Tren Inspirasi

Kisah Sukses UMKM Kopi Frinsa: dari Pangalengan Tembus Pasar Dunia Berkat BNI Xpora

  • Tapi perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Mengembangkan UMKM untuk ekspor itu butuh modal, strategi, dan tentu saja, jejaring pasar global. Di sinilah BNI hadir melalui program BNI Xpora. Program ini bukan cuma kasih dana, tapi juga menyediakan bimbingan (advisory), business matching, dan event internasional yang membuka peluang usaha lebih luas.
WhatsApp Image 2025-06-26 at 09.11.06 (1).jpeg
Ilustrasi Kopi Frinsa. (dok. BNI)

JAKARTA - Bagi kamu yang sedang membangun bisnis UMKM dan punya mimpi menembus pasar global, kisah sukses Java Frinsa Estate ini layak jadi inspirasi. Berawal dari sebuah lahan di daerah pegunungan Pangalengan, Jawa Barat, Wildan Mustofa berhasil membuktikan bahwa UMKM Indonesia punya daya saing untuk go internasional—asal didukung dengan kualitas, konsistensi, dan komitmen.

Kini, berkat program BNI Xpora, kopi produksi Frinsa tak hanya diminati pasar lokal, tapi sudah rutin diekspor ke berbagai negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang, hingga Australia. Bahkan, nilai ekspor tahunannya menembus angka US$1 juta. Gokil, kan?

Semua bermula dari tahun 1993 ketika Wildan mulai menekuni dunia pertanian. Tapi titik baliknya datang pada 2010 saat ia memutuskan untuk mengubah lahan yang tadinya ditanami tanaman musiman dan rawan longsor, menjadi kebun kopi berkelanjutan.

Langkah ini bukan hanya menyelamatkan tanah dari kerusakan, tapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Bersama petani lokal dan partner-nya, Hikmah Farm, Wildan mendirikan CV Frinsa Argolestari dan mulai serius mengembangkan kopi spesialti. Mereka fokus pada pertanian ramah lingkungan dan mulai membangun branding dengan pendekatan digital.

Strategi ini ternyata berhasil besar. Pasar mulai melirik, apalagi dengan variasi kopi yang unik seperti Sigararutang, Gayo 1 & 2, Kopyol, Musda, Kaptora, sampai hibrida modern. Dengan kualitas yang konsisten, Frinsa mulai ekspor perdana pada 2015. Sejak saat itu, dunia mulai mengenal rasa khas kopi dari pegunungan Pangalengan.

BNI Xpora: Pendamping UMKM Naik Kelas

Tapi perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Mengembangkan UMKM untuk ekspor itu butuh modal, strategi, dan tentu saja, jejaring pasar global. Di sinilah BNI hadir melalui program BNI Xpora. Program ini bukan cuma kasih dana, tapi juga menyediakan bimbingan (advisory), business matching, dan event internasional yang membuka peluang usaha lebih luas.

“Fokus utama program ini pada 2025 adalah advisory dan penyelenggaraan event bisnis yang berdampak langsung pada daya saing dan pengembangan bisnis UMKM,” jelas Okki Rushartomo melalui pernyataan tertulis untuk awak media, dikutip Kamis, 26 Juni 2025.

Baca juga: Dari Tradisional ke Digital: Cara UMKM Bertransformasi Lewat Kecerdasan Buatan

BNI memberikan dukungan konkret ke Frinsa, mulai dari pinjaman investasi Rp200 juta, modal kerja Rp1,9 miliar, sampai fasilitas kredit ekspor senilai Rp6 miliar. Berkat dukungan ini, Frinsa mampu mengirim empat kontainer kopi ke Eropa dan dua kontainer ke AS dalam satu tahun.

"Nilai ekspor kami mencapai US$1 juta dengan pengiriman kopi sebanyak empat kontainer ke Eropa dan dua kontainer ke Amerika Serikat," ujar Wildan melalui pernyataan tertulis untuk awak media, dikutip Kamis, 26 Juni 2025.

Kopi yang Dihargai Dunia

Kualitas kopi Frinsa bukan isapan jempol. Mereka sudah mengoleksi segudang penghargaan, seperti juara 2 Cupping Contest-6 pada 2014, runner-up Coffee Auction SIAL Interfood tahun 2015, hingga Gold Medal dari Nelsen Australia pada 2018. Semua ini makin memperkuat posisi Frinsa sebagai produsen kopi spesialti kelas dunia.

Selain menghasilkan produk berkualitas, Frinsa juga peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Mereka mempekerjakan 30 karyawan tetap, 10 staf administrasi, dan tenaga kerja musiman saat masa panen. Artinya, bisnis ini bukan cuma cuan, tapi juga menciptakan dampak ekonomi di desa.

UMKM Lokal, Kelas Global

Apa yang dilakukan BNI melalui program Xpora bersama Frinsa adalah contoh nyata bahwa UMKM Indonesia punya masa depan cerah di pasar global. Bukan hanya soal kopi, tapi semua potensi lokal—mulai dari makanan, kerajinan tangan, sampai produk digital—punya peluang besar untuk bersaing di luar negeri kalau ada ekosistem yang mendukung.

Langkah BNI ini menunjukkan bahwa pendampingan UMKM bukan sekadar jargon. Ini adalah misi jangka panjang yang bisa mengubah wajah ekonomi desa dan kota. Dan buat kamu anak muda yang lagi bangun bisnis, jangan ragu untuk bermimpi besar. Karena dari desa pun, kita bisa mendunia.