Anomali Rupiah, Jadi Juara Asia di Tengah Kepungan Demo
- Rupiah ngegas jadi juara Asia di tengah kepungan' demo. Kok bisa? Pahami jurus intervensi Bank Indonesia yang jadi benteng pertahanan.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Nilai tukar Rupiah menunjukkan kekuatan yang luar biasa pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Senin, 1 September 2025. Di tengah kepungan aksi demonstrasi dan memanasnya tensi politik, Rupiah justru berhasil dibuka menguat 0,14% ke level Rp16.476 per dolar AS.
Kinerja yang perkasa ini sontak menjadikannya mata uang dengan penguatan terbesar di Asia, sebuah anomali di tengah situasi domestik yang sedang bergejolak. Penguatan ini sangat kontras dengan pergerakannya di pasar offshore (NDF) yang justru sempat melemah.
Fenomena ini tentu memicu pertanyaan besar: kenapa Rupiah bisa begitu kuat di saat kondisi sedang tidak menentu? Jawabannya terletak pada jurus sakti yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia (BI). Mari kita bedah tuntas.
1. Dua Wajah Rupiah: Perkasa di Dalam, Tertekan di Luar
Pagi ini kita melihat dua wajah Rupiah yang sangat berbeda. Di pasar spot domestik, Rupiah tampil perkasa dan menjadi juara di Asia, mengungguli Baht Thailand, Yuan China, dan Dolar Singapura. Penguatan ini menjadi sinyal positif yang menunjukkan masih kuatnya fundamental dan pasokan dolar.
Namun, di pasar NDF offshore (luar negeri), Rupiah justru dibuka melemah. Pergerakan ini lebih mencerminkan sentimen dan kekhawatiran investor global terhadap risiko-risiko yang ada, terutama setelah eskalasi demonstrasi dalam beberapa hari terakhir yang memanas.
Perbedaan antara pasar spot dan NDF ini menunjukkan bahwa intervensi dan kehadiran Bank Indonesia di pasar domestik sangat efektif dalam meredam tekanan yang datang dari luar. Ini adalah bukti nyata dari komitmen bank sentral menjaga stabilitas.
2. Jurus Stabilisasi Triple Intervention dari BI
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Erwin Gunawan Hutapea, membeberkan jurus stabilisasi yang akan terus dilakukan. BI akan melakukan triple intervention atau intervensi di tiga lapis pasar untuk menjaga pergerakan Rupiah agar sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Langkah pertama adalah intervensi di pasar valuta asing, baik melalui transaksi spot maupun DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward). Langkah kedua adalah dengan intervensi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) untuk menjaga stabilitas imbal hasil obligasi.
Selain itu, BI juga terus melakukan intervensi di pasar NDF offshore. "Dalam kaitan ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya. Ini adalah komitmen penuh untuk menjaga stabilitas mata uang.
3. Konteks Gejolak: Dari Tragedi Hingga Respons Istana
Penguatan Rupiah ini terjadi di tengah latar belakang yang sangat menantang. Sejak Rabu, 27 Agustus 2025, gelombang aksi demonstrasi terus memanas, dipicu oleh insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis Brimob.
Eskalasi berlanjut hingga akhir pekan, di mana kerusuhan meluas hingga menyebabkan gedung DPRD di beberapa daerah dibakar dan rumah dinas menteri dijarah. Kondisi inilah yang seharusnya memberikan tekanan jual yang sangat masif terhadap Rupiah.
Meskipun Presiden Prabowo telah merespons dengan mencabut tunjangan DPR pada Minggu, 31 Agustus 2025, seruan aksi demo susulan pada hari ini tetap membuat pasar waspada. Kehadiran BI di pasar menjadi sangat krusial untuk meredam dampak dari ketidakpastian ini.
4. Prospek Teknikal: Pertarungan di Level Kunci
Dari sisi teknikal, pertarungan Rupiah kini berada di level-level kunci. Jika penguatan hari ini berlanjut, benteng pertahanan atau resistance terdekat berada di level Rp16.450. Jika level ini berhasil ditembus, ada peluang bagi Rupiah untuk melanjutkan penguatan.
Target penguatan selanjutnya, jika berhasil menembus resistance pertama, berada di level Rp16.400 per dolar AS. Level ini akan menjadi konfirmasi bahwa sentimen positif di pasar domestik mampu mengalahkan tekanan dari pasar global.
Sebaliknya, jika tekanan kembali datang, level psikologis Rp16.500 akan menjadi area support pertama yang diuji. Jika level ini jebol, support potensial berikutnya berada di Rp16.550 dan Rp16.580 per dolar AS.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, fenomena ini adalah pelajaran penting. Di satu sisi, ada risiko politik yang nyata dan tidak bisa diabaikan. Namun di sisi lain, ada komitmen kuat dari Bank Indonesia yang bertindak sebagai benteng pertahanan yang sangat kokoh.
Pernyataan tegas dari BI bahwa mereka akan selalu berada di pasar adalah sebuah jaminan yang sangat penting. Ini menunjukkan bahwa bank sentral tidak akan membiarkan Rupiah melemah terlalu dalam dan akan selalu hadir untuk menjaga stabilitas.
Meskipun secara teknikal masih ada risiko pelemahan, jurus-jurus intervensi yang disiapkan BI menjadi bantalan yang kuat. Investor kini akan mencermati seberapa efektif langkah-langkah BI dalam meredam gejolak di tengah sentimen pasar global.

Alvin Bagaskara
Editor
