Saham BBTN Dapat Vitamin dan Amunisi Baru, Waktunya Serok?
- Setelah sempat direkomendasikan jual, saham BBTN kini direvisi jadi Beli dengan target harga Rp1.600. Apa yang membuat analis berubah pikiran?

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Sinyal comeback yang sangat kuat datang untuk saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Setelah sebelumnya sempat direkomendasikan "Jual", kini para analis ramai-ramai 'balik arah' dan menaikkan peringkatnya menjadi "Beli", didorong oleh serangkaian katalis positif yang sangat kuat.
Samuel Sekuritas, misalnya, secara dramatis merevisi rekomendasinya dari sell menjadi buy dengan target harga baru di Rp1.600. Target ini menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside hingga 25% dari harga penutupan kemarin di Rp1.280.
Pembalikan arah pandangan analis yang 180 derajat ini tentu bukan tanpa alasan. Ternyata, ada kombinasi 'vitamin' dari Bank Indonesia dan 'amunisi' baru dari pemerintah yang siap mendorong kinerja BBTN. Lantas, ada apa sebenarnya? Mari kita bedah tuntas.
1. Fondasi Kuat: Kinerja Semester I yang Solid
Sebelum melihat ke depan, penting untuk melihat fondasi BBTN saat ini. Kinerja keuangan perusahaan pada semester I-2025 tercatat sangat solid, dengan laba bersih berhasil tumbuh 13,6% secara tahunan menjadi Rp1,7 triliun.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh lonjakan Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang meroket 55,1%. Analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman dan Prasetya Gunadi, menyoroti bahwa kenaikan ini berhasil mendorong Margin Bunga Bersih (NIM) naik ke level 4,4%.
Kinerja yang solid ini telah mencapai lebih dari 52% dari target konsensus analis setahun penuh. Ini menunjukkan bahwa mesin bisnis BBTN berada di jalur yang tepat dan menjadi fondasi yang sangat kuat untuk pertumbuhan di masa depan.
2. Vitamin dari Bank Indonesia: Berkah Suku Bunga Turun
Katalis utama yang mengubah pandangan analis adalah langkah Bank Indonesia yang telah memangkas suku bunga acuan sebesar 100 bps sepanjang tahun ini. Kebijakan moneter yang longgar ini adalah 'vitamin' dosis tinggi bagi bank seperti BBTN.
Suku bunga yang lebih rendah akan secara langsung menurunkan biaya dana (cost of fund) yang harus ditanggung oleh bank. Hal ini akan memberikan ruang yang sangat besar bagi Margin Bunga Bersih (NIM) untuk terus meningkat hingga akhir tahun.
3. Amunisi Baru dari Pemerintah: Program KUR Perumahan dan FLPP
Selain 'vitamin' dari BI, BBTN juga mendapatkan 'amunisi' baru dari pemerintah. Manajemen BBTN secara resmi menaikkan target pertumbuhan kreditnya tahun ini menjadi 7-9%, didukung oleh dua program perumahan andalan pemerintah.
Program pertama adalah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang kuotanya ditingkatkan menjadi 350 ribu unit. Program kedua yang menjadi game changer adalah KUR Perumahan, skema baru yang akan melengkapi FLPP dan menyasar pengembang serta pembeli.
Dengan program KUR Perumahan ini, BBTN diproyeksikan bisa membiayai 50 ribu hingga 100 ribu unit rumah barupada tahun 2026. Kombinasi dua program inilah yang akan menjadi mesin utama pendorong pertumbuhan kredit BBTN ke depan.
4. Proyeksi Kinerja Direvisi Naik
Dengan serangkaian katalis positif ini, para analis pun merevisi naik proyeksi kinerja keuangan BBTN. Samuel Sekuritas kini memperkirakan pendapatan operasional tahun ini bisa mencapai Rp21,07 triliun, dengan laba bersih Rp3,45 triliun.
Proyeksi positif ini berlanjut hingga tahun 2026, di mana pendapatan ditargetkan mencapai Rp22,86 triliun dengan laba bersih Rp3,68 triliun. Pertumbuhan yang berkelanjutan inilah yang menjadi dasar bagi kenaikan target harga saham.
5. Pandangan Analis Lain: Mandiri Sekuritas Juga Buy
Pandangan optimistis ini tidak hanya datang dari satu sekuritas. Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra, juga ikut mempertahankan rekomendasi "Beli" dengan target harga Rp1.380.
Mereka meyakini bahwa dukungan penuh dari pemerintah melalui program subsidi perumahan akan terus mendorong kinerja BBTN. “Subsidi perumahan pemerintah diyakini akan mendorong peningkatan NIM BTN dan memperkuat posisi sebagai bank utama di pembiayaan perumahan,” tulis riset Mandiri Sekuritas.

Alvin Bagaskara
Editor
