Rekor IHSG Sirna dalam Sehari: Bagaimana Investor Harus Bersikap?
- Rekor IHSG mencatatkan all time high hanya bertahan sehari. Eskalasi aksi demonstrasi memicu kepanikan pasar, pemerintah pun menenangkan investor dengan menegaskan komitmen stimulus demi menjaga pertumbuhan ekonomi.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah kompak anjlok pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025. Tekanan jual masif yang terjadi secara serempak ini secara drastis menghentikan tren positif yang selama ini menopang optimisme pelaku pasar.
Pelemahan pasar kali ini dipicu oleh faktor non-ekonomi, yakni eskalasi aksi demonstrasi di sejumlah titik Ibu Kota. Situasi yang memanas hingga dilaporkan menelan korban jiwa telah meningkatkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas keamanan dan politik nasional, memicu aksi lepas aset berisiko.
Kondisi ini sangat kontras dengan pencapaian pasar sehari sebelumnya, di mana IHSG baru saja mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Kejatuhan tajam ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai arah pasar ke depan dan dampaknya bagi para investor di tengah ketidakpastian saat ini.
Tanggapan Pemerintah
Menyikapi kondisi ini, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, pemerintah memandang bahwa reaksi investor yang cenderung melakukan aksi jual adalah sebuah hal yang dapat dimengerti, mengingat situasi yang sedang berkembang di beberapa daerah.
Menurutnya, para pelaku usaha dan pemodal selalu menempatkan faktor keamanan sebagai prioritas utama dalam mengambil keputusan investasi. Ia menilai reaksi pasar ini dapat dipahami karena stabilitas adalah segalanya, "Saya kira ini respons yang wajar, karena faktor stabilitas menjadi penting untuk para investor,” katanya pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Menyambung hal itu, Presiden Prabowo Subianto juga telah menyerukan agar masyarakat tetap tenang. Pemerintah berharap kondisi dapat segera terkendali sehingga tidak memberikan dampak lanjutan terhadap perekonomian nasional yang fundamentalnya masih terjaga dengan baik hingga saat ini.
Optimisme dan Rencana Stimulus
Di tengah tekanan jangka pendek, pemerintah menyatakan tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini. Keyakinan ini didasarkan pada fondasi ekonomi domestik yang dinilai masih cukup solid untuk menahan gejolak sesaat yang terjadi.
Susi bilang untuk menjaga momentum pertumbuhan, berbagai program stimulus ekonomi yang telah disiapkan akan terus dijalankan dan dipercepat. Langkah ini diambil untuk memastikan daya beli masyarakat dan aktivitas dunia usaha tetap bergerak, menjadi penopang utama di tengah ketidakpastian sentimen pasar.
Pemerintah berkomitmen memastikan seluruh program stimulus berjalan efektif untuk menjaga momentum positif perekonomian nasional, "Kita akan memastikan berbagai program stimulus ekonomi berjalan dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III," tukas Susi.
Kontras Tajam di Lantai Bursa
Kondisi pasar hari ini berbanding terbalik 180 derajat dengan euforia perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025. Hari itu, IHSG berhasil mencatatkan reli fenomenal dan menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.022, sebuah pencapaian yang disambut gembira oleh para investor.
Namun, pesta pora di kalangan investor pasar saham sirna dalam semalam dan berganti menjadi kepanikan. Pada penutupan sesi pertama hari ini, IHSG tercatat merosot tajam -2,27% ke posisi 7.771. Papan perdagangan pun didominasi warna merah pekat seiring aksi jual investor.
Sementara itu, pasar valuta asing, Rupiah juga tidak berdaya dan ikut anjlok signifikan sebesar 0,76% hingga menyentuh level Rp16.477 per dolar AS. Pelemahan serempak ini menunjukkan adanya sentimen risk-off yang kuat, di mana investor memilih keluar dari aset berisiko.
Pandangan Analis Sebelum Gejolak
Sebelumnya, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas aparkan bahwa salah satu pilar utama reli adalah pulihnya kepercayaan investor global, yang ditandai dengan "arus masuk dana asing (inflow) sekitar Rp8 triliun," katanya dalam analyst meetings pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Selain itu, penguatan pasar juga didorong oleh faktor internal yang solid dari korporasi di dalam negeri. Hal ini tecermin dari banyaknya perusahaan yang optimistis terhadap valuasinya, terbukti dari adanya "aksi buyback masif oleh sekitar 50 emiten," tambahnya.
Berkat fundamental yang kuat tersebut, optimisme di kalangan analis sangat tinggi. Bahkan, Adrian menyatakan bahwa Mandiri Sekuritas berencana merevisi target IHSG ke atas dari level 7.650 untuk tahun 2025, sebelum sentimen negatif hari ini muncul dan mengubah peta permainan.
Implikasi Bagi Investor
Bagi para investor, gejolak hari ini adalah pengingat yang sangat jelas. Reli pasar saham yang spektakuler seringkali bisa menjadi sangat rapuh jika tidak ditopang oleh stabilitas sosial dan politik yang kondusif, yang menjadi landasan utama kepercayaan investor.
Ketidakpastian mengenai jaminan keamanan membuat investor, terutama pemodal asing, cenderung berpikir ulang dan menarik dananya untuk sementara waktu. Fenomena capital outflow atau arus modal keluar inilah yang menekan IHSG dan Rupiah secara bersamaan dalam waktu yang sangat singkat.
Untuk saat ini, pernyataan pemerintah yang berupaya menenangkan pasar adalah sebuah langkah positif. Namun, mayoritas pelaku pasar kini berada dalam mode wait and see, menanti bukti konkret dari upaya pemerintah untuk mengendalikan situasi sepenuhnya di lapangan.

Alvin Bagaskara
Editor
