Harga Tiket Konser Selangit, Inggris Siap Akhiri Praktik Calo
- Pemerintah Inggris mengambil langkah tegas terhadap praktik-praktik merugikan dalam penjualan kembali (resale) tiket acara langsung dengan harga di atas harga asli.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Pemerintah Inggris mengambil langkah tegas terhadap praktik-praktik merugikan dalam penjualan kembali (resale) tiket acara langsung dengan harga di atas harga asli.
Dilansir dari BBC, pembatasan terhadap calo tiket menjadi salah satu janji kampanye pemerintah Partai Buruh, karena para penggemar mengeluhkan harga tiket hasil penjualan ulang yang melonjak tajam.
Keputusan ini diumumkan seminggu setelah puluhan artis, seperti Sam Fender, Dua Lipa, dan Coldplay, mendesak Perdana Menteri Keir Starmer untuk melindungi penggemar dari eksploitasi.
Hal ini juga bertujuan memberantas praktik calo tiket dan situs resale yang selama ini menjual tiket jauh di atas harga yang ditetapkan, dan disebut akan menghemat triliunan rupiah bagi para penggemar yang kerap datang menonton acara langsung, mulai dari konser musik hingga pertandingan sepak bola.
Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (DCMS) secara resmi mengumumkan niatnya untuk mengakhiri praktik calo tiket dalam skala industri ini. Langkah tersebut, diperkirakan akan membuat harga tiket resale rata-rata £37 (Rp750.000) lebih murah, sehingga penggemar bisa menghemat £112 juta (sekitar Rp2,2 triliun) per tahun.
Platform resale tiket juga akan memiliki kewajiban hukum untuk memantau dan menegakkan peraturan baru ini.
CEO UK Music Tom Kiehl menekankan, pembatasan harga tiket di pasar sekunder sangat penting untuk melindungi industri dan para penggemar dari harga yang mencekik.
“Industri musik itu sendiri bernilai 8 miliar poundsterling bagi perekonomian, dan bergantung pada hubungan yang kuat antara penggemar musik dan artis. Dan apa yang kita miliki saat ini adalah pasar resale yang tidak berfungsi,” kata Ki3hl kepada program Today di BBC Radio 4.
Dilansir dari Financial Times, keuntungan besar yang diperoleh para resale tiket mencuat tahun lalu ketika ribuan penggemar Oasis mengeluhkan tingginya biaya untuk mendapatkan tiket konser band tersebut pada 2025. Beberapa tiket konser Oasis di Wembley Stadium, London, bahkan dijual lebih dari £4.000, jauh melebihi harga aslinya.
Rancangan undang-undang baru yang tengah disusun pemerintah Partai Buruh juga akan membatasi biaya layanan yang dikenakan platform penjualan ulang, guna mencegah batas harga tiket disiasati melalui penambahan biaya tersembunyi.
Para menteri juga berupaya membuat praktik resale tiket dalam jumlah melebihi kuota pembelian awal menjadi tindakan ilegal, sebagai langkah menghentikan praktik percaloan berskala besar yang memanfaatkan bot untuk memborong tiket dalam jumlah besar.
Perubahan yang diusulkan tersebut diperkirakan akan menjadi pukulan bagi platform penjualan tiket sekunder populer seperti Viagogo dan StubHub.
Saham StubHub, yang beroperasi dengan nama StubHub di Amerika Utara dan Viagogo di wilayah lainnya turun hampir 14% pada hari Senin, 17 November 2025.
Platform penjualan ulang berpendapat bahwa pembatasan kenaikan harga dapat memicu munculnya pasar gelap tiket yang tidak legal.
Seorang juru bicara StubHub International yang merupakan entitas terpisah dari StubHub dan menangani penjualan kembali tiket di Inggris, Jerman, serta sejumlah negara Eropa lainnya mengkritik rencana pemerintah Inggris tersebut.
Menurut mereka, jika ada batas harga di pasar yang diatur, transaksi tiket akan berpindah ke pasar gelap. Ketika pasar yang diatur berubah menjadi pasar gelap, konsumenlah yang akan dirugikan.
Beberapa anggota parlemen dan kelompok industri juga berpendapat bahwa pembatasan harga tiket hasil penjualan ulang dapat mengurangi perlindungan bagi konsumen.
Namun, para penggemar justru semakin frustrasi karena perantara menjual tiket dengan harga yang terus melonjak.
Kemarahan publik atas harga tiket tur reuni Oasis mendorong para menteri meluncurkan konsultasi pada Januari lalu untuk mencari opsi penindakan, yang awalnya berfokus pada usulan batas harga maksimal 30% di atas harga asli tiket.
Namun, pengumuman pada Rabu ini akan melangkah lebih jauh, dengan menerapkan larangan total atas penjualan kembali tiket konser, acara olahraga, komedi, dan teater dengan harga melebihi harga aslinya.
Aturan baru tersebut diperkirakan dapat memangkas hingga £40 dari harga rata-rata tiket hasil penjualan ulang, sehingga menghemat puluhan juta poundsterling bagi para penggemar setiap tahunnya.
Dalam pernyataan minggu lalu, sejumlah artis termasuk Coldplay, Dua Lipa, Mogwai, dan Radiohead mendesak Perdana Menteri Sir Keir Starmer untuk menetapkan batas harga penjualan ulang tiket serta menindak situs-situs merampas dan merugikan yang dimanfaatkan para calo.
Menurut Let’s Stamp it Tout, sebuah kampanye yang digagas Virgin Media O2 dan juga bagian dari FanFair Alliance, yang terdiri dari manajer dan tim artis seperti Arctic Monkeys dan Ed Sheeran, praktik percaloan membuat penonton konser merugi sekitar £145 juta per tahun akibat harga tiket yang dinaikkan.
Mereka menyebutkan bahwa satu dari lima tiket berakhir di platform penjualan ulang.
- Baca Juga: Escape Economy ala Gen Z: Tiket Konser Rp8 Juta Ludes di Tengah PHK Massal, Apa Motivasinya?
Analisis Virgin Media O2 terhadap situs-situs resale pada musim panas ini menunjukkan bahwa tiket untuk artis seperti Diana Ross, Oasis, dan Lady Gaga di London dijual kembali dengan harga rata-rata hingga 490% di atas harga aslinya.
Penelitian mereka juga menemukan, para pedagang yang menjual lebih dari 100 tiket per tahun menyumbang lebih dari 82% tiket yang beredar di situs penjualan ulang untuk konser Billie Eilish, menggambarkan betapa masifnya aktivitas calo tiket berskala industri tersebut.

Distika Safara Setianda
Editor
