Tren Leisure

Cermin Solidaritas Warga ASEAN dari Gerakan Berbagi Makanan untuk Ojol

  • Aksi demonstrasi di Indonesia beberapa hari terakhir menarik perhatian dunia. Sejumlah warga lintas negara ASEAN menunjukkan solidaritas mereka lewat berbagi makanan untuk para pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia.
Warga negara ASEAN bantu Indonesia, SEABLINGS.
Warga negara ASEAN bantu Indonesia, SEABLINGS. (Twitter (X) @dittameliaa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di tengah situasi genting Indonesia, dengan gelombang aksi demonstrasi yang meluas di berbagai kota, aktivitas masyarakat sehari-hari menjadi terganggu.

Aksi demonstrasi di Indonesia beberapa hari terakhir menarik perhatian dunia. Sejumlah warga lintas negara ASEAN menunjukkan solidaritas mereka lewat berbagi makanan untuk para pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia.

Aksi solidaritas tersebut menggema di media sosial usai cuitan salah satu pengguna Twitter (X) @sighyam atau yang akrab disapa Yammi. Yammi sendiri seorang PR specialist asal Thailand yang aktif di lingkup ASEAN. 

Dalam postingannya di X, ia menginformasikan warga negara lain bisa memesan makanan hingga obat-obatan untuk masyarakat Indonesia melalui aplikasi Grab.

“Teman-teman, aku baru tahu kalau kalian bisa mendukung pengemudi Grab Indonesia yang masih berada di jalan karena Grab memungkinkan kalian melakukan pengantaran di negara-negara Asia Tenggara lainnya?? Okeeeeee,” cuit Yammi, Sabtu, 30 Agustus 2025.

Ia membagikan panduan serta mengingatkan untuk tidak memesan produk yang mengandung babi dan alkohol, dan tetapkan titik antar yang jauh dari kantor polisi. “Pilih makanan dan minuman yang mudah dibagikan. Sebelum menekan tombol pesan, Anda perlu memberikan instruksi ini. ‘Tolong bagikan makanannya ke driver-driver di jalan,’” tulisnya.

Selain makanan, ia mendorong agar pemesan turut mengirimkan perlengkapan medis, seperti kotak P3K, yang bisa diperoleh melalui layanan GrabMart. Para warga dari Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei, Austria, Korea Selatan hingga Amerika turut membantu warga Indonesia.

Seorang warganet mengusulkan agar makanan yang dipesan dalam aksi solidaritas lebih baik dibeli dari pedagang kecil atau UMKM, bukan dari restoran besar. Yammi sependapat dengan usulan tersebut karena dinilai dapat membantu lebih banyak pihak, khususnya para pelaku usaha kecil.

Tampak para driver ojol menerima berbagai kiriman, mulai dari nasi bungkus, mi, ayam geprek, pizza, nasi padang, martabak, kopi, air mineral, vitamin, hingga perlengkapan medis. Nilai pesanan beragam, ada yang mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Sering kali, para pemesan juga menyertakan doa agar para ojol senantiasa dalam keadaan selamat dan kondisi Indonesia segera kembali damai. “Ketika yang disebut antek asing lebih berempati daripada pemerintahan kita sendiri,” komen salah satu pengguna X.

“Makanan gratis yang ini membuat hubungan ASEAN semakin dekat, memberdayakan usaha di Indonesia, menyasar orang yang tepat, tidak beracun, menggambarkan lemahnya rupiah, dan yang paling penting menyebarkan kebaikan,” cuit netizen lainnya.

Bahkan ada juga warga Malaysia yang merekomendasikan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia. “Ini adalah beberapa rekomendasi pekerjaan untuk orang Indonesia. Namun, pekerjaan ini berbasis di Malaysia. 

Hal ini mungkin akan sangat membantu jika kamu memang sudah berencana untuk bekerja di luar Indonesia.” “19 juta pekerjaan itu dibantu oleh tetangga. Makasih,” balas salah satu pengguna X.

Meski terpisah oleh batas-batas negara dan perbedaan bahasa, warga tetap dipersatukan oleh kemanusiaan. Di tengah kondisi Indonesia yang sedang tidak kondusif, justru solidaritas muncul dari sesama warga lintas negara.

Hal tersebut memperkuat semangat solidaritas sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendukung kepada driver ojol di Indonesia.

Gelombang solidaritas bagi para pengemudi ojek online mencuat setelah kematian Affan Kurniawan, seorang driver ojek online, meninggal dunia setelah ditabrak kendaraan taktis (Rantis) Brimob pada Kamis, 28 Agustus 2025, di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat.