen perang dagang AS–China. Namun IPOT merekomendasikan tiga saham potensial: CDIA, ANTM, dan SSIA.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Awan kelabu kembali menyelimuti pasar saham Indonesia. Setelah berhasil ditutup menguat tipis 0,08% ke level 8.257,86 pada akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin, 13 Oktober 2025, justru dibuka melemah ke level 8.170.
Sentimen negatif dari perang dagang Amerika Serikat dan China yang kembali memanas diprediksi akan menekan pergerakan IHSG dalam sepekan ke depan. Analis bahkan memperingatkan adanya risiko keluarnya dana asing (foreign outflow) dan aksi ambil untung (profit taking).
Namun, di tengah proyeksi yang suram ini, para analis dari Indo Premier Sekuritas (IPOT) justru merilis 'contekan' atau daftar saham pilihan yang dinilai memiliki potensi untuk melawan arus. Mereka menyarankan investor untuk tidak panik, melainkan bersikap defensif dan cerdik dalam mencari peluang.
1. Badai dari Perang Dagang AS-China
Biang kerok utama dari sentimen negatif pekan ini adalah kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh pemerintahan Trump terhadap China. Langkah ini kembali meningkatkan ketegangan perdagangan dan memicu kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Equity Analyst IPOT, Hari Rachmansyah, menilai faktor eksternal ini bisa memicu risiko keluarnya dana asing dari pasar saham domestik. Ia memprediksi IHSG berpotensi terkoreksi dan akan menguji level support di 8.150, dengan resistance terdekat di 8.272.
“Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” ujar Hari dalam risetnya, dikutip pada Senin, 13 Oktober 2025.
2. CDIA, Terus Diserok Asing
Saham pertama yang masuk dalam 'contekan' adalah emiten baru Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). Saham ini direkomendasikan "Buy" dengan target harga Rp2.670.
Alasan utamanya adalah aksi borong dari investor asing yang masih sangat solid. Sepanjang pekan terakhir, CDIA mencatatkan pembelian bersih (net buy) asing hingga Rp536 miliar, menandakan minat beli yang luar biasa kuat.
Selama mampu bertahan di atas level support EMA-5, saham ini dinilai berpotensi melanjutkan tren naiknya. Sentimen positif dari langkah perusahaan yang baru saja memperkuat kendali atas anak usahanya di sektor pelayaran juga menjadi pendorong tambahan.
3. ANTM, Si Anak Emas di Tengah Badai
Pilihan kedua jatuh pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang direkomendasikan "Buy" dengan target harga Rp3.600. Saham ini dinilai sebagai 'anak emas' atau aset safe haven yang paling diuntungkan dari ketidakpastian global saat ini.
Ketegangan perang dagang AS-China secara langsung mendorong kenaikan harga emas. Hal ini tercermin dari aksi beli investor asing di saham ANTM yang mencapai Rp135 miliar dalam sepekan terakhir.
Kondisi ini memberikan peluang bagi ANTM untuk melanjutkan potensi penguatannya. Selama sentimen risk-off di pasar global masih berlanjut, saham-saham berbasis emas seperti ANTM akan terus menjadi primadona.
4. SSIA, Sinyal Pembalikan Arah
Pilihan ketiga adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang direkomendasikan "Buy" dengan target harga Rp2.320. Saham ini dinilai menarik karena mulai menunjukkan sinyal pembalikan arah atau reversal ke tren naik (uptrend).
Sinyal ini didukung oleh meningkatnya minat dari investor besar. Selain itu, ada katalis fundamental jangka panjang yang sangat kuat, yaitu pengembangan proyek kawasan industri Subang Smartpolitan.
Proyek raksasa inilah yang diharapkan akan menarik investasi dari berbagai sektor, termasuk otomotif dan manufaktur. Keberhasilan proyek ini akan menjadi 'mesin uang' baru yang akan mendongkrak kinerja penjualan lahan dan pendapatan perusahaan ke depan.

Alvin Bagaskara
Editor
