Sentuhan Midas Hashim: WIFI Menggila, Target Saham Segini di Depan Mata!
- Berkat tangan dingin Hashim Djojohadikusumo, pendapatan Surge (WIFI) meroket 155%. Analis Samuel Sekuritas targetkan harga saham Rp5.200, potensi cuan 50%.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge mencatatkan kinerja gemilang pada kuartal III 2025. Emiten teknologi ini berhasil membukukan lonjakan pendapatan yang fantastis, didorong oleh ekspansi bisnis fixed broadband yang agresif serta dukungan strategis dari pengendali baru.
Kinerja fundamental yang solid mendorong Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga tinggi. Sinyal bullish ini semakin kuat seiring masuknya konglomerat Hashim Djojohadikusumo melalui Arsari Group yang memberikan jaminan fleksibilitas keuangan bagi ekspansi perseroan.
Kombinasi antara pertumbuhan operasional yang pesat dan sentimen positif kepemilikan baru menjadi katalis utama pergerakan harga saham. Berikut adalah 5 fakta kinerja dan prospek emiten WIFI, mulai dari lonjakan pendapatan hingga kronologi lengkap akuisisi oleh keluarga Djojohadikusumo.
1. Lompatan Pendapatan Fantastis
Total pendapatan perseroan pada kuartal III-2025 tercatat menembus Rp501 miliar. Angka ini mencerminkan lonjakan signifikan sebesar 77,9% secara kuartalan dan meroket tajam hingga 155,9% jika dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Secara kumulatif selama sembilan bulan pertama 2025, pendapatan WIFI telah mencapai Rp1,0 triliun. Capaian ini tumbuh 101% secara tahunan, setara dengan 74,4% dari estimasi revisi kinerja tahun buku 2025 dan berhasil melampaui ekspektasi konsensus pasar.
Manajemen memproyeksikan tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut hingga tahun depan. Pendapatan tahun 2026 diperkirakan melonjak lagi sebesar 177,5% menjadi Rp3,8 triliun seiring normalisasi operasional dan efisiensi biaya yang mulai berjalan efektif. Angka ini tumbuh 101% secara tahunan.
2. Agresivitas Ekspansi Pelanggan
Katalis utama pertumbuhan kinerja perseroan adalah penambahan pelanggan baru yang sangat masif. Analis mencatat adanya penambahan sekitar 400 ribu pelanggan baru untuk layanan fixed broadband terjangkau bernama "Starlite" yang menyasar segmen rumah tangga menengah ke bawah.
Hingga September 2025, total basis pelanggan WIFI telah mencapai angka 800 ribu pengguna. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan posisi semester I-2025 yang baru menyentuh 400 ribu pelanggan, dengan total sambungan rumah sebanyak 1,5 juta.
Target ambisius dicanangkan untuk menutup tahun 2025 dengan 1,3 juta pelanggan. Jika tercapai, pendapatan tahunan diproyeksikan mendekati Rp1,4 triliun. Kecepatan akuisisi pelanggan ini jauh di atas rata-rata industri berkat strategi harga kompetitif. "Ditopang penambahan pelanggan baru," sebut analis Samuel Sekuritas, Jason Sebastian dalam risetnya pada Kamis, 18 Desemver 2025.
3. Target Harga Saham Rp5.200
Merespons fundamental yang kokoh, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WIFI. Target harga ditetapkan di level Rp5.200 per lembar, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek jangka panjang emiten infrastruktur digital yang sedang naik daun ini.
Jika mengacu pada harga penutupan pasar kemarin di level Rp3.470 per saham, terdapat ruang pertumbuhan yang sangat lebar. Investor berpeluang mendapatkan keuntungan modal atau capital gain signifikan dari saham yang valuasinya dinilai masih cukup murah dibandingkan potensi pertumbuhannya.
Potensi kenaikan harga didukung oleh rencana ekspansi besar yang menjanjikan arus kas stabil di masa depan. Analis menilai harga saat ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai tambah dari proyek-proyek strategis yang sedang digarap perseroan. "Potensi kenaikan harga saham WIFI mencapai 50%," sebut riset tersebut.
4. Proyek 5G dan Internet Rakyat
Asal tahu saja, WIFI menargetkan peluncuran layanan 5G Fixed Wireless Access (FWA) bertajuk "Internet Rakyat" pada Januari 2026. Produk ini menawarkan tarif sangat murah, yakni Rp100 ribu per bulan, menyasar masyarakat yang belum terjangkau jaringan serat optik.
Layanan ini menargetkan 5 juta pelanggan pada tahun 2026 dengan estimasi kontribusi EBITDA sebesar Rp 904 miliar. Selain itu, pembangunan 2.000 km jaringan tulang punggung di Sumatra juga akan dimulai awal tahun depan untuk memperluas jangkauan.
Program ini sejalan dengan agenda digitalisasi nasional yang didukung penuh oleh pemerintah. Fleksibilitas keuangan yang membaik pasca-masuknya investasi strategis menjamin kelancaran belanja modal untuk proyek-proyek raksasa yang menyasar segmen akar rumput tersebut. "Didukung oleh ekspansi bisnis FWA," tambah Jason.
5. Kronologi Akuisisi Hashim (Arsari Group)
Jejak langkah Arsari Group masuk ke WIFI dimulai sejak penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Agustus 2024. Kerja sama awal ini menargetkan pengembangan infrastruktur konektivitas digital yang ambisius untuk menjangkau 25 juta rumah tangga di seluruh Pulau Jawa.
Manuver berlanjut pada Januari 2025 saat PT Arsari Sentra Data mengambil alih PT Investasi Sukses Bersama (ISB). Aksi korporasi strategis ini secara otomatis menempatkan Hashim Djojohadikusumo sebagai pengendali tidak langsung atas emiten berkode saham WIFI tersebut.
Posisi kendali semakin mutlak pada Februari 2025. ISB terus memborong saham di pasar hingga kepemilikan gabungan menembus angka lebih dari 50%, mengukuhkan status Arsari Group sebagai pemegang saham pengendali utama yang menyokong pertumbuhan perseroan. "Mengukuhkan status sebagai pemegang saham pengendali," bunyi keterbukaan informasi pada waktu itu.

Alvin Bagaskara
Editor