Ketahui NeoCov yang Diklaim Jadi Varian Baru COVID-19 oleh Ilmuwan China
- Ilmuwan dari Wuhan, China baru-baru ini menemukan virus COVID-19, NeoCoV yang disebut memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi dan menyebar melalui kelelawar di Afrika Selatan

Justina Nur Landhiani
Author


Ilustrasi bvirus Covid-19/Foto: Pixabay
(pixabay.com)JAKARTA - Ilmuwan dari Wuhan, China baru-baru ini menemukan virus COVID-19, NeoCoV yang disebut memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi dan menyebar melalui kelelawar di Afrika Selatan. Seperti yang dilansir dari Business Insider dan Deseret News, NeoCoV merupakan virus yang terkaitdengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS CoV).
MERS CoV merupakan keluarga coronavirus yang lebih besar dan merupakan salah satu dari tujuh coronavirus yang diketahui dapat menginfeksi manusia. MERS CoV juga pernah menyebabkan wabah besar di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan pada tahun 2010-an. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 35% dari pasien yang dilaporkan dengan infeksi MERS CoV telah meninggal dunia. NeoCoV sendiri adalah kemungkinan varian dari virus Corona khusus ini.
Seperti yang dilansir dari laman India Today, NeoCoV adalah kerabat MERS CoV yang pernah ditemukan pada kelelawar. NeoCoV secara efisien melalui beberapa jenis kelelawar yang memiliki sel reseptor ACE2 untuk menyebabkan infeksi. NeoCoV dapat menginfeksi sel ACE2 manusia setelah mutasi T510F.
- Ditawari Kapal Selam Type 214 Indonesia Tanya Kelas 209/1400, Canggih Mana?
- Ada Kemungkinan Terjadinya Crypto Winter, Investor Diperingatkan untuk Waspada
- Kabar Baik! Kasus COVID-19 di Indonesia Paling Terkendali di Asia
Para ilmuwan yang berbasis di Wuhan memperingatkan bahwa NeoCoV dapat menyebabkan masalah jika berpindah dari kelelawar ke manusia. Hal ini karena virus corona khusus tersebut tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19 atau MERS-CoV.
Studi tersebut juga menunjukkan adanya potensi ancaman NeoCoV untuk menginfeksi manusia, tapi masih tidak ada bukti bahwa sejauh ini telah dilakukan atau tidak ada indikasi mengenai seberapa parah penularannya.
- 7 Tanda Kesehatan Finansial Anda Semakin Kuat, Cek Sekarang!
- Start Up Minuman Haus! Raih Pendapatan Rp250 Miliar Selama 2021
- Jalan Tol Cisumdawu Seksi I Cileunyi-Pamulihan Beroperasi Hari Ini
Seperti yang dilansir dari laman The Independent, tes laboratorium menunjukkan bahwa kemampuan virus NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk. Masih diperlukan lebih banyak data yang dapat mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahannya. Menurut ahli virus di Universitas Warwick, Profesor Lawrence Young mengatakan bahwa infeksi sel manusia dengan virus NeoCoV ini sangat tidak efisien. Meski begitu, masih tetap perlu waspada terkait penyebaran infeksi virus corona dari hewan terutama dari kelelawar ke manusia.

Rizky C. Septania
Editor
