Tren Pasar

Di Balik Ledakan Laba Antam (ANTM), Emas Jadi Mesin Uang Utamanya

  • Laba Antam (ANTM) meledak 202% jadi Rp4,7 triliun di semester I-2025. Mesin uang di balik kinerja fantastisnya, dari penjualan emas hingga arus kas.
<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>

Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Raksasa pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, merilis rapor kinerja semester I-2025 yang hasilnya sangat gemilang. Perusahaan sukses mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,70 triliun, sebuah lonjakan fantastis 202,89% dari periode yang sama tahun lalu.

Kinerja yang luar biasa ini menunjukkan bahwa 'mesin uang' Antam sedang berputar sangat kencang, didorong oleh kombinasi antara efisiensi operasional dan harga komoditas yang menguntungkan. Pertumbuhan ini tercermin di semua lini, mulai dari laba, aset, hingga arus kas.

Lantas, dari mana sebenarnya sumber 'cuan' jumbo Antam ini, dan seberapa sehat kondisi keuangannya saat ini? Mari kita bedah tuntas lima poin penting dari laporan keuangan emiten tambang metal ini.

1. Mesin Uang Utama: Berkah dari Penjualan Emas

Pilar utama yang menjadi tulang punggung kinerja Antam adalah laba kotor dari penjualan produk tambangnya, yang berhasil mencapai Rp8,24 triliun. Angka ini didapat dari total penjualan Rp59,02 triliun dikurangi beban pokok penjualan.

Jika dibedah lebih dalam, 'berkah' utama datang dari penjualan emas yang menjadi kontributor pendapatan terbesar dengan nilai fantastis mencapai Rp49,54 triliun. Di belakangnya, ada penjualan bijih nikel yang juga solid di angka Rp6,71 triliun.

Kontribusi minor lainnya datang dari feronikel (Rp1,16 triliun), alumina (Rp920 miliar), bijih bauksit (Rp542 miliar), serta perak dan jasa lainnya. Diversifikasi produk ini menjadi bantalan yang kuat bagi stabilitas pendapatan perusahaan.

2. Profitabilitas yang Terjaga

Setelah dikurangi beban usaha sebesar Rp2,10 triliun, Antam berhasil mencatatkan laba usaha yang sangat sehat di level Rp6,14 triliun. Kinerja ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjaga efisiensi di tengah operasional yang kompleks.

Selain itu, laba perusahaan juga ikut ditopang oleh penghasilan lain-lain yang secara total berkontribusi bersih sebesar Rp395,42 miliar. Pos ini antara lain berasal dari penghasilan keuangan dan bagian keuntungan dari entitas asosiasi.

Setelah dipotong beban pajak penghasilan sebesar Rp1,39 triliun, Antam pada akhirnya berhasil membukukan laba periode berjalan yang sangat kuat, yaitu sebesar Rp5,14 triliun, sebuah lonjakan 239,97% dari periode yang sama tahun lalu.

3. Fondasi Keuangan Semakin Kokoh

Kinerja laba yang kuat ini secara langsung membuat fondasi keuangan Antam semakin kokoh. Total aset perusahaan tercatat tumbuh 8,66% dari akhir tahun lalu menjadi Rp48,38 triliun, menunjukkan skala bisnis yang terus membesar.

Di saat yang sama, total ekuitas atau modal perusahaan juga ikut menebal, naik 13,52% secara tahunan menjadi Rp33,71 triliun. Peningkatan ini menunjukkan bahwa nilai riil perusahaan bagi para pemegang sahamnya terus bertumbuh secara signifikan.

Meskipun total liabilitas atau utang ikut meningkat 19,06% menjadi Rp14,67 triliun untuk mendanai ekspansi, rasio utang terhadap modal perusahaan masih berada di level yang sangat sehat dan terkendali dengan baik.

4. Arus Kas Sehat, Duit Nganggur Melimpah

Salah satu sinyal kesehatan finansial terbaik adalah arus kas yang positif, dan Antam berhasil menunjukkan hal ini. Arus kas bersih dari aktivitas operasi tercatat surplus Rp2,28 triliun, sebuah pembalikan arah dramatis dari periode yang sama tahun lalu yang justru minus Rp1,30 triliun.

Perbaikan arus kas ini membuat 'pundi-pundi' atau tumpukan uang tunai perusahaan menjadi sangat tebal. Posisi kas dan setara kas pada akhir Juni 2025 meroket 121,27% dari akhir tahun lalu, kini mencapai Rp10,51 triliun.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, laporan keuangan ini adalah sebuah sinyal yang sangat positif. Pertumbuhan laba yang eksplosif, didukung oleh neraca keuangan yang sehat dan arus kas yang kuat, menunjukkan bahwa Antam berada dalam kondisi fundamental yang sangat prima.

Kondisi fundamental yang solid ini juga direspons positif oleh pasar. Di tengah pelemahan IHSG, saham ANTM pada perdagangan hari ini justru melesat 6,25% ke level Rp3.240 per saham, menunjukkan kekuatan dan kepercayaan investor terhadap emiten ini.

Komitmen perusahaan terhadap pemegang saham juga terbukti. Baru-baru ini, Antam telah membagikan dividen jumbo sebesar Rp3,65 triliun untuk tahun buku 2024. Ini menunjukkan bahwa keuntungan besar yang diraih perusahaan juga ikut dinikmati oleh para investornya.