Pasar Wait and See, Analis Justru Agresif Pasang Target GOTO
- Saham GOTO stagnan di Rp65 meski ada pergantian CEO. Namun, Maybank Investment menetapkan target harga optimistis Rp120, sementara JP Morgan menargetkan Rp95 per saham.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pergerakan harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) cenderung stagnan di tengah kabar besar transisi kepemimpinan perusahaan. Saham GOTO bergerak mendatar di kisaran Rp64–Rp65 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 26 November 2025, meski telah diumumkan nominasi CEO baru.
Sementara pasar belum menunjukkan reaksi harga yang signifikan, konsensus analis justru bergerak semakin optimistis. Mayoritas analis mempertahankan rekomendasi beli dengan rentang target harga yang melebar. Salah satu sekuritas bahkan mematok target harga tertinggi hingga Rp120 per saham.
Kondisi ini menunjukkan adanya divergensi antara sentimen pasar jangka pendek yang berhati-hati dengan pandangan fundamental analis jangka panjang. Berikut adalah bedah tuntas posisi pasar dan rekomendasi analis pasca-pengumuman Hans Patuwo sebagai calon nakhoda baru GOTO.
1. Stagnasi Harga di Tengah Optimisme Analis
Saham GOTO ditutup stagnan di level Rp65 pada Rabu. Sepanjang sesi, pergerakannya terbatas di rentang sempit. Meskipun dalam sebulan terakhir saham ini mencatat kenaikan 18,18%, namun secara year-to-date (YTD) GOTO masih tercatat melemah 8,45% di sepanjang tahun 2025.
Data Bloomberg menunjukkan sentimen analis yang kontras dengan harga pasar. Sebanyak 24 dari 32 analis memberikan rekomendasi beli (buy). Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas institusi keuangan masih melihat potensi kenaikan fundamental yang belum tercermin sepenuhnya dalam harga saham saat ini.
2. Ragam Target Harga: Maybank Paling Bullish
Maybank Investment menjadi sekuritas yang paling bullish dengan menetapkan target harga Rp120 per saham. Target ini merupakan yang tertinggi dalam konsensus saat ini. Optimisme juga datang dari JP Morgan yang memberikan rating overweight dengan target harga Rp95 per saham.
- Baca Juga: Fundamental Juara dan Dividen Jumbo, Sinyal BBCA Menuju Rekor Baru?
Rekomendasi beli terbaru juga datang dari Macquarie dengan rating outperform dan target harga Rp85. Sementara itu, UOB Kay Hian memberikan target harga beli terendah di angka Rp78 per saham. Rentang target yang lebar ini mencerminkan variasi ekspektasi terhadap kecepatan pemulihan kinerja GOTO.
3. Pandangan Konservatif: Morgan Stanley dan Goldman
Di sisi lain, sebanyak delapan analis memilih sikap konservatif dengan rekomendasi hold. Morgan Stanley menjadi sekuritas terbaru yang memberikan rating tersebut dengan target harga Rp78. Sikap ini mencerminkan kehati-hatian menanti bukti eksekusi strategi dari manajemen baru.
Goldman Sachs juga mengambil posisi netral dengan target harga Rp62 per saham. Target ini berada sedikit di bawah harga pasar saat ini, menunjukkan adanya pandangan bahwa valuasi GOTO saat ini sudah mencerminkan fundamentalnya (fairly valued) di tengah tantangan kompetisi.
4. Transisi Kepemimpinan ke Hans Patuwo
Pergerakan target harga ini merespons rencana perubahan kepemimpinan GOTO. Hans Patuwo dinominasikan menjadi CEO menggantikan Patrick Walujo. Patrick, yang menjabat sejak Juni 2023, menilai Hans memiliki pemahaman komprehensif mengenai operasional GOTO, mulai dari lapangan hingga keputusan strategi korporasi.
"Kapabilitas kepemimpinan yang telah teruji serta integritas yang dimilikinya menjadikan Hans sosok yang tepat untuk memimpin GOTO memasuki babak baru perjalanannya," ujar Patrick. Transisi ini diharapkan menjamin kesinambungan strategi efisiensi dan profitabilitas yang telah dibangun manajemen sebelumnya.
5. Profil Eksekutif Berpengalaman Global
Hans Patuwo saat ini menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Presiden On-Demand Services (ODS) GOTO. Latar belakangnya dinilai kuat untuk memimpin fase pertumbuhan selanjutnya, dengan pengalaman mendalam dalam mengelola efisiensi operasional di segmen bisnis inti perusahaan.
Sebelum bergabung dengan ekosistem Gojek, Hans memiliki rekam jejak global. Ia berpengalaman bekerja di Amerika Serikat, China, dan Singapura pada berbagai perusahaan multinasional. Ia juga pernah menjabat sebagai Partner di firma konsultan manajemen terkemuka dunia, McKinsey.

Alvin Bagaskara
Editor