Mengukur Pentingnya SDM Green Skill dalam Menunjang Transisi Energi
- Terungkap bahwa kebutuhan akan keterampilan berkelanjutan (green skills) mencapai angka mencengangkan, yaitu sekitar 40%. Sayangnya, hanya 13% dari angkatan kerja dunia yang memiliki keterampilan ini.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA - Era perkembangan ekonomi modern membawa siklus perekonomian yang semakin dinamis. Geliat ekonomi didukung dengan jumlah konsumsi energi yang semakin meningkat, hal tersebut menjadi menjadi sebuah kenyataan yang tak terhindarkan.
Dampak dari peningkatan penggunaan energi tidak hanya tercermin dalam pertumbuhan ekonomi, melainkan juga dalam peningkatan emisi gas rumah kaca per kapita.
Realitas ini membawa manusia menjadi semakin berpikir pentingnya penggunaan energi berkelanjutan. Meskipun manusia secara keseluruhan sedang beralih menggunakan energi berkelanjutan, tantangan dalam transisi energi dan implementasi program dekarbonisasi masih dihadapkan pada tiga aspek utama yaitu, pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan memegang. peranan kritis dalam menjawab tantangan peningkatan kualitas SDM sebagau salah satu aspek yang mendukung transisi energi.
Dilansir kabarbumn.com, Jumat, 10 November 2023, laporan terbaru dari LinkedIn Global Skills 2023, terungkap bahwa kebutuhan akan keterampilan berkelanjutan (green skills) mencapai angka mencengangkan, yaitu sekitar 40%. Sayangnya, hanya 13% dari angkatan kerja dunia yang memiliki keterampilan ini. Fakta ini menyoroti urgensi peningkatan kualitas pendidikan di sektor energi, dengan memperhatikan aspek inklusivitas dan kesetaraan, untuk memastikan bahwa lulusan dapat memenuhi tuntutan pasar global yang terus berkembang.
- Eddy Hiariej Resmi Tersangka Kasus Dugaan Gratifikasi
- Padat Karya Infrastruktur Permukiman Serap Hampir 70.000 Tenaga Kerja
- Pertamina EP Sukowati Field Galakkan Petani Swasembada Pupuk Organik
Meskipun terdapat pertumbuhan sebesar 12% dalam jumlah tenaga kerja di sektor keberlanjutan pada tahun 2023, realitanya masih jauh dari memadai. Tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan antara permintaan yang terus meningkat dan ketersediaan keahlian di bidang keberlanjutan yang hanya meningkat sebesar 22,7% setiap tahunnya.
Pentingnya kompetensi dalam sustainability skills tidak hanya bersifat urgensi belaka, tetapi juga kedepan akan memainkan peran kunci dalam mendukung visi Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2050. Hingga saat ini di Indonesia masih terdapat ketidakseimbangan signifikan antara kebutuhan pasar dan ketersediaan keahlian di lapangan.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ada, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Hal ini diperlukan agar dapat memastikan pendidikan yang merata dan inklusif, untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan keberlanjutan.
Pelatihan keahlian berkelanjutan juga perlu ditingkatkan agar angkatan kerja dapat merespons dengan efektif terhadap kebutuhan pasar yang semakin berubah menuju keberlanjutan.
Dengan mengatasi tantangan dalam hal pendanaan, pengembangan teknologi, dan kekurangan SDM, kita dapat membuka pintu lebar-lebar menuju peluang besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pendidikan dan pengembangan keahlian di bidang energi berkelanjutan bukan hanya sebuah kebutuhan, melainkan juga sebuah kewajiban untuk menjamin kelangsungan hidup manusia.

Amirudin Zuhri
Editor
