Broker Kakap Kompak Serok CDIA di Tengah Pelemahan Harga
- Saham CDIA melemah, tapi kenapa broker kakap justru serok bawah? Pahami alasan di balik akumulasi besar di tengah kinerja laba yang meledak.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham emiten baru milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), menyajikan sebuah anomali yang sangat menarik. Setelah sempat melonjak 9,75% pada Senin lalu, harga sahamnya kini justru terkonsolidasi dan ditutup di level Rp1.475 pada perdagangan kemarin.
Namun, di saat harga sahamnya sedang melemah, sejumlah broker kakap justru terlihat 'turun gunung' dan melakukan aksi 'serok bawah' secara masif. Kepanikan ritel ternyata menjadi peluang bagi para 'pemain besar' untuk mengakumulasi saham ini di harga bawah.
Aksi borong ini terjadi tepat setelah perusahaan merilis rapor kinerja semester I-2025 yang hasilnya sangat fantastis. Lantas, apa yang dilihat oleh para broker kakap di balik saham ini? Mari kita bedah tuntas.
1. Aksi Borong Konsisten Para 'Pemain Besar'
Aksi 'serok bawah' kemarin bukanlah kejadian sesaat. Pada perdagangan Rabu, 17 September 2025, Semesta Indovesttercatat melakukan pembelian bersih (net buy) saham CDIA senilai Rp14,7 miliar, diikuti oleh UBS Sekuritas (Rp5,7 miliar) dan Mandiri Sekuritas (Rp5,6 miliar).
Data sebulan terakhir (17 Agustus – 17 September 2025) bahkan menunjukkan akumulasi yang lebih besar. Yakin Bertumbuh Sekuritas menjadi yang paling agresif dengan net buy mencapai Rp74 miliar di harga rata-rata Rp1.472.
2. 'Bensin' Utama: Laba Meledak 330% Jadi US$67,8 Juta
'Bensin' utama di balik kepercayaan para broker ini adalah rilis kinerja keuangan semester I-2025 yang luar biasa gemilang. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat meroket 330% menjadi US$67,84 juta, dari sebelumnya hanya US$15,77 juta.
Ledakan profitabilitas ini didorong oleh kenaikan pendapatan yang tak kalah kencang. Pendapatan usaha perusahaan berhasil tumbuh 41,9% menjadi US$66,87 juta. Pertumbuhan top-line dan bottom-line yang fantastis inilah yang menjadi fondasi utama optimisme pasar.
3. Bongkar 'Mesin Uang' CDIA
Di balik statusnya sebagai perusahaan induk, CDIA memiliki empat pilar bisnis operasional yang menjadi motor penggerak utamanya. 'Jantung' bisnis utamanya adalah penjualan daya listrik yang menyumbang US$44,11 juta.
'Armada' pendukungnya datang dari jasa sewa kapal yang meraup US$14,96 juta. Dua pilar lainnya adalah penjualan bahan bakar (US$5,04juta) dan sewa tangki serta dermaga (US$2,76 juta), menunjukkan model bisnis yang terintegrasi.
4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, anomali ini adalah 'contekan' atau petunjuk yang sangat berharga. Aksi 'serok bawah' yang dilakukan oleh para broker kakap di saat harga sedang melemah menunjukkan bahwa mereka melihat valuasi CDIA saat ini sudah sangat menarik.
Ini adalah pertarungan klasik antara kepanikan investor ritel jangka pendek melawan visi investor institusional jangka panjang. Para 'pemain besar' tampaknya lebih fokus pada fundamental bisnis yang meroket, daripada sekadar fluktuasi harga harian.
Kombinasi antara kinerja laba yang eksplosif dan akumulasi dari para broker besar adalah sinyal bullish yang sangat kuat. Investor kini menantikan apakah aksi 'serok bawah' ini akan mampu mendorong harga saham CDIA kembali ke tren naiknya.

Alvin Bagaskara
Editor
