Tren Pasar

Saham AS Terkoreksi Usai Kebijakan Trump, Emas dan ORI028 Jadi Pilihan Aman

  • Indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak melemah setelah Trump menaikkan tarif impor China hingga 100%. Emas dan ORI028 disebut menjadi aset pelindung di tengah gejolak pasar.
Ilustasi Perang dagang AS-CHINA.jpg
Ilustasi Perang dagang AS-CHINA.jpg (TrenAsia)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar saham Amerika Serikat kembali bergejolak setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan dagang baru yang mengejutkan. Mulai 1 November 2025, pemerintah AS akan memberlakukan tarif tambahan hingga 100% untuk seluruh impor dari China serta memperketat ekspor software strategis.

Langkah tersebut disebut sebagai respons atas keputusan China yang lebih dulu membatasi ekspor rare earths dan mineral penting, komponen utama dalam industri teknologi tinggi. Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini memicu kekhawatiran resesi global dan mendorong arus modal berpindah ke aset yang lebih aman.

Indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq kompak terkoreksi tajam, diikuti pelemahan di bursa global termasuk kawasan Asia. Kini, perhatian investor tertuju pada arah kebijakan moneter lanjutan dari The Federal Reserve (The Fed) di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

Strategi Investasi: Waktu yang Tepat untuk Rebalancing Portofolio

Menurut Tim Analis Bareksa, dikutip Selasa 14 Oktober 2025, kondisi pasar saat ini merupakan momentum ideal bagi investor untuk meninjau ulang strategi investasi dan melakukan diversifikasi agar risiko portofolio tetap terkendali. Berikut beberapa rekomendasi strategi yang bisa dipertimbangkan:

1. Diversifikasi ke ORI028 yang Aman dan Dijamin Pemerintah

Dalam situasi global yang tidak menentu, instrumen berisiko rendah seperti Obligasi Negara Ritel (ORI028) menjadi pilihan menarik. ORI028 menawarkan kupon tetap dan dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, cocok bagi investor yang mengutamakan kestabilan imbal hasil.

Selain memberikan pendapatan rutin, investor juga berpeluang memperoleh capital gain bila menjualnya di pasar sekunder saat harga naik.
Detail tenor dan kupon:

ORI028T3 (tenor 3 tahun): kupon 5,35% p.a.

ORI028T6 (tenor 6 tahun): kupon 5,65% p.a.

2. Pertahankan Emas Sebagai Aset Lindung Nilai

Harga emas global sempat menembus rekor tertinggi di level US$4.050,24 per ons pada pekan lalu. Goldman Sachs bahkan menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 menjadi US$4.900 per ons dari sebelumnya US$4.300.

Emas terbukti menjadi safe haven saat pasar bergejolak. Nilainya cenderung menguat ketika ketegangan geopolitik meningkat atau dolar AS melemah. Karena itu, menyisihkan sebagian portofolio pada emas fisik digital seperti yang tersedia di Bareksa Emas dapat membantu menjaga nilai kekayaan dari risiko inflasi dan fluktuasi pasar saham.

3. Saham: Bersikap Wait & See, Namun Tetap Ada Peluang Spec Buy

Tim analis Bareksa menilai, volatilitas tinggi membuat investor sebaiknya berhati-hati terhadap saham. Namun, bagi mereka yang berprofil risiko agresif, saham konglomerasi besar masih dapat dimanfaatkan untuk speculative buy atau swing trade, mengingat daya tahan bisnisnya yang kuat terhadap tekanan eksternal.

4. Parkir Dana di Reksa Dana Pasar Uang dan Obligasi Korporasi

Bagi investor yang masih menunggu waktu masuk ke pasar saham, reksa dana pasar uang atau reksa dana obligasi korporasi berisiko rendah bisa menjadi tempat parkir sementara. Kedua instrumen ini menawarkan likuiditas tinggi dengan fluktuasi harga yang relatif kecil, sambil menunggu peluang investasi yang lebih baik.

Tabel Reksa Dana Pasar Uang dan Obligasi Korporasi

Reksa DanaJenisReturn 1 Tahun
Trimegah Dana Obligasi NusantaraPendapatan Tetap9,34%
KISI Fixed Income Fund PlusPendapatan Tetap10,40%
Avrist Emerald StablePendapatan Tetap9,85%
Sucorinvest Money Market FundPasar Uang5,93%
Syailendra Sharia Money Market FundPasar Uang5,46%
Setiabudi Dana Pasar UangPasar Uang5,59%

Sumber: Bareksa, data per 10 Oktober 2025

Dalam situasi pasar yang sarat ketidakpastian seperti saat ini, diversifikasi dan manajemen risiko menjadi kunci utama. Investor disarankan untuk selalu menyesuaikan strategi dengan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi, agar tetap nyaman berinvestasi sekaligus siap menghadapi dinamika ekonomi global.