Tren Pasar

GOTO Sambut Baik Upaya Pemerintah Perkuat Ekosistem Digital di Tengah Isu Merger

  • Manajemen GOTO klarifikasi isu merger dengan Grab. Belum ada keputusan, tapi perusahaan tetap dukung kebijakan pemerintah.
Mitra Juara Gojek - Panji 4.jpg
GoTo Group memberikan penghargaan kepada lebih dari 40.000 mitra Gojek dan GoPay di Indonesia Arena,Jakarta. Memasuki tahun keenam, acara Mitra Juara Gojek & GoPay hadir untuk memberikan penghargaan kepada mitra pengemudi dan mitra usaha termasuk UMKM yang produktif dan berkinerja terbaik. Predikat Mitra Juara Gojek & GoPay ini diharapkan akan menjadi motivasi bagi mitra untuk selalu memberikan yang terbaik dan memberi contoh bagi jutaan mitra lainnya di seluruh Indonesia. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menegaskan komitmennya untuk mengikuti kebijakan pemerintah. Langkah ini bertujuan memperkuat ekosistem digital nasional, di tengah mencuatnya isu rencana merger antara GOTO dan Grab.

Sentimen merger ini sempat mendorong harga saham GOTO melonjak 9% ke level Rp67 pada perdagangan Senin pagi, 10 November 2025. Namun, manajemen GOTO menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan apa pun terkait spekulasi tersebut.

Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo, R.A. Koesoemohadiani, menyatakan GOTO menyambut baik upaya pemerintah memperkuat ekosistem digital. Perusahaan berkomitmen mendukung kebijakan demi industri yang efisien, adil, dan berkelanjutan.

1. Komitmen Dukung Pemerintah

Manajemen GOTO menegaskan posisinya sebagai perusahaan teknologi yang didirikan dan tumbuh di Indonesia. GOTO menyambut baik upaya berkelanjutan Pemerintah Indonesia dalam memperkuat ekosistem digital nasional yang sedang dirancang.

Perusahaan juga berkomitmen untuk mendukung dan mematuhi kebijakan serta regulasi Pemerintah. Tujuannya demi membangun industri yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra pengemudi, UMKM, dan konsumen di Indonesia.

“GoTo berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan Pemerintah,” kata Koesoemohadiani, dalam keterangan resmi, Senin sore, 10 November 2025.

2. Klarifikasi Soal Rumor Merger

Manajemen GOTO secara spesifik merespons spekulasi media terkait potensi transaksi dengan Grab. Perusahaan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan apa pun yang telah diambil terkait kemungkinan transaksi strategis tersebut.

“Menanggapi spekulasi media terkait potensi transaksi antara GOTO dan Grab, GoTo menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada suatu keputusan ataupun kesepakatan terkait hal tersebut,” kata Koesoemohadiani.

3. Klarifikasi Agenda RUPSLB 17 Desember

Di sisi lain, GOTO juga memberikan klarifikasi terkait rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember mendatang. Langkah ini diambil untuk meredam kekhawatiran pasar yang mungkin timbul.

Koesoemohadiani menegaskan agenda RUPSLB ini tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun, termasuk isu merger yang sedang beredar. Penyelenggaraan RUPSLB disebut murni sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

“Direktur Utama, Direksi, dan manajemen terus berkomitmen penuh untuk bertindak secara profesional serta mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan,” katanya. Informasi detail pemanggilan RUPSLB akan disampaikan pada 25 November 2025.

4. Fokus pada Performa Fundamental

Manajemen GOTO menegaskan bahwa perusahaan saat ini berada pada posisi terkuat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didukung oleh rencana strategis serta kemajuan signifikan menuju profitabilitas yang berkelanjutan, sesuai rilis kinerja kuartal terakhir.

Kinerja kuartal II-2025 (data terakhir yang dirilis Agustus 2025) memang menunjukkan rekor. GOTO berhasil mencatatkan EBITDA yang disesuaikan berbalik positif sebesar Rp427 miliar, membaik Rp491 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

EBITDA Grup juga positif selama tiga kuartal berturut-turut, mencapai Rp292 miliar. Laba usaha untuk pertama kalinya mencatat positif Rp21 miliar, seiring penurunan rugi bersih 77% (YoY) menjadi Rp222 miliar.

5. Dorongan Kinerja Segmen dan Inovasi

Kinerja GOTO didorong oleh segmen Financial Technology (Fintech) yang pendapatan bersihnya melonjak 76% menjadi Rp1,4 triliun. Segmen On-Demand Services (ODS) juga membukukan kenaikan EBITDA 264% menjadi Rp328 miliar.

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan pencapaian ini didorong strategi eksekusi yang konsisten. "Investasi kami di infrastruktur teknologi, termasuk migrasi cloud dan pengembangan strategi AI, membuat kami lebih gesit," ujarnya.

Pada kuartal II, GOTO merampungkan migrasi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud. Langkah ini diharapkan dapat memangkas biaya cloud tahunan lebih dari 50%, sekaligus memastikan seluruh data tersimpan di infrastruktur berbasis di Indonesia