Bahasa Saham yang Perlu Diketahui Gen Z Agar Enggak Cuma FOMO
- Biar ga pusing, kita bahas istilah saham dengan gaya santai dan relatable. Tujuannya simpel, biar lo bisa ngerti konsep dasarnya tanpa harus buka kamus tebal.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Generasi Z makin banyak yang kepo sama dunia investasi, terutama pasar saham. Bukan cuma karena pengen cuan tambahan, tapi juga biar ga ketinggalan tren finansial. Apalagi sekarang banyak konten edukasi saham yang berseliweran di TikTok, Instagram, sampe YouTube, bikin anak muda jadi penasaran buat coba.
Tapi masalahnya, begitu masuk ke “lapangan”, banyak istilah saham yang kedengerannya ribet banget. Ada yang bahasa Inggris, ada juga yang istilah teknis ala-ala “abang sekuritas”. Akhirnya, banyak Gen Z yang mikir, “Hah? Maksudnya apa sih? Kok kayak lagi belajar fisika kuantum?”
Nah, biar ga pusing duluan, kita bahas istilah saham dengan gaya santai dan relatable. Tujuannya simpel, biar lo bisa ngerti konsep dasarnya tanpa harus buka kamus tebal.
Dari “short selling” yang ibaratnya jual barang orang lain dulu, sampe “bluechip” yang kayaknya lebih aman buat pemula, semua bakal kita ulas dengan contoh sehari-hari.
Dengan paham istilah dasar, Gen Z bisa lebih pede ambil keputusan. Ga cuma ikut-ikutan temen atau FOMO karena liat konten viral. Ingat, saham itu bisa bikin cuan, tapi juga bisa bikin baper kalau asal masuk. Jadi, bekali diri dulu dengan ilmu, baru action
Short Buying (Short Selling) – Jual Tanpa Punya
Istilah ini merujuk pada aksi menjual saham yang sebenarnya belum dimiliki. Investor meminjam saham (biasanya dari sekuritas), menjualnya saat harga tinggi, lalu membelinya kembali ketika harga sudah turun.
Analogi sederhananya, seperti meminjam PS5 teman, dijual Rp8 juta, lalu membelinya kembali seharga Rp6 juta sebelum dikembalikan. Risiko terbesar adalah ketika harga justru naik, yang bisa membuat kerugian besar.
Long Position – Beli, Simpan, Cuan
Strategi ini dilakukan dengan membeli saham lalu menyimpannya dalam jangka panjang dengan keyakinan harga akan meningkat. Ibarat membeli sepatu edisi terbatas lalu menjualnya kembali setelah harganya melambung. Cocok bagi investor yang sabar dan tidak ingin terlalu sering memantau pasar.
Baca juga : Gelombang Aksi Gen Z di Asia, Jadi Kekuatan Politik Anyar
Bear Market vs Bull Market – Pasar Sedih atau Senang?
Ketika harga saham terus menurun, kondisi ini disebut bear market. Investor sering menyebutnya dengan istilah “porto berdarah.” Sebaliknya, bull market menggambarkan suasana pasar yang cerah, harga saham naik, dan banyak portofolio berwarna hijau.
Dividen – Bagi-Bagi Cuan
Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Analogi yang gampang: seperti mendapatkan THR dari perusahaan, bisa berupa uang tunai atau tambahan saham.
Lot – Satuan Beli Saham
Di pasar modal Indonesia, 1 lot sama dengan 100 lembar saham. Jadi ketika membeli 10 lot, artinya ada 1.000 lembar saham yang dimiliki. Banyak pemula sering salah paham, mengira 1 lot hanya satu lembar saham.
ATH (All-Time High) – Harga Tertinggi Sepanjang Masa
Ketika harga saham mencapai titik tertinggi sepanjang sejarahnya, kondisi itu disebut ATH. Misalnya saham perbankan yang harganya sedang berada di puncak, biasanya investor akan lebih berhati-hati membeli di level ini.
Resesi – Ekonomi Lagi Sedih Banget
Resesi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi minus, pengangguran meningkat, dan daya beli menurun. Dampaknya terhadap pasar saham biasanya negatif, dengan kecenderungan pasar masuk ke fase bear market.
Bluechip – Saham Safe Haven
Bluechip merujuk pada saham perusahaan besar, stabil, dan rajin membagikan dividen. Contohnya seperti BBCA, TLKM, atau UNVR. Saham ini kerap dianggap aman untuk pemula karena risikonya lebih rendah dibanding saham spekulatif.
Baca juga : Meski 2 Emiten Tambang Loyo, LQ45 Hari Ini 10 September 2025 Ditutup Naik ke 782,13
Rebound – Dari Merah Jadi Hijau
Istilah rebound digunakan ketika saham yang sempat turun tiba-tiba berbalik arah naik kembali. Banyak trader memanfaatkan momen ini untuk masuk dan berburu cuan.
Stop Loss – Batas Aman Kerugian
Stop loss adalah batas harga terendah yang ditentukan investor untuk menjual saham agar kerugian tidak semakin besar. Mekanisme ini penting agar tidak terjebak menjadi “bagholder,” yaitu terus memegang saham yang nilainya terus jatuh.
Bonus: Istilah Gaul Gen Z di Saham
Pasar saham juga punya kosakata gaul yang sering dipakai anak muda:
- Cuan: keuntungan atau profit.
- Tumbang: saham anjlok.
- Gorengan: saham yang harganya sengaja digerakkan naik turun cepat.
- Teman lama: saham yang sudah lama dipegang dan akhirnya menghasilkan keuntungan.
- Hold: menahan saham, tidak dijual.
- Cut loss: menjual rugi untuk menghindari kerugian lebih besar.
Bermain saham bukan sekadar ikut-ikutan tren, melainkan butuh pengetahuan. Belajarlah istilah dasar, gunakan modal kecil untuk awal, dan selalu pasang stop loss. Dengan begitu, peluang cuan makin besar, risiko bisa lebih terkontrol.
Generasi Z kini punya bekal istilah saham yang lebih santai namun tetap tepat. Harapannya, portofolio ke depan bisa selalu hijau, segar seperti lumut di musim hujan.

Muhammad Imam Hatami
Editor
