Strategi TOBA Energi Kembangkan PLTSa dan Bisnis Hijau Mandiri
- TOBA Energi bertransformasi dari batu bara ke bisnis pengelolaan sampah dan energi terbarukan, membuka peluang baru di sektor hijau berkelanjutan.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) benar-benar menjadi bintang di lantai Bursa Efek Indonesia pada 2025. Harga sahamnya telah melejit 211,58% sejak awal tahun, sebuah reli fantastis yang didorong oleh transformasi radikal perusahaan dari bisnis batu bara ke energi baru terbarukan.
Di tengah momentum positif ini, pasar diramaikan oleh rumor panas mengenai rencana pembentukan joint venture dengan Grup Barito untuk menggarap bisnis pengelolaan sampah. Namun, dalam Public Expose Live 2025, manajemen TOBA secara resmi menepis kabar tersebut, sebuah bantahan yang justru membuka tabir agenda mereka yang lebih besar.
Bantahan ini mengungkapkan bahwa TOBA ternyata sudah memiliki fondasi dan siap untuk 'ngegas' sendiri di sektor pengelolaan sampah. Lantas, seberapa serius TOBA menggarap bisnis 'harta karun' ini? Mari kita bedah tuntas.
1. Bantahan Isu Kongsi dengan Barito
Menjawab rumor yang beredar di pasar mengenai rencana joint venture dengan Grup Barito, Direktur Keuangan TOBA, Juli Oktarina, memberikan pernyataan yang sangat jelas. Dalam Public Expose Live 2025 pada Jumat, 12 September 2025, ia menegaskan bahwa hingga saat ini, perusahaan belum memiliki perjanjian apapun dengan pihak lain.
“Kami belum memiliki agreement apapun dengan Grup Chandra Asri [CDIA]. Jadi sampai dengan saat ini tidak ada keterkaitan ataupun perjanjian apapun," jelas Juli. Meskipun begitu, ia tidak menutup pintu bagi aksi korporasi di masa depan, menegaskan bahwa perusahaan terus mengevaluasi semua peluang pertumbuhan.
2. 'Mesin Uang' yang Sudah Berjalan
Bantahan ini justru membuka tabir agenda yang lebih besar. Ternyata, tanpa perlu berkongsi, lini bisnis pengelolaan sampah TOBA sudah menjadi 'mesin uang' yang signifikan. Pada semester I-2025, unit usaha ini berhasil membukukan pendapatan sebesar US$59,6 juta dengan EBITDA mencapai US$10 juta.
SVP Corporate Strategy & Investor Relations TOBA, Nafi Sentausa, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa sebelum mengakuisisi perusahaan Singapura, TOBA sebenarnya sudah lebih dulu terjun ke bisnis pengelolaan sampah di Indonesia. Saat ini, bisnis tersebut telah mengelola sekitar 10 ribu ton sampah per tahun.
3. Ambisi Besar di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Ketertarikan TOBA tidak hanya berhenti di pengelolaan limbah. Perusahaan secara terbuka menyatakan minatnya untuk masuk ke level selanjutnya, yaitu bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), sebuah sektor yang sejalan dengan agenda pemerintah dan BPI Danantara.
Menurut Nafi Sentausa, minat perseroan terhadap sektor ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2018. “Dan sudah mulai coba push untuk mengembangkan bisnis ini,” kata Nafi saat Public Expose Live 2025, menunjukkan bahwa ini adalah rencana jangka panjang yang sudah matang.
4. Strategi Pendanaan yang Fleksibel
Dengan kebutuhan modal yang besar untuk proyek-proyek PLTSa, muncul rumor bahwa TOBA akan menggelar rights issue. Namun, hal ini juga dibantah. SVP Corporate Finance, Mirza Hippy, menyatakan bahwa saat ini perusahaan belum memiliki rencana ke arah sana dan memiliki banyak opsi pendanaan.
"Baik dari sisi equity fundraising ataupun melalui instrumen debt & capital market dengan terus mengedepankan struktur permodalan yang sehat dan prudent," ujar Mirza, menegaskan kekuatan finansial perusahaan untuk berekspansi tanpa harus segera meminta dana dari pemegang saham.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, serangkaian informasi ini adalah sinyal yang sangat kuat. TOBA tidak hanya sekadar 'tergoda' oleh tren bisnis hijau, tetapi telah secara serius membangun fondasi yang kokoh di sektor pengelolaan sampah, bahkan sudah mencetak pendapatan yang signifikan.
Meskipun isu kongsi dengan Barito dibantah, fokus perusahaan untuk terus berekspansi secara mandiri di lini bisnis lingkungan ini menjadi cerita pertumbuhan (growth story) yang sangat menarik. Investor kini menantikan langkah akuisisi atau pengembangan proyek PLTSa selanjutnya yang akan menjadi katalis baru bagi saham TOBA.

Alvin Bagaskara
Editor
