Tren Leisure

Perang Saudara Adidas vs PUMA: Kisah Rivalitas Kakak-Adik yang Membelah Kota

  • Pertikaian Adolf dan Rudolf Dassler melahirkan Adidas dan PUMA. Rivalitas kakak-beradik ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga membelah kota Jerman lebih dari 75 tahun.
Adidas.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di balik gemerlap dunia olahraga, tersimpan sebuah kisah 'perang saudara' paling legendaris dalam sejarah bisnis. Ini adalah cerita tentang bagaimana pertikaian dua kakak-beradik, Adolf dan Rudolf Dassler, tidak hanya melahirkan dua merek olahraga terbesar di dunia, Adidas dan PUMA, tetapi juga secara harfiah membelah kota kelahiran mereka di Jerman.

Persaingan sengit yang diwarnai oleh misteri, saling curiga, dan pengkhianatan ini menjadi fondasi dari rivalitas yang bertahan hingga lebih dari 75 tahun. Ini adalah kisah tentang bagaimana api permusuhan pribadi bisa menjadi 'bensin' pendorong inovasi dan ambisi yang tak terbatas.

Lantas, apa sebenarnya yang memicu 'perang saudara' ini dan bagaimana dampaknya terasa hingga hari ini? Mari kita bedah tuntas.

1. Awal Mula yang Harmonis: Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara

Kisah ini dimulai di kota kecil Herzogenaurach, Jerman. Dua bersaudara, Adolf "Adi" Dassler dan Rudolf "Rudi" Dassler, mendirikan perusahaan sepatu bersama bernama "Gebrüder Dassler Schuhfabrik" (Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara) pada tahun 1924.

Mereka adalah pasangan yang ideal. Adi adalah seorang pengrajin yang inovatif dan teliti dalam merancang sepatu, sementara Rudi adalah seorang penjual yang karismatik dan ahli dalam pemasaran. Bisnis mereka berkembang pesat, mencapai puncak kesuksesan saat atlet legendaris Jesse Owens memenangkan empat medali emas di Olimpiade Berlin 1936 dengan sepatu mereka.

2. Perpecahan Misterius di Tengah Perang Dunia II

Keharmonisan di antara kedua saudara ini mulai retak selama Perang Dunia II. Penyebab pasti perpecahan mereka tidak pernah terungkap secara jelas dan hingga kini masih menjadi misteri. Salah satu cerita yang paling populer adalah insiden di tempat perlindungan bom.

Saat serangan bom sekutu, Adi dan istrinya masuk ke tempat perlindungan yang sudah diisi oleh Rudi dan keluarganya. Adi dilaporkan berkata, "Bajingan-bajingan kotor itu kembali lagi," yang diduga merujuk pada pesawat sekutu, tetapi Rudi merasa ucapan itu ditujukan kepadanya.

Selain itu, ada juga teori mengenai kecurigaan pengkhianatan. Rudi, yang ditangkap oleh pasukan Amerika setelah perang, mencurigai bahwa Adilah yang melaporkannya sebagai anggota SS agar bisa mengambil alih perusahaan sepenuhnya.

3. Lahirnya Dua Raksasa di Dua Sisi Sungai

Akibat pertikaian yang tak kunjung usai, kedua bersaudara ini akhirnya memutuskan untuk berpisah dan membagi aset perusahaan pada tahun 1948. Adolf "Adi" Dassler mendirikan perusahaannya sendiri dengan menggabungkan nama panggilannya, lahirlah Adidas.

Sementara itu, Rudolf "Rudi" Dassler pindah ke seberang sungai dan mendirikan perusahaannya yang awalnya bernama "Ruda" (dari Rudolf Dassler). Nama ini kemudian ia ubah menjadi PUMA, terinspirasi dari hewan yang lincah dan cepat.

4. Persaingan Sengit yang Membelah Kota

Perseteruan ini tidak hanya terjadi di level perusahaan, tetapi juga meresap ke dalam kehidupan sosial kota Herzogenaurach. Kota itu terbelah menjadi dua kubu: kubu Adidas dan kubu PUMA. Karyawan dari kedua perusahaan tidak akan bergaul satu sama lain.

Kota ini bahkan mendapat julukan "Kota Leher Bengkok" karena penduduknya akan menunduk untuk melihat sepatu apa yang dikenakan orang lain sebelum memutuskan untuk berbicara. Persaingan ini semakin sengit di panggung olahraga, salah satunya adalah saat PUMA melanggar perjanjian "Pele Pact" dan berhasil mengontrak Pelé pada Piala Dunia 1970.

5. Akhir Pertikaian dan Warisan

Adolf dan Rudolf Dassler tidak pernah berdamai hingga akhir hayat mereka. Keduanya meninggal pada tahun 1970-an dan dimakamkan di pemakaman yang sama, tetapi di ujung yang saling berjauhan sebagai simbol terakhir permusuhan mereka.

Perseteruan pribadi kedua pendiri ini telah berakhir, namun persaingan bisnis antara kedua merek raksasa ini terus berlanjut di panggung global. Pada tahun 2009, 60 tahun setelah perpecahan terjadi, karyawan Adidas dan PUMA memainkan pertandingan sepak bola persahabatan sebagai simbol perdamaian.